Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat menggratiskan tiket masuk ke objek wisata Pantai Gandoriah pada puncak pelaksanaan Pesona Budaya Tabuik Piaman 2024 yang dilaksanakan pada Minggu (21/7).
"Kami tidak menarik retribusi masuk objek wisata mulai dari pagi hingga malam, kami memberikan kesempatan kepada wisatawan pada hari tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Ferialdi di Pariaman, Jumat.
Ia mengatakan tidak ditariknya retribusi masuk ke objek wisata tersebut juga merupakan permintaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI karena kegiatan budaya dan wisata Tabuik pada tahun ini masuk ke dalam Kharisma Event Nusantara.
Ia menyampaikan pada tahun lalu Pemkot Pariaman masih menarik retribusi masuk ke Pantai Gandoriah sebagai lokasi pelaksanaan Tabuik Dibuang Kelaut hingga pukul 12.00 WIB.
"Setelah itu atau lewat dari pukul 12.00 WIB retribusi tidak ditarik lagi, wisatawan bebas masuk ke Pantai Gandoriah, (itu tahun lalu) kalau sekarang gratis dari pagi," katanya.
Ferialdi mengatakan meskipun hal tersebut berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) karena pada hari itu ratusan ribu wisatawan datang menyaksikan Tabuik Dibuang Kelaut namun Pemkot Pariaman dan pihak kementerian lebih mengutamakan banyaknya wisatawan yang datang.
"Tahun lalu kunjungan wisatawan mencapai 200 ribu orang," ujarnya.
Meskipun daerah itu tidak mendapatkan PAD dipuncak pelaksanaan Tabuik namun pihaknya meyakini kegiatan tahunan itu berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat khususnya yang berdagang.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat bersama masyarakat di daerah itu mengagendakan pelaksanaan kegiatan budaya dan wisata tahunan Pesona Budaya Tabuik mulai 7 sampai 21 Juli 2024.
"Kegiatan dilaksanakan selama 15 hari, ini tujuannya untuk menyesuaikan puncak pelaksanaan Tabuik jatuh pada hari Minggu," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Ferialdi di Pariaman.
Ia mengatakan selama 15 hari tersebut kegiatan tidak saja diisi dengan prosesi Tabuik namun juga berbagai kegiatan pendukung yang berhubungan dengan Tabuik dan budaya Pariaman.
"Kami tidak menarik retribusi masuk objek wisata mulai dari pagi hingga malam, kami memberikan kesempatan kepada wisatawan pada hari tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Ferialdi di Pariaman, Jumat.
Ia mengatakan tidak ditariknya retribusi masuk ke objek wisata tersebut juga merupakan permintaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI karena kegiatan budaya dan wisata Tabuik pada tahun ini masuk ke dalam Kharisma Event Nusantara.
Ia menyampaikan pada tahun lalu Pemkot Pariaman masih menarik retribusi masuk ke Pantai Gandoriah sebagai lokasi pelaksanaan Tabuik Dibuang Kelaut hingga pukul 12.00 WIB.
"Setelah itu atau lewat dari pukul 12.00 WIB retribusi tidak ditarik lagi, wisatawan bebas masuk ke Pantai Gandoriah, (itu tahun lalu) kalau sekarang gratis dari pagi," katanya.
Ferialdi mengatakan meskipun hal tersebut berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) karena pada hari itu ratusan ribu wisatawan datang menyaksikan Tabuik Dibuang Kelaut namun Pemkot Pariaman dan pihak kementerian lebih mengutamakan banyaknya wisatawan yang datang.
"Tahun lalu kunjungan wisatawan mencapai 200 ribu orang," ujarnya.
Meskipun daerah itu tidak mendapatkan PAD dipuncak pelaksanaan Tabuik namun pihaknya meyakini kegiatan tahunan itu berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat khususnya yang berdagang.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat bersama masyarakat di daerah itu mengagendakan pelaksanaan kegiatan budaya dan wisata tahunan Pesona Budaya Tabuik mulai 7 sampai 21 Juli 2024.
"Kegiatan dilaksanakan selama 15 hari, ini tujuannya untuk menyesuaikan puncak pelaksanaan Tabuik jatuh pada hari Minggu," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Ferialdi di Pariaman.
Ia mengatakan selama 15 hari tersebut kegiatan tidak saja diisi dengan prosesi Tabuik namun juga berbagai kegiatan pendukung yang berhubungan dengan Tabuik dan budaya Pariaman.