Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) melibatkan 200 ribu warga setempat untuk melaksanakan simulasi gempa dan tsunami pada 5 November 2025 sebagai salah satu bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.

"Jika tak ada aral melintang, simulasi digelar pada 5 November 2025. Simulasi ini akan melibatkan warga di kecamatan yang terbilang rawan bencana gempa dan tsunami," kata Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Harmadi Algamar di Padang, Senin.

Beberapa kecamatan yang akan mengikuti simulasi gempa dan tsunami, yakni Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, Nanggalo, Padang Barat, Padang Selatan, Padang Timur, dan Padang Utara.

"Ketika simulasi nanti kita harus pastikan tidak ada kejadian, seperti kecelakaan dan lainnya, semua harus zero accident," kata dia.

Berdasarkan kajian risiko bencana Kota Padang pada 2023, seluruh kecamatan yang akan mengikuti simulasi tersebut berisiko terdampak bencana gempa maupun tsunami.

Oleh karena itu, pelibatan masyarakat mengenai simulasi di delapan kecamatan yang meliputi 55 kelurahan harus dilakukan dengan baik agar kesiapsiagaan bisa dilakukan sejak kini.

"Pelaku simulasi nantinya melibatkan siswa sekolah dasar, menengah dan tingkat atas. Kemudian mahasiswa di perguruan tinggi, hotel, rumah sakit, perusahaan swasta, pasar dan sebagainya," kata dia.

Rencana pada 5 November 2025,  pukul 10.00 WIB sirene simulasi tanda gempa bumi akan dibunyikan selama satu menit. Pada saat itu, warga diminta untuk menyelamatkan diri yakni mencari tempat aman. Setelah itu, warga menuju titik kumpul dan mengecek keadaan dan kondisi anggota lainnya.

"Kita berharap dengan simulasi ini dapat terwujud peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengenali tanda gempa berpotensi tsunami, evakuasi mandiri, arahan evakuasi, dan koordinasi antarpengendali evakuasi di lapangan," harap dia.

Saat ini, terdapat sejumlah daerah yang merupakan titik aman atau zona hijau tsunami. Daerah itu di antaranya Lubuk Minturun, Aie Pacah, Sungai Sapih, Ampang, Lubuk Begalung, Simpang Haru, Sawahan, Sawahan Timur dan Gunung Pangilun.

"Melalui simulasi itu nanti kita akan mengetahui sekaligus mengevaluasi simulasi bencana yang selama ini kita lakukan," ucapnya.


Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor :
Copyright © ANTARA 2025