Padang (ANTARA) - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat (Sumbar) mengungkapkan adanya peluang permintaan ekspor minimal 4 ton per bulan ke negara-negara Timur Tengah.
"Minggu lalu teman-teman Bappenas menyampaikan permintaan daging rendang sebanyak 4 ton per bulan," kata Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Provinsi Sumbar Ibrahim di Padang, Jumat.
Menyikapi permintaan daging rendang dalam jumlah besar tersebut, Kepala balai karantina langsung berkoordinasi dengan pihak Garuda Indonesia. Hasilnya, maskapai di bawah naungan Kementerian BUMN itu siap memberikan harga khusus untuk pengiriman rendang ke luar negeri.
"Ini patut diapresiasi. Sebab, biasanya harga kirim per kilogram Rp30 ribu dan mungkin nanti harganya bisa ditekan lagi sehingga bisa bersaing dengan negara lain," ujar dia.
Menurut Ibrahim, ekspor rendang yang merupakan kuliner asli dari Sumbar merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Selain terkenal enak bahkan pernah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia, kuliner Nusantara ini juga digemari oleh banyak kalangan.
Peningkatan dan peluang ekspor rendang ke negara-negara Timur Tengah terutama Arab Saudi dinilai potensial. Apalagi, setiap tahunnya jamaah haji dari berbagai negara termasuk Indonesia melaksanakan ibadah haji maupun umrah.
Terpisah, Ketua Pembina Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (Hipermi) Syukriah mengatakan tengah membidik perluasan pasar ekspor rendang ke sejumlah negara di dunia agar makanan khas tersebut makin kenal di dunia internasional.
"Perluasan pasar terus diupayakan Hipermi dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak," kata Syukriah.
Syukriah yang juga Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat tersebut mengatakan kerja sama yang sudah berhasil dijalin yakni bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
"Minggu lalu teman-teman Bappenas menyampaikan permintaan daging rendang sebanyak 4 ton per bulan," kata Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Provinsi Sumbar Ibrahim di Padang, Jumat.
Menyikapi permintaan daging rendang dalam jumlah besar tersebut, Kepala balai karantina langsung berkoordinasi dengan pihak Garuda Indonesia. Hasilnya, maskapai di bawah naungan Kementerian BUMN itu siap memberikan harga khusus untuk pengiriman rendang ke luar negeri.
"Ini patut diapresiasi. Sebab, biasanya harga kirim per kilogram Rp30 ribu dan mungkin nanti harganya bisa ditekan lagi sehingga bisa bersaing dengan negara lain," ujar dia.
Menurut Ibrahim, ekspor rendang yang merupakan kuliner asli dari Sumbar merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Selain terkenal enak bahkan pernah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia, kuliner Nusantara ini juga digemari oleh banyak kalangan.
Peningkatan dan peluang ekspor rendang ke negara-negara Timur Tengah terutama Arab Saudi dinilai potensial. Apalagi, setiap tahunnya jamaah haji dari berbagai negara termasuk Indonesia melaksanakan ibadah haji maupun umrah.
Terpisah, Ketua Pembina Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (Hipermi) Syukriah mengatakan tengah membidik perluasan pasar ekspor rendang ke sejumlah negara di dunia agar makanan khas tersebut makin kenal di dunia internasional.
"Perluasan pasar terus diupayakan Hipermi dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak," kata Syukriah.
Syukriah yang juga Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat tersebut mengatakan kerja sama yang sudah berhasil dijalin yakni bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.