Solok (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok menyelenggarakan workshop kesehatan reproduksi bagi calon pengantin (catin) dan keluarga berencana (KB) untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi calon pengantin serta mendukung keberhasilan program KB di kota itu.

"Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan pemangku kebijakan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi calon pengantin, serta mendukung keberhasilan program KB di wilayah Kota Solok," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Solok Hartini di Solok, Rabu.

Dia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat dalam memastikan kesehatan reproduksi calon pengantin yang baik, sebagai fondasi terciptanya keluarga sehat dan sejahtera.

Hartini juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan workshop ini dan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Kota Solok.

Workshop ini diikuti oleh berbagai pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan, termasuk kepala KUA dari kedua kecamatan di Kota Solok, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, kader BKR kelurahan, ketua PKK kelurahan, organisasi profesi dan lembaga agama.

Selain itu, keikutsertaan berbagai pihak ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan kolaborasi dalam pelayanan kesehatan bagi calon pengantin.

Selama workshop berlangsung, peserta diberikan beberapa materi oleh narasumber yaitu dokter spesialis Obgyn, dr. Helwi Nofira, SpOG, dan ahli gizi Septi Nora, S.Gz.

Narasumber dr. Helwi mengatakan untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi, Kemenkes melaksanakan empat strategi utama, yaitu strategi dalam penyelamatan ibu dan bayi mulai dari masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan dan bayi baru lahir, serta masa pasca persalinan.

"Maka dari itu, calon pengantin perlu perencanaan yang baik untuk layak hamil, setiap calon pengantin wajib melakukan pemeriksaan kesehatan," ucap Helwi.

Di samping itu, setiap calon pengantin harus mengoptimalisasikan perbaikan gizi dalam upaya pencegahan stunting.

“Calon pengantin harus diberikan edukasi terkait stunting, bagaimana pencegahan stunting, serta bagaimana asupan zat gizi dan masalah kesehatan,” ujar dia.

Kegiatan ini tidak hanya diisi dengan penyampaian materi, tetapi juga dengan diskusi interaktif. Para peserta berbagi pengalaman, tantangan, serta solusi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi calon pengantin di wilayah masing-masing.

Dinas Kesehatan berharap setelah diadakannya kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.
 

Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024