Padang Aro (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid mengatakan pemerintah perlu menyiapkan langkah yang lebih struktural dalam menjaga kestabilan harga penyebab inflasi.
"Pemerintah harus memastikan bagaimana harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat itu bisa dibeli oleh warga secara umum," katanya saat rapat Koordinasi antara TPID Kabupaten Solok Selatan dengan TPID Provinsi, dan Kanwil BULOG Sumatera Barat, di Padang Aro, Kamis.
Dia mengatakan, penyebab inflasi seperti cabai merah itu terjadi di daerah tertentu seperti di Solok Selatan dan perlu dicermati bahwa ini terjadi apakah karena produksi atau faktor lain.
Menurutnya, pemerintah kabupaten melalui dinas terkait sudah harus mempersiapkan perencanaan upaya untuk 2025 mendatang untuk memastikan ketersediaan barang dan jasa yang mengalami fluktuasi harga yang tinggi.
"Indonesia bergantung musim, populasi berbeda, pendapatan perkapita masyarakat juga berbeda, ini akan memengaruhi harga tawar yang dilontarkan konsumen," katanya.
Sekretaris Daerah Solok Selatan Syamsurizaldi mengatakan, kondisi harga saat ini terbilang stabil, namun terdapat beberapa hal yang akan memengaruhi kestabilan ekonomi diantaranya terjadinya perubahan iklim.
Selain itu katanya yang berpotensi mempengaruhi harga seperti transisi pemerintahan yang akan berimplikasi terhadap tata kelola pemerintah, kelembagaan, dan anggaran.
Dalam upaya pengendalian harga dan memastikan ketersediaan kebutuhan pangan di Solok Selatan, Pemerintah Kabupaten telah melakukan berbagai upaya seperi intervensi langsung dalam meringankan beban masyarakat.
Beberapa diantaranya katanya, memberikan bantuan sembako, penyaluran beras bantuan yang dikawal langsung sampai ke tingkat nagari, bazar, pasar murah, penyerahan bantuan untuk UMKM, dan bantuan seragam gratis setiap awal tahun ajaran.
"Diharapkan dengan berbagai upaya ini, kondisi perekonomian di Solok Selatan bisa terus terjaga dengan baik," ujarnya.
Kepala BPS Solok Selatan Abdul Razi menyebut bahwa kestabilan Harga hingga inflasi di Kabupaten itu disebabkan karena faktor harga pangan, salah satunya cabai merah.
Menurut data dari BPS, inflasi akibat fluktuasi harga pangan di Solok Selatan terjadi pada periode sebelum dan setelah Idul Fitri.
"BPS siap menyiapkan data-data yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian inflasi daerah contohnya data konsumsi beras perkapita, daging ayam, cabe merah dan bawang merah," ujarnya.
"Pemerintah harus memastikan bagaimana harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat itu bisa dibeli oleh warga secara umum," katanya saat rapat Koordinasi antara TPID Kabupaten Solok Selatan dengan TPID Provinsi, dan Kanwil BULOG Sumatera Barat, di Padang Aro, Kamis.
Dia mengatakan, penyebab inflasi seperti cabai merah itu terjadi di daerah tertentu seperti di Solok Selatan dan perlu dicermati bahwa ini terjadi apakah karena produksi atau faktor lain.
Menurutnya, pemerintah kabupaten melalui dinas terkait sudah harus mempersiapkan perencanaan upaya untuk 2025 mendatang untuk memastikan ketersediaan barang dan jasa yang mengalami fluktuasi harga yang tinggi.
"Indonesia bergantung musim, populasi berbeda, pendapatan perkapita masyarakat juga berbeda, ini akan memengaruhi harga tawar yang dilontarkan konsumen," katanya.
Sekretaris Daerah Solok Selatan Syamsurizaldi mengatakan, kondisi harga saat ini terbilang stabil, namun terdapat beberapa hal yang akan memengaruhi kestabilan ekonomi diantaranya terjadinya perubahan iklim.
Selain itu katanya yang berpotensi mempengaruhi harga seperti transisi pemerintahan yang akan berimplikasi terhadap tata kelola pemerintah, kelembagaan, dan anggaran.
Dalam upaya pengendalian harga dan memastikan ketersediaan kebutuhan pangan di Solok Selatan, Pemerintah Kabupaten telah melakukan berbagai upaya seperi intervensi langsung dalam meringankan beban masyarakat.
Beberapa diantaranya katanya, memberikan bantuan sembako, penyaluran beras bantuan yang dikawal langsung sampai ke tingkat nagari, bazar, pasar murah, penyerahan bantuan untuk UMKM, dan bantuan seragam gratis setiap awal tahun ajaran.
"Diharapkan dengan berbagai upaya ini, kondisi perekonomian di Solok Selatan bisa terus terjaga dengan baik," ujarnya.
Kepala BPS Solok Selatan Abdul Razi menyebut bahwa kestabilan Harga hingga inflasi di Kabupaten itu disebabkan karena faktor harga pangan, salah satunya cabai merah.
Menurut data dari BPS, inflasi akibat fluktuasi harga pangan di Solok Selatan terjadi pada periode sebelum dan setelah Idul Fitri.
"BPS siap menyiapkan data-data yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian inflasi daerah contohnya data konsumsi beras perkapita, daging ayam, cabe merah dan bawang merah," ujarnya.