Padang (ANTARA) - Komunitas Seni Pertunjukan Indonesia Performance Syndicate (IPS) menampilkan hasil riset yang dilakukan secara mendalam selama berbulan-bulan dalam Pertunjukan Seni Kontemporer Legaran Svarnadvipa di Lapangan Cindua Mato Batusangkar, 29 Juni 2024 pukul 20.00 WIB.
"Sebanyak 31 orang seniman teater, tari dan musik berkolaborasi dalam seni pertunjukan yang mengelaborasi metode total body performance method," kata Sutradara Legaran Svarnadvipa, Wendy HS saat jumpa pers di Kafe Fabriek Block Padang, Rabu.
Ia mengatakan Pemkab Tanah Datar telah memberikan dukungan penuh untuk pementasan seni pertunjukan itu.
"Dua minggu terakhir, latihan sudah dilaksanakan di Lapangan Cindua Mato. Kita juga mendapatkan dukungan akomodasi dan penyebaran informasi," ujarnya.
Wendi menyebut salah satu kelemahan komunitas seni saat ini memang pada networking, karena itu penting untuk mulai merangkul semua pihak guna memperluas networking itu demi mewujudkan keinginan seni pertunjukan berkualitas yang berorientasi pada penonton, lalu akhirnya wisatawan.
Wendy mengungkapkan, pertunjukan kontemporer Legaran Svarnadvipa merupakan pertunjukan dengan tema tentang emas yang menjadi budaya dalam masyarakat di Pulau Sumatera (Svarnadvipa). Kisah tentang emas yang menjadi cerita turun-temurun dari generasi ke generasi suatu masyarakat yang konon beradat kuat.
"Ini kisah tentang emas yang dianggap punya kualitas terbaik di masanya yang menjadi alat tukar dalam bersosial. Ini kisah tentang emas yang diburu oleh para saudagar emas dunia hingga saat ini. Ini kisah tentang Svarnadvipa, tentang legaran yang pernah menempatkan nenek moyang kita menjadi bagian penentu hitam-putihnya warna dunia. Ini kisah tentang Svarnadvipa, tentang sebagian kita hari ini yang bermimpi memiliki kebun emas di halaman belakang rumahnya,” katanya.
Inovasi dalam Legaran Svarnadvipa sebagai bentuk totalitas penggabungan unsur etik, theater, dancing dan musicing. Pertunjukan yang akan berlangsung selama satu jam ini juga akan didukung oleh beberapa kelompok seni tradisi dari Lintau Kabupaten Tanah Datar. Juga didukung oleh Uda-uni Tanah Datar.*
"Sebanyak 31 orang seniman teater, tari dan musik berkolaborasi dalam seni pertunjukan yang mengelaborasi metode total body performance method," kata Sutradara Legaran Svarnadvipa, Wendy HS saat jumpa pers di Kafe Fabriek Block Padang, Rabu.
Ia mengatakan Pemkab Tanah Datar telah memberikan dukungan penuh untuk pementasan seni pertunjukan itu.
"Dua minggu terakhir, latihan sudah dilaksanakan di Lapangan Cindua Mato. Kita juga mendapatkan dukungan akomodasi dan penyebaran informasi," ujarnya.
Wendi menyebut salah satu kelemahan komunitas seni saat ini memang pada networking, karena itu penting untuk mulai merangkul semua pihak guna memperluas networking itu demi mewujudkan keinginan seni pertunjukan berkualitas yang berorientasi pada penonton, lalu akhirnya wisatawan.
Wendy mengungkapkan, pertunjukan kontemporer Legaran Svarnadvipa merupakan pertunjukan dengan tema tentang emas yang menjadi budaya dalam masyarakat di Pulau Sumatera (Svarnadvipa). Kisah tentang emas yang menjadi cerita turun-temurun dari generasi ke generasi suatu masyarakat yang konon beradat kuat.
"Ini kisah tentang emas yang dianggap punya kualitas terbaik di masanya yang menjadi alat tukar dalam bersosial. Ini kisah tentang emas yang diburu oleh para saudagar emas dunia hingga saat ini. Ini kisah tentang Svarnadvipa, tentang legaran yang pernah menempatkan nenek moyang kita menjadi bagian penentu hitam-putihnya warna dunia. Ini kisah tentang Svarnadvipa, tentang sebagian kita hari ini yang bermimpi memiliki kebun emas di halaman belakang rumahnya,” katanya.
Inovasi dalam Legaran Svarnadvipa sebagai bentuk totalitas penggabungan unsur etik, theater, dancing dan musicing. Pertunjukan yang akan berlangsung selama satu jam ini juga akan didukung oleh beberapa kelompok seni tradisi dari Lintau Kabupaten Tanah Datar. Juga didukung oleh Uda-uni Tanah Datar.*