Solok (ANTARA) - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Indra Exploitasia mengatakan pembangunan dan konservasi dapat berjalan beriringan.

"Ekologi dan ekonomi adalah hal wajib dijaga, dimana hutan harus tetap lestari, pembangunan ekonomi terlaksana, dan masyarakat sejahtera, dimana kunci untuk mewujudkannya adalah sinergi," kata Indra pada kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh pendamping desa binaan dan masyarakat mitra polisi hutan (polhut), sekaligus peresmian camping ground Bukit Bontak dan pintu jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan, di Padang Aro, Kamis.

Menurut dia, koordinasi hal paling gampang diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan dan ke depan harapannya kolaborasi dilaksanakan lebih baik.

Dia menyebutkan dalam pengelolaan tapak hutan memerlukan SDM. Untuk itu, lanjutnya, kualitas penyuluh harus ditingkatkan dan juga dibekali teknologi, sehingga bukan hanya kuantitas yang dilihat.

Ketika penyuluh dinilai dari kinerjanya, kata dia, maka mereka mencatatkan nilai transaksi ekonomi pada desa yang dibina.

Untuk Sumatera Barat (Sumbar), menurut dia, ada Rp1,3 miliar nilai transaksi ekonomi dari konservasi dan harus ditingkat lagi melalui pengembangan usaha yang berbasis lingkungan.

"Nilai transaksi ekonomi tidak hanya dari desa binaan, tetapi juga desa di sekitarnya," ujar Indra.

Dia menyebutkan terdapat 323 desa di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. "Ini tantangan bagi kami agar desa ini bisa mandiri dan berkontribusi dan penyuluh menjadi ujung tombak agar desa-desa ini mandiri," ujarnya.

Bupati Solok Selatan Khairunas berharap terdapat pertumbuhan ekonomi baru melalui jalur pendakian Gunung Kerinci dari kabupaten itu.

"Ini bukan hanya sekedar jalur pendakian, tetapi pintu masa depan akses pariwisata dan pemberdayaan masyarakat Solok Selatan," ujarnya.


Pewarta : Rahmatul Laila
Editor :
Copyright © ANTARA 2025