Padang (ANTARA) - Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) nomor urut 03 yakni Hendri Septa dan Hidayat melakukan kunjungan ke Kantor LKBN Antara Biro Sumbar di Padang pada Senin (18/11).
Dalam kunjungan tersebut keduanya disambut langsung oleh Kepala Biro Antara Sumbar Irwan Arfa beserta jajaran, sambil menggali lebih dalam apa yang disiapkan oleh pasangan tersebut ketika diamanahkan memimpin Kota Padang pada lima tahun ke depan yakni 2024-2029.
Hendri Septa menyampaikan bahwa mereka ingin menjadikan Kota Padang sebagai kota metropollitan yang lebih maju, dan berkelanjutan, tapi tidak lepas dari basis keimanan dan Taqwa.
"Kami yakin bisa menjadikan Padang sebagai kota metropolitan yang sejajar dengan kota-kota besar di Indonesia, muaranya adalah meningkatkan ekonomi, memajukan pendidikan, kebudayaan, serta infrastruktur," katanya didampingi langsung oleh Hidayat.
Ia memaparkan ada tiga poin untuk menjadikan Kota Padang maju, pertama adalah menghadirkan pendidikan yang unggul berbasiskan ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaqwaan, kedua adalah sektor kesehatan yang berkualitas, dan ketiga mampu mewujudkan ekonomi yang mandiri.
"Kami ingin membuat Padang menjadi Kota Padang yang memberikan kesenangan, kebahagiaan, serta kegembiraan bagi masyarakat maupun para tamu yang datang dari luar daerah," katanya,
Lebih lanjut ia menjelaskan dengan label Metropolitan Padang juga nantinya dapat bermanfaaat bagi kota-kota lain yang ada di provinsi Sumbar, terutama daerah terdekat.
Hendri mengatakan dalam upaya mewujudkan kota metropolitan itu pihaknya berwacana untuk mengintegrasikan Padang dengan daerah tetangga yakni yang disebut Palapa (Padang, Lubuk Alung dan Padangpariaman) untuk membuat koneksivitas.
Sementara wakilnya yakni Hidayat menambahkan bahwa misi yang mereka susun sudah melibatkan para pakar dan ahli sehingga memiliki dasar, pertimbangan, serta perencanaan yang matang.
Ia mengatakan terwujudnya Padang metropolitan akan menjadikan Padang sebagai kota yang terus berkembang sebagai pusat perekonomian, pendidikan, dan kebudayaan yang didukung oleh teknologi informasi, serta terkoneksi dengan kabupaten atau kota lain.
Menurutnya syarat sebuah kota untuk menjadi metropolitan warganya harus berjumlah satu juta lebih, oleh karena itu perlu dilakukan koneksivitas dengan daerah terdekat yakni Padangpariaman demi mencapai tujuan bersama.
"Intinya kota ini adalah kota yang nyaman untuk bersama, konektivitas yang dilakukan layaknya daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang ada di Pulau Jawa," jelasnya.
Bersamaan dengan hal itu maka akan ada juga tata ruang yang terkoneksi dengan kabupaten kota lain, mulai dari terkoneski secara fungsional transportasi, air, fasilitas umum, kebutuhan bahan pokok, dan lainnya.
Namun demikian, tegas Hidayat, kota metropolitan yang hendak dituju itu tidak boleh melunturkan nilai-nilai, jati diri serta karakter yang sudah dimiliki Padang sejak lama.
"Oleh karena itu kami tetap menyertakan keimanan dan ketaqwaan dalam mewujudkan kota Metropolitan, semua demi menjaga karakter dan jati diri. Bentengnya adalah "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah"," jelasnya.
Dalam rangka penjagaan identitas itu mereka selaku pimpinan daerah akan menancapkan pembelajaran kearifan lokal ke generasi muda sejak dari pendidikan dasar yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) dan SMP.
Ia mengatakan Hendri Septa yang merupakan petahana sudah menerapkan itu dalam sistem pendidikan di Padang selama ini, nantinya akan dibarengi dengan pemberian insentif kepada guru-guru, serta budayawan.
"Ini perlu untuk membedakan karakter kita dengan orang luar, daerah kita maju tanpa harus meninggalkan identitas sejati yang sudah kita miliki," ujarnya.
Satu hal yang tidak kalah penting, lanjut Hidayat, pembangunan yang dilakukan oleh Padang haruslah berkelanjutan. Dalam artian setiap program yang disusun harus konsisten dan tidak berubah-ubah.
"Jangan ganti pimpinan ganti pula programnya, ini namanya tidak berkelanjutan. Kemudian pembangunan yang akan kami lakukan tetap harus mempertimbangkan unsur sosial, ekonomi, budaya, dan kapasitas sumber daya alam yang perlu dilestarikan," katanya.
Kepala Biro Antara Sumbar Irwan Arfa mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas kunjungan yang sudah dilakukan Hendri Septa dan Hidayat ke kantor yang berlamat di Jalan Kampung Nias V, Nomor 34, Padang.
"Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas kunjungan Hendri Speta dan Hidaya, dan telah bersedia membagi gagasan serta visi dan misi yang mereka bawa," katanya.*
Dalam kunjungan tersebut keduanya disambut langsung oleh Kepala Biro Antara Sumbar Irwan Arfa beserta jajaran, sambil menggali lebih dalam apa yang disiapkan oleh pasangan tersebut ketika diamanahkan memimpin Kota Padang pada lima tahun ke depan yakni 2024-2029.
Hendri Septa menyampaikan bahwa mereka ingin menjadikan Kota Padang sebagai kota metropollitan yang lebih maju, dan berkelanjutan, tapi tidak lepas dari basis keimanan dan Taqwa.
"Kami yakin bisa menjadikan Padang sebagai kota metropolitan yang sejajar dengan kota-kota besar di Indonesia, muaranya adalah meningkatkan ekonomi, memajukan pendidikan, kebudayaan, serta infrastruktur," katanya didampingi langsung oleh Hidayat.
Ia memaparkan ada tiga poin untuk menjadikan Kota Padang maju, pertama adalah menghadirkan pendidikan yang unggul berbasiskan ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaqwaan, kedua adalah sektor kesehatan yang berkualitas, dan ketiga mampu mewujudkan ekonomi yang mandiri.
"Kami ingin membuat Padang menjadi Kota Padang yang memberikan kesenangan, kebahagiaan, serta kegembiraan bagi masyarakat maupun para tamu yang datang dari luar daerah," katanya,
Lebih lanjut ia menjelaskan dengan label Metropolitan Padang juga nantinya dapat bermanfaaat bagi kota-kota lain yang ada di provinsi Sumbar, terutama daerah terdekat.
Hendri mengatakan dalam upaya mewujudkan kota metropolitan itu pihaknya berwacana untuk mengintegrasikan Padang dengan daerah tetangga yakni yang disebut Palapa (Padang, Lubuk Alung dan Padangpariaman) untuk membuat koneksivitas.
Sementara wakilnya yakni Hidayat menambahkan bahwa misi yang mereka susun sudah melibatkan para pakar dan ahli sehingga memiliki dasar, pertimbangan, serta perencanaan yang matang.
Ia mengatakan terwujudnya Padang metropolitan akan menjadikan Padang sebagai kota yang terus berkembang sebagai pusat perekonomian, pendidikan, dan kebudayaan yang didukung oleh teknologi informasi, serta terkoneksi dengan kabupaten atau kota lain.
Menurutnya syarat sebuah kota untuk menjadi metropolitan warganya harus berjumlah satu juta lebih, oleh karena itu perlu dilakukan koneksivitas dengan daerah terdekat yakni Padangpariaman demi mencapai tujuan bersama.
"Intinya kota ini adalah kota yang nyaman untuk bersama, konektivitas yang dilakukan layaknya daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang ada di Pulau Jawa," jelasnya.
Bersamaan dengan hal itu maka akan ada juga tata ruang yang terkoneksi dengan kabupaten kota lain, mulai dari terkoneski secara fungsional transportasi, air, fasilitas umum, kebutuhan bahan pokok, dan lainnya.
Namun demikian, tegas Hidayat, kota metropolitan yang hendak dituju itu tidak boleh melunturkan nilai-nilai, jati diri serta karakter yang sudah dimiliki Padang sejak lama.
"Oleh karena itu kami tetap menyertakan keimanan dan ketaqwaan dalam mewujudkan kota Metropolitan, semua demi menjaga karakter dan jati diri. Bentengnya adalah "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah"," jelasnya.
Dalam rangka penjagaan identitas itu mereka selaku pimpinan daerah akan menancapkan pembelajaran kearifan lokal ke generasi muda sejak dari pendidikan dasar yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) dan SMP.
Ia mengatakan Hendri Septa yang merupakan petahana sudah menerapkan itu dalam sistem pendidikan di Padang selama ini, nantinya akan dibarengi dengan pemberian insentif kepada guru-guru, serta budayawan.
"Ini perlu untuk membedakan karakter kita dengan orang luar, daerah kita maju tanpa harus meninggalkan identitas sejati yang sudah kita miliki," ujarnya.
Satu hal yang tidak kalah penting, lanjut Hidayat, pembangunan yang dilakukan oleh Padang haruslah berkelanjutan. Dalam artian setiap program yang disusun harus konsisten dan tidak berubah-ubah.
"Jangan ganti pimpinan ganti pula programnya, ini namanya tidak berkelanjutan. Kemudian pembangunan yang akan kami lakukan tetap harus mempertimbangkan unsur sosial, ekonomi, budaya, dan kapasitas sumber daya alam yang perlu dilestarikan," katanya.
Kepala Biro Antara Sumbar Irwan Arfa mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas kunjungan yang sudah dilakukan Hendri Septa dan Hidayat ke kantor yang berlamat di Jalan Kampung Nias V, Nomor 34, Padang.
"Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas kunjungan Hendri Speta dan Hidaya, dan telah bersedia membagi gagasan serta visi dan misi yang mereka bawa," katanya.*