Padang (ANTARA) - Sebanyak 12 komunitas dan kelompok mengikuti Festival Teater ke delapan yang digelar UPTD Taman Budaya Sumatera Barat di lantai 4 Gedung Kebudayaan provinsi itu di Padang, Jumat.
Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi mengatakan, tahun ini Festival teater kedelapan itu mengusung tema Merespon Ruang Bebas diikuti kelompok teater umum, mahasiswa dan pelajar.
"Dengan tema Merespon Ruang Bebas kita diajak untuk memaknai kembali ruang-ruang yang ada di sekitar kita, baik secara fisik, sosial, maupun budaya," kata Supriyadi, Jumat.
Festival teater ini menurutnya bukan hanya sekadar panggung hiburan, tetapi juga ruang refleksi dan komunikasi melalui bahasa seni yang dapat menggugah pikiran dan emosi.
Ia menjelaskan, teater sebagai salah satu bentuk seni yang hidup di tengah masyarakat, berperan penting dalam memperkaya budaya dan memperkuat identitas sebagai masyarakat Sumatera Barat.
Melalui festival ini, para seniman muda diberi para seniman muda diberi ruang untuk mengekspresikan kebebasan kreativitas mereka sekaligus berkontribusi dalam mempertahankan kebudayaan daerah.
Ia berharap Alek Teater 8 ini dapat menjadi ajang yang mempererat tali persaudaraan antar daerah dan melahirkan ide-ide segar bagi perkembangan seni di Sumatera Barat.
"Semoga festival ini juga memupuk semangat inovasi dan kolaborasi yang produktif sehingga kesenian kita dapat terus berkembang dan dikenal di tingkat nasional maupun internasional," katanya.
Festival ini digelar selama empat hari, yakni mulai 1-2 November dan dilanjutkan pada 8-9 November 2024.
Kelompok teater yang tampil yakni Teater OASE UK-Kes UNP dengan naskah Marapi Malang Sakijok Mato, lalu kelompok UKS Universitas Baiturrahmah dengan Krisis.
Kemudian teater Salapan Padang dengan naskah Robohnya Surau Kami, lalu Teater Bunga Padi dengan naskah Kau Tunggu Siapa Nilo.
Selanjutnya ada Teater ASA dengan naskah Matinya seorang pejuang, lalu ada Teater Payung Sumatera dengan naskah The Mighty Malin Kundang.
Pada Jumat akan ada Komunitas Seni Budaya Ranah Sijunjung dengan naskah Ayahku Datuk, dan Teater Balai dengan naskah Realitas Kelas Kosong dan Pelajaran Metafora.
DI hari yang sama dilanjutkan dengan Teater Langkah dengan naskah Orang - orang Setia.
Pada hari terakhir ada Komunitas Seni Gaung Ganto dengan naskah Perempuan Dalam Keranda Kaca, lalu Teater Ruang Bekas dengan naskah Titik - Titik Hitam, dan Rumah Teduh UKS Unand dengan naskah Sebatang Pohon Kara. (*)
Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi mengatakan, tahun ini Festival teater kedelapan itu mengusung tema Merespon Ruang Bebas diikuti kelompok teater umum, mahasiswa dan pelajar.
"Dengan tema Merespon Ruang Bebas kita diajak untuk memaknai kembali ruang-ruang yang ada di sekitar kita, baik secara fisik, sosial, maupun budaya," kata Supriyadi, Jumat.
Festival teater ini menurutnya bukan hanya sekadar panggung hiburan, tetapi juga ruang refleksi dan komunikasi melalui bahasa seni yang dapat menggugah pikiran dan emosi.
Ia menjelaskan, teater sebagai salah satu bentuk seni yang hidup di tengah masyarakat, berperan penting dalam memperkaya budaya dan memperkuat identitas sebagai masyarakat Sumatera Barat.
Melalui festival ini, para seniman muda diberi para seniman muda diberi ruang untuk mengekspresikan kebebasan kreativitas mereka sekaligus berkontribusi dalam mempertahankan kebudayaan daerah.
Ia berharap Alek Teater 8 ini dapat menjadi ajang yang mempererat tali persaudaraan antar daerah dan melahirkan ide-ide segar bagi perkembangan seni di Sumatera Barat.
"Semoga festival ini juga memupuk semangat inovasi dan kolaborasi yang produktif sehingga kesenian kita dapat terus berkembang dan dikenal di tingkat nasional maupun internasional," katanya.
Festival ini digelar selama empat hari, yakni mulai 1-2 November dan dilanjutkan pada 8-9 November 2024.
Kelompok teater yang tampil yakni Teater OASE UK-Kes UNP dengan naskah Marapi Malang Sakijok Mato, lalu kelompok UKS Universitas Baiturrahmah dengan Krisis.
Kemudian teater Salapan Padang dengan naskah Robohnya Surau Kami, lalu Teater Bunga Padi dengan naskah Kau Tunggu Siapa Nilo.
Selanjutnya ada Teater ASA dengan naskah Matinya seorang pejuang, lalu ada Teater Payung Sumatera dengan naskah The Mighty Malin Kundang.
Pada Jumat akan ada Komunitas Seni Budaya Ranah Sijunjung dengan naskah Ayahku Datuk, dan Teater Balai dengan naskah Realitas Kelas Kosong dan Pelajaran Metafora.
DI hari yang sama dilanjutkan dengan Teater Langkah dengan naskah Orang - orang Setia.
Pada hari terakhir ada Komunitas Seni Gaung Ganto dengan naskah Perempuan Dalam Keranda Kaca, lalu Teater Ruang Bekas dengan naskah Titik - Titik Hitam, dan Rumah Teduh UKS Unand dengan naskah Sebatang Pohon Kara. (*)