Solok (ANTARA) - Sebanyak 40 remaja di Kota Solok Sumatera Barat mengikuti pendidikan kesehatan jiwa dan napza, bertujuan untuk menangkal pengaruh buruk dari luar yang diadakan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Solok Hiddayaturrahmi di Solok Minggu mengatakan, Dinkes Solok menyelenggarakan gerakan masyarakat dalam upaya promosi kesehatan jiwa dan napza bagi remaja di Kota Solok.
"Pendidikan kesehatan jiwa dan napza bertujuan agar remaja mampu menghadapi tantangan hidup dan memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar," ujarnya.
Menurut WHO, katanya, ada empat kriteria utama seseorang dinyatakan sehat jiwa yaitu produktif, mengenali potensi diri, mampu mengelola stres dengan baik, dan bermanfaat bagi orang lain.
Kegiatan yang digelar selama satu hari ini, diikuti oleh 40 orang peserta dari perwakilan siswa tingkat SMP dan SMA se-Kota Solok.
Pertemuan ini menghadirkan narasumber ahli, dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Natsir Solok, dr Sulistiana Dewi Sp Kj, dan juga Psikolog Vinola Maretha, S Psi M Psi.
Sebelum memulai kegiatan, peserta diarahkan untuk mengisi skrining yang sudah disiapkan panitia, melalui handphone masing-masing peserta.
Skrining kesehatan jiwa dan napza merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan mendeteksi dini remaja yang mengalami masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Skrining ini juga bertujuan agar tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan remaja.
Salah satu narasumber mengatakan, usia remaja adalah usia yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa depan.
Perkembangan fisik yang begitu cepat pada usia remaja terkadang tidak mengalami keseimbangan dengan kejiwaannya.
Apabila tidak segera ditangani, dapat berpengaruh buruk baik pada perilaku juga pada pengendalian emosi. Untuk itu perlu dilakukan skrining kesehatan jiwa dan napza secara berkala.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, khususnya remaja, mengenai kesehatan jiwa dan bahaya penyalahgunaan napza. Sehingga remaja dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari ancaman narkoba.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Solok Hiddayaturrahmi di Solok Minggu mengatakan, Dinkes Solok menyelenggarakan gerakan masyarakat dalam upaya promosi kesehatan jiwa dan napza bagi remaja di Kota Solok.
"Pendidikan kesehatan jiwa dan napza bertujuan agar remaja mampu menghadapi tantangan hidup dan memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar," ujarnya.
Menurut WHO, katanya, ada empat kriteria utama seseorang dinyatakan sehat jiwa yaitu produktif, mengenali potensi diri, mampu mengelola stres dengan baik, dan bermanfaat bagi orang lain.
Kegiatan yang digelar selama satu hari ini, diikuti oleh 40 orang peserta dari perwakilan siswa tingkat SMP dan SMA se-Kota Solok.
Pertemuan ini menghadirkan narasumber ahli, dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Natsir Solok, dr Sulistiana Dewi Sp Kj, dan juga Psikolog Vinola Maretha, S Psi M Psi.
Sebelum memulai kegiatan, peserta diarahkan untuk mengisi skrining yang sudah disiapkan panitia, melalui handphone masing-masing peserta.
Skrining kesehatan jiwa dan napza merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan mendeteksi dini remaja yang mengalami masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Skrining ini juga bertujuan agar tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan remaja.
Salah satu narasumber mengatakan, usia remaja adalah usia yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa depan.
Perkembangan fisik yang begitu cepat pada usia remaja terkadang tidak mengalami keseimbangan dengan kejiwaannya.
Apabila tidak segera ditangani, dapat berpengaruh buruk baik pada perilaku juga pada pengendalian emosi. Untuk itu perlu dilakukan skrining kesehatan jiwa dan napza secara berkala.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, khususnya remaja, mengenai kesehatan jiwa dan bahaya penyalahgunaan napza. Sehingga remaja dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari ancaman narkoba.