Padang (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), Kementerian Keuangan, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat perekonomian provinsi setempat tumbuh positif sebesar 4,33 persen pada triwulan III 2024 secara year on year (yoy).

"Ekonomi Sumatera Barat tumbuh positif namun masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95 persen secara yoy," kata Kepala Kanwil DJPb Kemenkeu Provinsi Sumbar Syukriah di Padang, Selasa.

Secara nominal, pada periode tersebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ranah Minang mencapai Rp83,52 triliun (atas dasar harga berlaku), atau Rp49,97 triliun (atas dasar harga konstan). Secara umum pertumbuhan ekonomi di daerah itu berada pada urutan ketujuh dari 10 provinsi di Pulau Sumatera.

Dari angka pertumbuhan ekonomi tersebut Syukuriah menyebutkan inflasi Provinsi Sumbar sebesar 1,65 persen (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,71 persen (yoy). Namun, secara bulanan inflasi Sumbar sebesar 0,11 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,08 persen.

Dalam laporan DJPb neraca perdagangan di Provinsi Sumbar selama September 2024 tercatat surplus sekitar Rp1,5 triliun. Akan tetapi angka itu turun jika dibandingkan periode Agustus maupun tahun sebelumnya. Penyebabnya ialah harga komoditas unggulan yang masih berfluktuasi di pasar global.

Selain pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan, DJPb juga mencatat kinerja
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di Sumbar masih terjaga dan stabil hingga akhir Oktober 2024. Kendati demikian, terdapat kontraksi dari sisi penerimaan. Total pendapatan negara yang telah dipungut sebesar Rp6,55 triliun.

Ia menambahkan total belanja negara yang telah direalisasikan yakni mencapai Rp27,87 triliun atau tumbuh 9,77 persen. Selisih pendapatan dan belanja tersebut menghasilkan defisit regional sebesar Rp21,32 triliun atau meningkat 13,18 persen dari tahun 2023.


Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024