Solok (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumatera Barat meningkatkan edukasi untuk mencegah perundungan kepada pelajar di sekolah-sekolah karena dampak perundungan mempengaruhi psikologis korbannya.
"Efek perundungan ini sangat berbahaya terhadap fisik dan mental anak- anak sekolah, bahkan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, hingga post traumatic stress disorder (PTSD)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Solok Medison di Solok, Jumat.
Ia mengatakan bahwa para guru memiliki peranan yang sentral dalam proses pendidikan anak-anak bangsa.
Menurutnya bullying atau perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat untuk mengintimidasi orang lain yang lebih lemah.
Lebih lanjut, Medison menyampaikan salah satu fokus program Bupati Solok adalah program pendidikan sehingga edukasi mencegah perundungan akan mencegah dan mengatasi peluang terjadinya aksi bullying terhadap anak-anak di sekolah.
"Semoga dengan tekad dan kerja sama kita dalam mencegah perundungan, kita yakin aksi bullying dapat diberantas di Kabupaten Solok, khususnya di sekolah-sekolah," ujar dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Zainal Jusmar mengatakan bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental.
"Ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan baik fisik maupun mental anak-anak kita ke depan," katanya.
Ia menilai, selain guru, peran orang tua dalam mencegah bullying sangat juga penting, apalagi pada zaman digital saat ini.
"Kemajuan dan perkembangan teknologi secara tidak langsung juga mempengaruhi pola pikir maupun tingkah laku anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga perlu bimbingan dan perhatian baik dari lingkungan keluarga," katanya.
Ia menyebutkan ada sejumlah peran orang tua dalam mencegah bullying, antara lain, membangun komunikasi terbuka, memberikan pendidikan anti bullying, menjadi contoh perilaku positif, dan mengajarkan keterampilan sosial.
"Untuk itu mari kita ajarkan anak-anak kita untuk memiliki rasa toleransi dan tanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun lingkungannya," ujar dia.
Ia juga mengimbau apabila ada anak- anak yang menjadi korban bullying untuk segera melaporkannya agar memberi efek jera bagi para pelakunya.
"Efek perundungan ini sangat berbahaya terhadap fisik dan mental anak- anak sekolah, bahkan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, hingga post traumatic stress disorder (PTSD)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Solok Medison di Solok, Jumat.
Ia mengatakan bahwa para guru memiliki peranan yang sentral dalam proses pendidikan anak-anak bangsa.
Menurutnya bullying atau perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat untuk mengintimidasi orang lain yang lebih lemah.
Lebih lanjut, Medison menyampaikan salah satu fokus program Bupati Solok adalah program pendidikan sehingga edukasi mencegah perundungan akan mencegah dan mengatasi peluang terjadinya aksi bullying terhadap anak-anak di sekolah.
"Semoga dengan tekad dan kerja sama kita dalam mencegah perundungan, kita yakin aksi bullying dapat diberantas di Kabupaten Solok, khususnya di sekolah-sekolah," ujar dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Zainal Jusmar mengatakan bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental.
"Ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan baik fisik maupun mental anak-anak kita ke depan," katanya.
Ia menilai, selain guru, peran orang tua dalam mencegah bullying sangat juga penting, apalagi pada zaman digital saat ini.
"Kemajuan dan perkembangan teknologi secara tidak langsung juga mempengaruhi pola pikir maupun tingkah laku anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga perlu bimbingan dan perhatian baik dari lingkungan keluarga," katanya.
Ia menyebutkan ada sejumlah peran orang tua dalam mencegah bullying, antara lain, membangun komunikasi terbuka, memberikan pendidikan anti bullying, menjadi contoh perilaku positif, dan mengajarkan keterampilan sosial.
"Untuk itu mari kita ajarkan anak-anak kita untuk memiliki rasa toleransi dan tanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun lingkungannya," ujar dia.
Ia juga mengimbau apabila ada anak- anak yang menjadi korban bullying untuk segera melaporkannya agar memberi efek jera bagi para pelakunya.