Solok (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Solok Sumatera Barat membantu pemerintah daerah setempat berperan aktif dalam melakukan intervensi serentak sebagai upaya menekan angka stunting.

Ketua TP PKK Kabupaten Solok Emiko Epyardi Asda di Solok Jumat mengatakan, gerakan intervensi serentak tersebut merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama masyarakat yang rentan terhadap masalah gizi seperti stunting.

Menurutnya, perjuangan mencegah dan menurunkan stunting sebenarnya tidaklah sulit, selama dapat terjalin dengan baik koordinasi serta komunikasi dan kerja sama dari semua pihak.

"Untuk itu saya berharap semua lintas sektoral, kepala OPD, camat serta wali nagari -kepala desa- agar dapat bekerja sama serta saling menguatkan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Solok," katanya.

Ia juga mengatakan, gerakan ini nantinya tentu akan memperkuat efektifitas intervensi pencegahan stunting di daerah itu.

Karena itu, ia berharap melalui program-program PKK akan dapat lebih mudah untuk menyosialisasikan atau mengampanyekan gerakan pencegahan stunting, seperti yang dilaksanakan sebelumnya.

Selain dilakukan intervensi secara serentak, TP PKK Kabupaten Solok juga memberikan bantuan sosial kepada keluarga miskin berisiko stunting dan pelayanan khusus administrasi kependudukan terhadap Lansia dan masyarakat yang sakit di rumah.

TP PKK Kabupaten Solok juga memberikan sertifikat imunisasi dasar lengkap kepada beberapa bayi dan balita.

Angka prevalensi stunting di Kabupaten Solok pada tahun 2023 mencapai 12,11 persen, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok 2021-2026.

Angka prevalensi stunting tersebut berdasarkan aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang merupakan pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat dengan teknologi elektronik.

Berdasarkan data e-PPGBM bahkan menunjukkan angka prevalensi stunting Kabupaten Solok mencapai 12,11 persen, melebihi target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Solok 2021-2026 untuk tahun tersebut.

Tidak hanya itu, Pemkab Solok melalui TP PKK setempat juga memasifkan kegiatan posyandu mulai dari tingkat kecamatan bahkan sampai tingkat nagari (desa) untuk menekan angka stunting.

Emiko menilai bahwa posyandu merupakan ujung tombak dalam pencegahan stunting di daerah setempat.

"Alhamdulillah kita sudah masuk enam besar tingkat provinsi melalui penilaian ekspos kader posyandu kita yang telah dilakukan sebelumnya," kata Emiko.

Selain itu, menurutnya sebagai struktur terkecil dan terdepan dari pelayanan kesehatan dari pemerintah, posyandu bisa menjangkau masyarakat secara langsung.

Posyandu juga dapat memberdayakan para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak dan pola konsumsi keluarga.


Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024