Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melakukan pendekatan sistematik, terpadu dan menyeluruh untuk menekan angka kemiskinan dan stunting setelah data nama dan alamat diperoleh secara lengkap.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappelitbangda Pasaman Barat Ikhwanri di Simpang Empat, Rabu, mengatakan pihaknya telah memadankan data Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) dari Dinas Kesehatan dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Kemenko PMK.
Hasil pemadanan tersebut, katanya, menunjukkan pada tahun 2024 ada 31 balita tinggal di rumah yang tidak layak huni, 68 balita tidak memiliki akses terhadap jamban layak, 56 balita tidak memiliki sumber air minum layak, dua balita tidak memiliki sumber penerangan listrik PLN dan 31 balita masih tinggal bersama orang tua yang memasak menggunakan kayu bakar.
"Dengan adanya data yang sudah dipadankan, diharapkan intervensi dapat dilakukan secara lebih tepat sasaran karena data tersebut sudah dilengkapi dengan nama dan alamat yang jelas," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
"Semua pihak harus terlibat secara terencana dan terpadu dalam menyusun serta melaksanakan langkah-langkah strategis untuk mengatasi kemiskinan dan stunting di Pasaman Barat," ujarnya.
Dia menjelaskan sesuai data BPS 2024 angka kemiskinan di Pasaman Barat tercatat sebesar 7,00 persen setara dengan 34.600 jiwa.
Angka kemiskinan ekstrem mencapai 0,71 persen atau setara dengan 3.410 jiwa pada 2024.
Adapun prevalensi stunting berhasil diturunkan dari 35,5 persen menjadi 29,7 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Dia menegaskan Pemkab Pasaman Barat sangat serius dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan stunting. Hal ini terbukti dengan diraihnya penghargaan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Manusia serta Kepala BKKBN sebagai kabupaten terbaik dalam pemanfaatan data hasil pendataan keluarga tahun 2024.
Penghargaan ini diberikan karena Pasaman Barat telah memadankan data P3KE dengan data e-PPGBM secara optimal.
"Pada 2025 persoalan penanganan kemiskinan dan stunting akan semakin dioptimalkan dengan lintas sektor dinas yang ada," sebutnya. ***3***