Solok (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok, Sumatera Barat mensosialisasikan pengelolaan sampah dan pembuatan ecobrick kepada murid di Sekolah Dasar Islam Tahfiz (SDIT) Iqra’ Kota Solok.

Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLH Kota Solok Agus Susanto di Solok, Jumat, mengatakan kegiatan sosialisasi tersebut dalam rangkaian pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5).

Sosialisasi ecobrick dimaksudkan agar siswa sekolah dasar dapat mengelola sampah anorganik dengan kreatif dan dapat digunakan lagi (fungsional).

"Ecobrick adalah salah satu solusi kreatif untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik," ujar dia.

Dia juga mengatakan di lingkungan sekolah cukup banyak menghasilkan sampah plastik. Ini menjadi media edukasi bahwa sampah plastik tidak harus selalu berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), namun dengan kreativitas, bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna.

Tidak hanya itu, menurutnya pengolahan sampah dengan konsep ecorobick dapat dijual ke pasaran atau dimanfaatkan untuk kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi.

Penggunaan dan pembuatan ecobrick menurutnya cukup mudah dibuat oleh siswa sekolah dasar, serta sangat efektif dalam mengurangi sampah anorganik yang dihasilkan dari sampah konsumsi atau penggunaan plastik oleh siswa.

Sampah anorganik yang biasa dihasilkan dari penggunaan siswa adalah sampah bekas makanan dan minuman, kresek, botol air mineral, dan lain sebagainya.

Penyuluh Lingkungan Hidup DLH Kota Solok Nelli Amrianis juga mengatakan pentingnya pengelolaan sampah di Kota Solok mengingat TPA Regional Ampang Kualo hanya berusia lebih kurang satu tahun lagi.

Pemerintah meminta semua pihak harus berperan aktif dalam mengelola sampah, mulai menerapkan kelola sampah dengan pola 3R serta menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) di Sekolah (Adiwiyata).

Pola 3R terdiri dari reduce yaitu upaya mengurangi timbulan sampah, reuse ialah upaya memanfaatkan kembali bahan atau barang agar tidak menjadi sampah, dan recycle adalah upaya menggunakan kembali sampah melalui proses pengolahan.

Pengurangan sampah (reduce) dapat berupa penggunaan wadah pengganti kantong plastik seperti kotak, tas anyam atau daun, serta menghindari penggunaan barang kemasan sekali pakai.

Reuse menjadikan sampah sebagai kemasan untuk penggunaan wadah yang berguna di kehidupan sehari-hari, misalnya menggunakannya sebagai pot bunga atau alat kreasi lainnya, upaya daur ulang.

Recycle seperti pembuatan sampah organik dengan pembuatan eco enzim, budidaya magot, prakarya atau hiasan, pembuatan kompos serta sumber bahan bakar alternatif seperti briket dan Refuse Derived Fuel (RDF) bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan sampah.

Antusias siswa kelas VI sangat luar biasa mengikuti sosialisasi tersebut. Agus berharap siswa SDIT Iqra’ dapat menerapkan pengelolaan sampah pada kehidupan sehari-hari, karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.

Menurutnya, akan lebih maksimal jika seluruh masyarakat juga punya kesadaran untuk ikut terlibat, mengurangi sampah yang dihasilkan. Banyak dari aktivitas sehari-hari, yang jika semua sadar, ada kepedulian, itu sangat berdampak pada pengurangan timbulan sampah di Kota Solok.

Kepala SDIT Iqra’, Febrino Chandra berharap sosialisasi ini mampu mengedukasi dan melatih kreativitas siswa dan siswi SDIT Iqra’ untuk mengelola limbah anorganik, sehingga akan menjadi sangat berguna bagi Kota Solok ke depannya.


Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024