Padang Aro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan bersama masyarakat Kecamatan Sungai Pagu gotong royong memberikan lingkungan untuk memutus rantai penyebaran nyamuk cikungunya.
Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Pendewal, di Padang Aro, Senin, mengatakan gotong royong ini dilakukan di Kampuang Tarandam Nagari Pasar Muara Labuh karena kasus cikungunya banyak terjadi di wilayah tersebut.
"Kegiatan ini dilaksanakan untuk memutus rantai penyebaran cikungunya sebab di daerah ini dilaporkan banyak terjadi kasus tersebut ditambah Sungai Pagu akan menjadi tuan rumah MTQ Tingkat Kabupaten sehingga sudah ada urgensi agar pembersihan lingkungan ini dilakukan," katanya.
Giat membersihkan lingkungan ini dilaksanakan melibatkan berbagai elemen, mulai dari masyarakat, pasukan oranye, pemerintah nagari, pemerintah kecamatan, dan UPT Puskesmas Sungai Pagu.
Dia menjelaskan, hingga saat ini sudah terdapat 86 kasus cikungunya yang dilaporkan terjadi di lokasi tersebut.
Pemerintah pun sebelumnya juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran, mulai dari pemusnahan sarang nyamuk, penyebaran bubuk abate, dan fogging sebanyak dua kali.
"Namun sayangnya upaya ini masih belum membuahkan hasil, lantaran kasus-kasus baru masih tetap bermunculan dan masih ditemukan sarang-sarang nyamuk karena banyaknya genangan air dan sebagainya," jelasnya.
Penderita cikungunya katanya, menunjukkan gejala seperti demam, nyeri persendian, kadang muncul ruam kemerahan, hingga lumpuh sementara bisa sampai berbulan-bulan.
Camat Sungai Pagu Ibrahim pun menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memutus penyebaran cikungunya ini.
"Salah satunya bersama agar lingkungan semakin bersih dan nyamuk penyebab cikungunya ini pun musnah," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Pendewal, di Padang Aro, Senin, mengatakan gotong royong ini dilakukan di Kampuang Tarandam Nagari Pasar Muara Labuh karena kasus cikungunya banyak terjadi di wilayah tersebut.
"Kegiatan ini dilaksanakan untuk memutus rantai penyebaran cikungunya sebab di daerah ini dilaporkan banyak terjadi kasus tersebut ditambah Sungai Pagu akan menjadi tuan rumah MTQ Tingkat Kabupaten sehingga sudah ada urgensi agar pembersihan lingkungan ini dilakukan," katanya.
Giat membersihkan lingkungan ini dilaksanakan melibatkan berbagai elemen, mulai dari masyarakat, pasukan oranye, pemerintah nagari, pemerintah kecamatan, dan UPT Puskesmas Sungai Pagu.
Dia menjelaskan, hingga saat ini sudah terdapat 86 kasus cikungunya yang dilaporkan terjadi di lokasi tersebut.
Pemerintah pun sebelumnya juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran, mulai dari pemusnahan sarang nyamuk, penyebaran bubuk abate, dan fogging sebanyak dua kali.
"Namun sayangnya upaya ini masih belum membuahkan hasil, lantaran kasus-kasus baru masih tetap bermunculan dan masih ditemukan sarang-sarang nyamuk karena banyaknya genangan air dan sebagainya," jelasnya.
Penderita cikungunya katanya, menunjukkan gejala seperti demam, nyeri persendian, kadang muncul ruam kemerahan, hingga lumpuh sementara bisa sampai berbulan-bulan.
Camat Sungai Pagu Ibrahim pun menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memutus penyebaran cikungunya ini.
"Salah satunya bersama agar lingkungan semakin bersih dan nyamuk penyebab cikungunya ini pun musnah," ujarnya.