Pariaman (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mendukung penerapan program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yaitu Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP) di daerah itu sebagai bagian dari upaya transformasi kesehatan di Indonesia.
 
"Dengan adanya ILP, Puskesmas di Kota Pariaman akan menjalankan fungsi preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara lebih efektif. Ini akan memperkuat peran Puskesmas sebagai penanggung jawab masalah kesehatan di tingkat desa dan kecamatan, kata Penjabat (Pj) Walikota Pariaman Roberia di Pariaman, Sabtu. 
 
Ia mengatakan pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu pilar transformasi kesehatan yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kesehatan. Hal ini berdasarkan siklus hidup yang mudah diakses dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga, dan individu.
 
Program ini, lanjutnya memiliki tiga pilar utama yakni penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan, mendekatkan layanan hingga ke tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard situasi kesehatan per desa.
 
"Ini merupakan langkah strategis dimana bertujuan untuk memperkuat peran Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif dan terpadu," katanya.
 
Oleh karena itu ia mengajak seluruh lapisan masyarakat di daerah itu secara bersama-sama mendukung transformasi sistem layanan kesehatan primer masyarakat menuju Pariaman sehat khususnya dan Indonesia sehat umumnya.
 
Diketahui penandatanganan Penggalangan Komitmen ILP di Pariaman dilakukan oleh Pj Wali Kota Pariaman Roberia, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Hendri Putra beserta seluruh jajaran dan pimpinan Puskesmas se-Kota Pariaman pada Rabu (28/8).
 
Sejalan dengan itu, Hendri Putra mengatakan permintaan pernyataan komitmen penerapan ILP dari Puskesmas Air Santok semenjak akhir 2023 yang berorientasi pada pelayanan siklus kehidupan mulai dari bayi, balita sampai lansia.
 
Ia menjelaskan dengan ILP tersebut maka terjadi perubahan pelayanan. Sebelumnya layanan bersifat terpisah namun dengan inovasi ILP ini layanan disesuaikan dengan siklus hidup yang terbagi dalam empat klaster.
 
“Kalau dulu itu ada layanan poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan poli Balai Pengobatan, namun sekarang berorientasi kepada siklus kehidupan dan kelompok umurnya dimana ada beberapa klaster, klaster 1, klaster 2, klaster 3, klaster 4 dan klaster 5 (lintas klaster)," kata dia. 
 
Klaster tersebut meliputi manajemen, layanan kesehatan untuk ibu hamil, bayi, balita, dan remaja, layanan untuk usia produktif hingga lanjut usia, serta penanggulangan penyakit menular.
 
 

Pewarta : Aadiaat MS
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024