Solok (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok Sumatera Barat mengadakan sosialisasi pengelolaan sampah dan pembuatan pupuk kompos kepada murid di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Solok.

Kepala Bidang Penataan, Perlindungan, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLH Kota Solok Agus Susanto di Solok Senin mengatakan, pihaknya melakukan pendampingan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kota Solok dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan pendampingan pembuatan kompos.

Ia juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut mengangkat tema tentang selamatkan lingkungan sekolahku.

Agus menjelaskan, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan ekstrakurikuler berbasis projek yang dirancang menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Tentang berbagai cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan, di antaranya tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik, dan melakukan daur ulang.

Agus juga mengajak siswa-siswi untuk aktif dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dan rumah mereka masing-masing.

“Kami ingin siswa di sekolah juga mendapatkan pengalaman, pengetahuan mengenai bagaimana cara melestarikan lingkungan. Juga bagaimana memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak berguna menjadi berguna,” ujar Agus.

Diketahui, umur TPA Regional Solok bersisa lebih kurang satu tahun dan timbulan sampah di Kota Solok per hari adalah 55,34 ton dengan komposisi sampah terbesar adalah sampah organik sekitar 56 persen.

Lebih kurang 80 persen sampah yang dihasilkan diangkut ke TPA Regional di Ampang Kualo. Hal ini membuat Pemkot Solok gencar membimbing masyarakat terutama siswa untuk lebih mementingkan lingkungan.

Agus juga menyampaikan beberapa fasilitas daur ulang sampah, yaitu bank sampah, rumah kompos, TPS 3R (tempat pengolahan sampah menggunakan prinsip 3R, yaitu reduce (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), dan recycle (mendaur ulang), TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) dan TPA (tempat pemrosesan akhir).

Ia menjelaskan, Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah dan dipilah serta memiliki buku rekening layaknya perbankan.

Namun yang ditabung bukan uang, melainkan sampah yang memiliki nilai ekonomis seperti: plastik dan besi. Warga yang menabung sampah disebut nasabah dan memiliki buku tabungan. Jadi selain menjaga lingkungan, bank sampah bisa menjadi nilai ekonomis bagi para siswa.

Kegiatan ini tidak hanya berupa penyampaian materi, tetapi juga melibatkan berbagai aktivitas interaktif. Para siswa diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kompos cair dan padat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa SMP Negeri 2 Kota Solok dapat menjadi agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan di sekitar mereka, tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab terhadap kelestarian alam.


Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024