Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat (Sumbar) menegaskan komitmen perguruan tinggi tersebut dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan melahirkan lulusan siap kerja.
"Program sociopreneurship antara UNAND dengan Pegadaian merupakan kunci menjawab masalah sosial ekonomi, seperti pengentasan pengangguran," kata Wakil Rektor I UNAND Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof Syukri Arief di Padang, Kamis.
Menurut Prof Syukri, kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BUMN melalui PT Pegadaian, tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga ikut berkontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan SDGs, khususnya poin pertama yaitu tanpa kemiskinan dan poin kedelapan yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa itu juga memiliki pusat studi SDGs yang berfokus pada upaya-upaya percepatan pencapaian 17 poin SDGs.
Sebagai bentuk implementasi SDGs, kata dia, UNAND memiliki pengolahan sampah organik. Ranting pohon dan daun-daun kering yang setiap harinya dikumpulkan petugas diolah menjadi pupuk hingga Energi Baru Terbarukan (EBT).
Bahkan kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 23 Desember 1955 itu telah menjalin kerja sama dengan PT Semen Padang yang merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan BUMN.
Sampah organik berupa ranting pohon dan daun kering itu dijadikan sebagai bahan bakar alternatif batu bara untuk memproduksi semen. Selain itu dedaunan kering berserta ranting kayu diolah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi petani.
Sejak dimulai pada Februari 2023, lanjut dia, UNAND berhasil mengolah sekitar lima hingga 10 ton daun maupun ranting kayu menjadi bahan bakar alternatif. Dedaunan kering tersebut, kata dia, mampu mengurangi persentase penggunaan batu bara yang selama ini menjadi sumber energi utama dari PT Semen Padang dalam menjalankan produksinya.
"Program sociopreneurship antara UNAND dengan Pegadaian merupakan kunci menjawab masalah sosial ekonomi, seperti pengentasan pengangguran," kata Wakil Rektor I UNAND Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof Syukri Arief di Padang, Kamis.
Menurut Prof Syukri, kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BUMN melalui PT Pegadaian, tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga ikut berkontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan SDGs, khususnya poin pertama yaitu tanpa kemiskinan dan poin kedelapan yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa itu juga memiliki pusat studi SDGs yang berfokus pada upaya-upaya percepatan pencapaian 17 poin SDGs.
Sebagai bentuk implementasi SDGs, kata dia, UNAND memiliki pengolahan sampah organik. Ranting pohon dan daun-daun kering yang setiap harinya dikumpulkan petugas diolah menjadi pupuk hingga Energi Baru Terbarukan (EBT).
Bahkan kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 23 Desember 1955 itu telah menjalin kerja sama dengan PT Semen Padang yang merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan BUMN.
Sampah organik berupa ranting pohon dan daun kering itu dijadikan sebagai bahan bakar alternatif batu bara untuk memproduksi semen. Selain itu dedaunan kering berserta ranting kayu diolah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi petani.
Sejak dimulai pada Februari 2023, lanjut dia, UNAND berhasil mengolah sekitar lima hingga 10 ton daun maupun ranting kayu menjadi bahan bakar alternatif. Dedaunan kering tersebut, kata dia, mampu mengurangi persentase penggunaan batu bara yang selama ini menjadi sumber energi utama dari PT Semen Padang dalam menjalankan produksinya.