Sawahlunto (ANTARA) - Pemkot Sawahlunto, Sumatera Barat memperkuat pelayanan untuk pasien lansia dengan penyakit kronis di RSUD Sawahlunto melalui pengantaran obat pasien yang bersangkutan sehingga tidak perlu menunggu antrian pengambilan obat di apotik.
Direktur RSUD Sawahlunto Ardian Amri, di Sawahlunto, Kamis menyampaikan program inovasi tersebut bertujuan untuk meringankan pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan pengobatan.
"Ini menjadi solusi dari kita melihat banyak pasien lansia yang setelah masuk ruangan poli itu kemudian harus menunggu sekian puluh menit terkadang sekian jam untuk mendapat obat. Untuk itulah melalui inovasi ini mereka bisa langsung pulang setelah selesai di poli," kata dia.
Ia menjelaskan nantinya obat dari apotik akan dikirimkan ke Puskesmas di wilayah rumah pasien. Selanjutnya Kepala Puskesmas akan menunjuk jajarannya untuk mengantarkan obat tersebut ke Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terjangkau dari rumah pasien tersebut.
Ke depannya apabila program inovasi tersebut berjalan lancar dan hasil evaluasinya bagus, maka pihak RSUD merencanakan akan mengambil alih untuk mengantarkan obat tersebut ke Pustu yang terdekat dengan rumah pasien.
"Tapi ini memang terbatas pada pasien lansia, dan hanya pada penyakit kronis. Artinya memang pada pasien yang sudah terbiasa mengonsumsi obat tersebut sehingga sudah mengenali dosis dan teknis lain pemakaian obat jadi tidak perlu didampingi lagi dalam mengonsumsi obat itu," ujar dia merinci.
Direktur RSUD Ardian Amri mengatakan program inovasi yang dinamai dengan istilah "Sister K Pop" tersebut sedang mulai diujicoba oleh jajaran RSUD Sawahlunto.
"Hari ini bersama bapak Penjabat Wali Kota, kami melaunching (meluncurkan) program inovasi Sistem Terintegrasi Pengantaran Obat Pasien (Sister K Pop) RSUD Sawahlunto," kata dia.
Penjabat Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyebut hadirnya program pengantaran obat itu memang sangat bermanfaat bagi para pasien lansia, untuk itu maka program tersebut hendaknya dapat dievaluasi dan disempurnakan penerapannya.
"Hari ini dimulai, kita lihat dalam jangka waktu beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan seperti apa kekurangan dan kendalanya. Itu menjadi bahan evaluasi seperti apa peningkatan yang perlu kita lakukan, dan seperti apa dukungan yang dapat diberikan," kata dia.
Ia mengapresiasi dan berterima kasih kepada Direktur RSUD Sawahlunto Ardian Amri atas program inovasi pengantaran obat tersebut yang juga merupakan proyek perubahan dalam Diklat PIM yang diikuti oleh Direktur RSUD tersebut.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkesdalduk-KB) Kota Sawahlunto Ranu Vera Mardianti mengatakan pihaknya mendukung dan siap membantu penerapan program tersebut yang merupakan salah satu realisasi dari upaya mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat.
"Pelayanan kesehatan dituntut dapat terus menciptakan inovasi untuk mempermudah pelayanan pada masyarakat. Jadi ketika RSUD atau Puskesmas bergerak membuat inovasi seperti pengantaran obat sekarang ini, maka Dinas Kesehatan siap turun tangan mendukung dan membantu sesuai regulasi dan ketersediaan anggaran," kata dia. (Yudha Ahada)
Direktur RSUD Sawahlunto Ardian Amri, di Sawahlunto, Kamis menyampaikan program inovasi tersebut bertujuan untuk meringankan pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan pengobatan.
"Ini menjadi solusi dari kita melihat banyak pasien lansia yang setelah masuk ruangan poli itu kemudian harus menunggu sekian puluh menit terkadang sekian jam untuk mendapat obat. Untuk itulah melalui inovasi ini mereka bisa langsung pulang setelah selesai di poli," kata dia.
Ia menjelaskan nantinya obat dari apotik akan dikirimkan ke Puskesmas di wilayah rumah pasien. Selanjutnya Kepala Puskesmas akan menunjuk jajarannya untuk mengantarkan obat tersebut ke Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terjangkau dari rumah pasien tersebut.
Ke depannya apabila program inovasi tersebut berjalan lancar dan hasil evaluasinya bagus, maka pihak RSUD merencanakan akan mengambil alih untuk mengantarkan obat tersebut ke Pustu yang terdekat dengan rumah pasien.
"Tapi ini memang terbatas pada pasien lansia, dan hanya pada penyakit kronis. Artinya memang pada pasien yang sudah terbiasa mengonsumsi obat tersebut sehingga sudah mengenali dosis dan teknis lain pemakaian obat jadi tidak perlu didampingi lagi dalam mengonsumsi obat itu," ujar dia merinci.
Direktur RSUD Ardian Amri mengatakan program inovasi yang dinamai dengan istilah "Sister K Pop" tersebut sedang mulai diujicoba oleh jajaran RSUD Sawahlunto.
"Hari ini bersama bapak Penjabat Wali Kota, kami melaunching (meluncurkan) program inovasi Sistem Terintegrasi Pengantaran Obat Pasien (Sister K Pop) RSUD Sawahlunto," kata dia.
Penjabat Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyebut hadirnya program pengantaran obat itu memang sangat bermanfaat bagi para pasien lansia, untuk itu maka program tersebut hendaknya dapat dievaluasi dan disempurnakan penerapannya.
"Hari ini dimulai, kita lihat dalam jangka waktu beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan seperti apa kekurangan dan kendalanya. Itu menjadi bahan evaluasi seperti apa peningkatan yang perlu kita lakukan, dan seperti apa dukungan yang dapat diberikan," kata dia.
Ia mengapresiasi dan berterima kasih kepada Direktur RSUD Sawahlunto Ardian Amri atas program inovasi pengantaran obat tersebut yang juga merupakan proyek perubahan dalam Diklat PIM yang diikuti oleh Direktur RSUD tersebut.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkesdalduk-KB) Kota Sawahlunto Ranu Vera Mardianti mengatakan pihaknya mendukung dan siap membantu penerapan program tersebut yang merupakan salah satu realisasi dari upaya mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat.
"Pelayanan kesehatan dituntut dapat terus menciptakan inovasi untuk mempermudah pelayanan pada masyarakat. Jadi ketika RSUD atau Puskesmas bergerak membuat inovasi seperti pengantaran obat sekarang ini, maka Dinas Kesehatan siap turun tangan mendukung dan membantu sesuai regulasi dan ketersediaan anggaran," kata dia. (Yudha Ahada)