Padang (ANTARA) -
Sekelompok warga Nagari atau Desa Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mendatangi wali nagari atau kepala desa adat, Senin (28/10), untuk mempertanyakan kenapa hanya menggunakan kendaraan milik warga daerah lain untuk membawa material dalam pembangunan jalan usaha tani di daerah itu 
 
Salah seorang warga yang juga pemilik truk, Man (37) di Lubuk Basung, Senin, mengatakan kedatangan mereka menemui wali nagari untuk mempertanyakan kenapa memakai truk dari luar untuk membawa material koral pengerasan jalan usaha tani dari Dagang Saiyo menuju Puduang Tangah. Sedangkan warga Bawan juga ada memiliki mobil truk.
 
"Kami tidak mempermasalahkan truk dari luar membawa material, apabila truk dari warga Bawan ada muatan. Namun saat ini, kami tidak ada muatan dan truk warga setempat yang dipakai hanya beberapa unit," katanya didampingi pemilik truk lainnya Ilham (39).
 
Ia mengatakan di Nagari Bawan ada 10 unit truk dan hanya beberapa truk yang dipakai untuk membawa material itu.
 
Dengan kondisi tersebut beberapa warga yang punya truk mendatangi wali nagari untuk mempertanyakan agar kedepan kendaraan warga setempat dimanfaatkan untuk membawa material.
 
"Kami juga mempertanyakan muatan truk dan biaya untuk membawa material itu cukup kecil," katanya.
 
Sementara Wali Nagari Bawan Arif Eka Putra mengakui ada sekitar tujuh pemilik mobil yang mendatanginya dalam menyampaikan keluhannya.
 
"Kategori truk dari luar seperti apa dan mereka yang datang kesini dipakai mobilnya oleh suplayer," katanya.
 
Ia menambahkan untuk muatan dari truk yang mereka dengan tahun rendah hanya 10 ton. Sementara truk yang lain dengan tahun tinggi bermuatan 12 ton.
 
Namun pihak pemerintah nagari menginginkan suplayer bagaimana pekerjaan lancar dan pekerjaan selesai.
 
"Teknis suplayer memberi upah berdasarkan tonase. Kita menginginkan suplayer bagaimana pekerjaan lancar dan pekerjaan selesai," katanya.
 
Pembukaan jalan usaha tani dengan panjang 750 meter, lebar lima meter dan pengerasan tiga meter.
 
Dana pembangunan jalan itu berasal dari dana desa pada 2024 sebesar Rp230,4 juta.
 
"Dengan pembukaan jalan itu masyarakat dengan mudah membawa hasil perkebunan berupa sawit," katanya.
 
 

Pewarta : Yusrizal
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024