Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Ekasakti-AAI Prof. Sufyarma Marsidin mengingatkan seluruh wisudawan pada prosesi wisuda ke-59 untuk tidak berhenti belajar meski telah selesai diwisuda.
"Jangan pernah berhenti belajar dan
mengembangkan diri. Dunia saat ini terus berubah dengan sangat cepat, sehingga semua wisudawan harus terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Ia mengatakan itu saat prosesi wisuda Yayasan Perguruan Tinggi Padang (YPTP), Universitas Ekasakti (Unes) ke-59 yang diikuti 1.152 wisudawan magister, sarjana, dan ahli madya dari 21 program studi pada tujuh fakultas pada Sabtu (26/12) di Auditorium UNP.
Selanjutnya ia meminta seluruh wisudawan untuk bisa berkontribusi bagi masyarakat. Terapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Junjung tinggi etika, dan upayakan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain karena sukses tidak bisa diraih sendiri. Bangunlah jaringan dan kolaborasi dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama," katanya.
Ia mengatakan wisudawan telah dididik dengan baik di Unes dan sekarang tiba saatnya untuk menghadapi dunia luar. Berbagai bekal telah disiapkan oleh kampus untuk para wisudawan agar bisa menempuh perjalanan dalam menghadapi realita kehidupan di masa depan.
Menurutnya prosesi pemindahan jambul dari sisi kiri ke kanan dalam upacara wisuda mengandung makna filosofis yang mendalam. Tradisi ini melambangkan transformasi cara berpikir dari dominasi otak kiri yang berfokus pada teori, analisis, dan pemikiran logis, menuju pemanfaatan otak kanan yang lebih berorientasi pada aplikasi, kreativitas, dan inovasi.
Momentum wisuda ini menandai bahwa wisudawan telah memasuki tahapan baru dari ruang-ruang kelas yang dipenuhi teori dan konsep, menuju ruang kehidupan yang membutuhkan aplikasi nyata dari ilmu yang telah dipelajari.
"Di sinilah tantangan sesungguhnya dimulai, ketika pengetahuan akademik yang telah diperoleh harus diterjemahkan menjadi solusi-solusi praktis bagi permasalahan di masyarakat," katanya.
Namun ia mengingatkan transformasi itu bukanlah berarti meninggalkan basis teoretis yang telah diperoleh. Sebaliknya, ini adalah proses mengintegrasikan keduanya - memadukan kekuatan analitis otak kiri dengan kreativitas otak kanan, menyelaraskan teori dengan praktik, mengharmoniskan konsep dengan implementasi.
"Inilah esensi sejati dari seorang sarjana yang matang secara intelektual. Jadikanlah momen pemindahan jambul ini sebagai momentum untuk memulai babak baru dalam perjalanan intelektual. Sebagai sarjana yang mampu menghadirkan solusi cerdas dan inovatif bagi kemajuan bangsa, dengan tetap berpijak pada fondasi keilmuan yang bermutu, berakhlak dan bermartabat," katanya.
Ia menambahkan sejak berdirinya Unes pada tahun 1984 hingga sekarang Univ. Ekasakti
telah berusia 40 tahun dan ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Unes sudah meluluskan 20.732 orang dan Akademi Akuntansi Indonesia (AAI) meluluskan 8.599 orang, jadi total alumni 29.331 orang yang telah berkontribusi dalam berbagai sektor pembangunan bangsa dan negara
khusus di Sumatera Barat.
Prosesi Wisuda Universitas Ekasakti (UNES) ke-59 dan Akademi Akuntansi Indonesia (AAI) Padang ke-68 meluluskan sebanyak 1.152 orang dengan rincian Fakultas Hukum S1 sebanyak 322 orang, S2 sebanyak 82 orang.
Lalu Fakultas Ekonomi 164 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 117 orang, Fakultas Pertanian 68 orang, Fakultas Teknik
dan Perencanaan 267 orang, Fakultas Sastra 20 orang dan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan 46 orang.
Kemudian D III Manajemen Informatika dan Komputer 31 orang, Akademi Akuntansi 35 orang.*
"Jangan pernah berhenti belajar dan
mengembangkan diri. Dunia saat ini terus berubah dengan sangat cepat, sehingga semua wisudawan harus terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Ia mengatakan itu saat prosesi wisuda Yayasan Perguruan Tinggi Padang (YPTP), Universitas Ekasakti (Unes) ke-59 yang diikuti 1.152 wisudawan magister, sarjana, dan ahli madya dari 21 program studi pada tujuh fakultas pada Sabtu (26/12) di Auditorium UNP.
Selanjutnya ia meminta seluruh wisudawan untuk bisa berkontribusi bagi masyarakat. Terapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Junjung tinggi etika, dan upayakan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain karena sukses tidak bisa diraih sendiri. Bangunlah jaringan dan kolaborasi dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama," katanya.
Ia mengatakan wisudawan telah dididik dengan baik di Unes dan sekarang tiba saatnya untuk menghadapi dunia luar. Berbagai bekal telah disiapkan oleh kampus untuk para wisudawan agar bisa menempuh perjalanan dalam menghadapi realita kehidupan di masa depan.
Menurutnya prosesi pemindahan jambul dari sisi kiri ke kanan dalam upacara wisuda mengandung makna filosofis yang mendalam. Tradisi ini melambangkan transformasi cara berpikir dari dominasi otak kiri yang berfokus pada teori, analisis, dan pemikiran logis, menuju pemanfaatan otak kanan yang lebih berorientasi pada aplikasi, kreativitas, dan inovasi.
Momentum wisuda ini menandai bahwa wisudawan telah memasuki tahapan baru dari ruang-ruang kelas yang dipenuhi teori dan konsep, menuju ruang kehidupan yang membutuhkan aplikasi nyata dari ilmu yang telah dipelajari.
"Di sinilah tantangan sesungguhnya dimulai, ketika pengetahuan akademik yang telah diperoleh harus diterjemahkan menjadi solusi-solusi praktis bagi permasalahan di masyarakat," katanya.
Namun ia mengingatkan transformasi itu bukanlah berarti meninggalkan basis teoretis yang telah diperoleh. Sebaliknya, ini adalah proses mengintegrasikan keduanya - memadukan kekuatan analitis otak kiri dengan kreativitas otak kanan, menyelaraskan teori dengan praktik, mengharmoniskan konsep dengan implementasi.
"Inilah esensi sejati dari seorang sarjana yang matang secara intelektual. Jadikanlah momen pemindahan jambul ini sebagai momentum untuk memulai babak baru dalam perjalanan intelektual. Sebagai sarjana yang mampu menghadirkan solusi cerdas dan inovatif bagi kemajuan bangsa, dengan tetap berpijak pada fondasi keilmuan yang bermutu, berakhlak dan bermartabat," katanya.
Ia menambahkan sejak berdirinya Unes pada tahun 1984 hingga sekarang Univ. Ekasakti
telah berusia 40 tahun dan ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Unes sudah meluluskan 20.732 orang dan Akademi Akuntansi Indonesia (AAI) meluluskan 8.599 orang, jadi total alumni 29.331 orang yang telah berkontribusi dalam berbagai sektor pembangunan bangsa dan negara
khusus di Sumatera Barat.
Prosesi Wisuda Universitas Ekasakti (UNES) ke-59 dan Akademi Akuntansi Indonesia (AAI) Padang ke-68 meluluskan sebanyak 1.152 orang dengan rincian Fakultas Hukum S1 sebanyak 322 orang, S2 sebanyak 82 orang.
Lalu Fakultas Ekonomi 164 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 117 orang, Fakultas Pertanian 68 orang, Fakultas Teknik
dan Perencanaan 267 orang, Fakultas Sastra 20 orang dan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan 46 orang.
Kemudian D III Manajemen Informatika dan Komputer 31 orang, Akademi Akuntansi 35 orang.*