Padang (ANTARA) - Komunitas Belanak menggelar pameran seni rupa dengan tema "Pulang" dalam rangka menyambut ulang tahun ke-21 komunitas tersebut di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat, di Padang, Rabu.
Kepala Taman Budaya Sumatera Barat, Supriyadi mengatakan, Komunitas Belanak adalah salah satu kelompok Kesenian terbesar di provinsi ini yang sangat berperan memajukan kehidupan kesenian.
"Hal lain yang tidak bisa dipungkiri bahwa para seniman dan karyannya membutuhkan wadah dan ruang publik untuk mengkomunikasikan dengan para penikmat dan pencinta seni, dialog antara seniman dengan penikmat seni perlu terjadi karena hal ini akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhdap kesenian itu sendiri, di sinilah Taman Budaya mengambil perannya," kata Supriyadi saat membuka pameran.
Ia berharap, semoga pameran itu dapat memberikan dorongan kepada para perupanya untuk selalu meningkatkan kreativitas, sekaligus menjadi motivasi bagi kreator lainnya untuk terus berkarya.
Kurator Pameran, Syarial Yayan menyebutkan, pameran itu diikuti diikuti oleh 31 perupa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Padang, Bukitinggi, Palembang, Tanggerang dan Jogjakarta.
“Pulang merupakan proses yang melibatkan ruang dan waktu, di mana sesuatu kembali pada titik awal. Kata pulang akan menciptakan ruang berpikir kreatif. Apakah ada perubahan setelah proses pulang itu terjadi? Bisa jadi seseorang pulang dari merantau karena kerinduan atau ingin membangun ekonomi di kampung halaman. Tentu ini akan menjadi hal yang kompleks karena akan bersentuhan dengan adat dan agama," jelasnya.
Tema ini berawal dari lukisan besar yang dibuat oleh Komunitas Seni Belanak untuk memenuhi undangan pameran Open Cp Biennale di Museum Bank Indonesia, Jakarta tahun 2008. Karya itu dikuratori oleh Asmujo dan berjudul “Pulang”.
Karya “Pulang” merupakan repro lukisan Wakidi dan teknik melukis Wakidi, namun ukurannya jauh lebih besar dari lukisan Wakidi yang asli yakni 9 meter x 3 meter.
“Lukisan Pulang menggambarkan beberapa orang perempuan berjalan pulang dari suatu tempat dengan membawa beban junjungan menuju ke suatu tempat dan berlatar belakang alam Minangkabau,” katanya.
Seniman yang terlibat pada pameran ini adalah mereka yang cukup aktif berkarya di dunia seni rupa, di antaranya Ahmat Sarjoni, Ahmat Sofiyan, Alberto, Alif Prayono, Angga Deka Kurnia, Angga Elpatsa, Benny Saputra, Alfarizi Andrinaldi, Dika Andrian, Edi Bonetski, Erianto, dan Erlangga, Ermansyah.
Kemudian Ferdian Ondira Asa, Fitra Alex, Firdaus, Imam Teguh, Irvan Sawendri, Irwandi, Muhammad Ridwan, Ismail Zulfikar, Iswandi, Novando Mushil, Ridha Nur Safitri, Roni Buya, Sastra Adi Kusuma, Syahrial Yayan, Taufiq Hidayat, Thariq Munthaha, Jufri Gusrianto, dan Zekelver Muharam. (*)
Kepala Taman Budaya Sumatera Barat, Supriyadi mengatakan, Komunitas Belanak adalah salah satu kelompok Kesenian terbesar di provinsi ini yang sangat berperan memajukan kehidupan kesenian.
"Hal lain yang tidak bisa dipungkiri bahwa para seniman dan karyannya membutuhkan wadah dan ruang publik untuk mengkomunikasikan dengan para penikmat dan pencinta seni, dialog antara seniman dengan penikmat seni perlu terjadi karena hal ini akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhdap kesenian itu sendiri, di sinilah Taman Budaya mengambil perannya," kata Supriyadi saat membuka pameran.
Ia berharap, semoga pameran itu dapat memberikan dorongan kepada para perupanya untuk selalu meningkatkan kreativitas, sekaligus menjadi motivasi bagi kreator lainnya untuk terus berkarya.
Kurator Pameran, Syarial Yayan menyebutkan, pameran itu diikuti diikuti oleh 31 perupa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Padang, Bukitinggi, Palembang, Tanggerang dan Jogjakarta.
“Pulang merupakan proses yang melibatkan ruang dan waktu, di mana sesuatu kembali pada titik awal. Kata pulang akan menciptakan ruang berpikir kreatif. Apakah ada perubahan setelah proses pulang itu terjadi? Bisa jadi seseorang pulang dari merantau karena kerinduan atau ingin membangun ekonomi di kampung halaman. Tentu ini akan menjadi hal yang kompleks karena akan bersentuhan dengan adat dan agama," jelasnya.
Tema ini berawal dari lukisan besar yang dibuat oleh Komunitas Seni Belanak untuk memenuhi undangan pameran Open Cp Biennale di Museum Bank Indonesia, Jakarta tahun 2008. Karya itu dikuratori oleh Asmujo dan berjudul “Pulang”.
Karya “Pulang” merupakan repro lukisan Wakidi dan teknik melukis Wakidi, namun ukurannya jauh lebih besar dari lukisan Wakidi yang asli yakni 9 meter x 3 meter.
“Lukisan Pulang menggambarkan beberapa orang perempuan berjalan pulang dari suatu tempat dengan membawa beban junjungan menuju ke suatu tempat dan berlatar belakang alam Minangkabau,” katanya.
Seniman yang terlibat pada pameran ini adalah mereka yang cukup aktif berkarya di dunia seni rupa, di antaranya Ahmat Sarjoni, Ahmat Sofiyan, Alberto, Alif Prayono, Angga Deka Kurnia, Angga Elpatsa, Benny Saputra, Alfarizi Andrinaldi, Dika Andrian, Edi Bonetski, Erianto, dan Erlangga, Ermansyah.
Kemudian Ferdian Ondira Asa, Fitra Alex, Firdaus, Imam Teguh, Irvan Sawendri, Irwandi, Muhammad Ridwan, Ismail Zulfikar, Iswandi, Novando Mushil, Ridha Nur Safitri, Roni Buya, Sastra Adi Kusuma, Syahrial Yayan, Taufiq Hidayat, Thariq Munthaha, Jufri Gusrianto, dan Zekelver Muharam. (*)