Kota Payakumbuh (ANTARA) - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) RI bersama organisasi pendidikan Q-Vici menghadirkan e-library atau perpustakaan digital untuk meningkatkan literasi dan minat baca di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"E-Library ini ditujukan untuk meningkatkan minat baca anak-anak di LPKA di mana dan kapan saja," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumbar Dwinastiti di Payakumbuh, Sumbar, Rabu.
Dia mengatakan e-library di LPKA Kelas II Payakumbuh merupakan perpustakaan digital kedua yang dihadirkan Q-Vici bersama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Sebelumnya pada September 2024 organisasi yang fokus pada aspek pendidikan itu telah meluncurkan e-library di LPKA Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia menyampaikan bahwa e-library merupakan salah satu terobosan Kementerian Imigrasi bersama Q-Vici untuk menjamin setiap anak-anak di LPKA tetap mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.
"Hal ini sejalan dengan visi LPKA di tanah air mewujudkan pendidikan yang berkualitas, dan berkesinambungan bagi anak yang berkonflik dengan hukum agar menjadi insan yang beriman dan berakhlak mulia, mandiri, terampil serta bertanggung jawab," ujarnya.
Senada dengan itu, Perwakilan Q-Vici, Anita mengatakan lahirnya perpustakaan digital di LPKA Kelas II Payakumbuh merupakan salah satu ikhtiar dalam menjamin setiap anak yang berhadapan dengan hukum agar tetap mengenyam pendidikan tanpa ada perbedaan dari sekolah umum.
Selain itu, kata dia, perpustakaan elektronik ini merupakan salah satu solusi nyata dalam mencerdaskan anak bangsa tanpa harus tersentuh dengan jaringan internet. Sebab, e-library yang menyediakan ribuan judul buku ini dapat difungsikan tanpa menggunakan internet.
Anita mengatakan gagasan e-library ini merupakan kelanjutan dari kerja sama antara Q-Vici dengan Pendidikan.Id yang awalnya fokus pada penulisan buku yang kemudian diterbitkan ke Google.
Penerapan perpustakaan digital yang didukung gawai berupa tablet itu menyediakan materi-materi paket A, B dan C serta materi tentang prakerja. Bahkan, di dalamnya terdapat bahan ajar terkait finansial.
"Jadi, harapannya setelah anak membaca pada e-library mereka bisa mulai berpikir apa yang dikerjakan harus bisa menghasilkan untuk hal-hal positif," ujar dia.
"E-Library ini ditujukan untuk meningkatkan minat baca anak-anak di LPKA di mana dan kapan saja," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumbar Dwinastiti di Payakumbuh, Sumbar, Rabu.
Dia mengatakan e-library di LPKA Kelas II Payakumbuh merupakan perpustakaan digital kedua yang dihadirkan Q-Vici bersama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Sebelumnya pada September 2024 organisasi yang fokus pada aspek pendidikan itu telah meluncurkan e-library di LPKA Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia menyampaikan bahwa e-library merupakan salah satu terobosan Kementerian Imigrasi bersama Q-Vici untuk menjamin setiap anak-anak di LPKA tetap mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.
"Hal ini sejalan dengan visi LPKA di tanah air mewujudkan pendidikan yang berkualitas, dan berkesinambungan bagi anak yang berkonflik dengan hukum agar menjadi insan yang beriman dan berakhlak mulia, mandiri, terampil serta bertanggung jawab," ujarnya.
Senada dengan itu, Perwakilan Q-Vici, Anita mengatakan lahirnya perpustakaan digital di LPKA Kelas II Payakumbuh merupakan salah satu ikhtiar dalam menjamin setiap anak yang berhadapan dengan hukum agar tetap mengenyam pendidikan tanpa ada perbedaan dari sekolah umum.
Selain itu, kata dia, perpustakaan elektronik ini merupakan salah satu solusi nyata dalam mencerdaskan anak bangsa tanpa harus tersentuh dengan jaringan internet. Sebab, e-library yang menyediakan ribuan judul buku ini dapat difungsikan tanpa menggunakan internet.
Anita mengatakan gagasan e-library ini merupakan kelanjutan dari kerja sama antara Q-Vici dengan Pendidikan.Id yang awalnya fokus pada penulisan buku yang kemudian diterbitkan ke Google.
Penerapan perpustakaan digital yang didukung gawai berupa tablet itu menyediakan materi-materi paket A, B dan C serta materi tentang prakerja. Bahkan, di dalamnya terdapat bahan ajar terkait finansial.
"Jadi, harapannya setelah anak membaca pada e-library mereka bisa mulai berpikir apa yang dikerjakan harus bisa menghasilkan untuk hal-hal positif," ujar dia.