Jakarta (ANTARA) - Skotlandia pasti akan bermain habis-habisan melawan Swiss dalam pertandingan kedua mereka di Grup A di Stadion Cologne pada Kamis dini hari esok pukul 02.00 WIB.

Kalah telak 1-5 dari tuan rumah Jerman dalam pertandingan pertama tak saja memperberat langkah Skotlandia tapi juga merusak kepercayaan diri mereka dalam menatap laga-laga berikutnya, termasuk melawan Swiss yang tampil cantik saat menghadapi Hungaria.

Tim asuhan Steve Clarke wajib mendapatkan poin dari Cologne agar bisa merawat impian maju ke fase grup, sekalipun impian itu terlalu berat untuk diwujudkan.

Hal utama yang mesti dilakukan "Tartan Army" adalah menyingkirkan rasa takut, seperti disebut oleh kapten mereka, Andy Robertson.

Menurut pemain Liverpool itu, Skotlandia tidak mengenali dirinya sendiri saat menghadapi Jerman, padahal memiliki kemampuan untuk menandingi tim mana pun.

Untuk itu, yang perlu merombak tim ini bukan cuma pelatih Steve Clarke, tapi juga pemain-pemain Skotlandia yang mesti mengubah pola pikir agar mendapatkan lagi kepercayaan dirinya.

Swiss sendiri mengetahui benar bagaimana memanfaatkan tim yang berusaha keras mendapatkan lagi kepercayaan diri.

Tim asuhan Murat Yakin tahu pasti Skotlandia akan tampil habis-habisan, tapi mereka juga tahu pasti apa yang harus disiapkan menghadapi tim yang tengah terluka dan di ambang terlempar dari kompetisi.

Swiss tahu Andy Robertson cs akan keluar menyerang dalam skala yang lebih besar dan lebih frontal ketimbang sewaktu menghadapi Jerman.

Namun Murat Yakin tak akan meminta skuadnya menunggu tekanan Skotlandia dan mencari aman agar tak kehilangan poin, karena dalam sepak bola Swiss, pertahanan terbaik dalam melawan tim yang ofensif adalah mendahului menekan. Inilah yang mereka lakukan saat menjinakkan Hungaria 3-1 dalam laga pertama.

Kerja tim

Akan selalu menarik melihat dua tim yang memiliki tekanan dan beban berbeda. Swiss yang mungkin lebih relaks tentu akan berbeda dengan Skotlandia yang akan lebih agresif karena tuntutan poin yang demikian besar.

Mereka pastinya akan memainkan dua gaya sepak bola berbeda, walau kalau dicermati lebih dalam, sebenarnya memiliki kemiripan karena keduanya menekankan kerja tim atau team-work.

Swiss cenderung bermain dalam tempo tinggi, berenergi dan menekan. Saat menyerang, sekitar tujuh pemain mereka akan serentak menekan lawan, sedangkan kedua bek sayap akan overlap mengumpan demi memperbanyak peluang.

Tiga gelandang yang dipasang pelatih-pelatih Swiss akan aktif membantu serangan, menyisakan satu gelandang bertahan yang melapis kedua bek tengah guna mematikan serangan balasan lawan.

Sewaktu menundukkan Hungaria, skema itu diperankan oleh Granit Xhaka, dibantu duo sayap, Ruben Vargas dan Dan Ndoye.

Ketika serangan balasan lawan datang, pemain-pemain mereka akan balik menekan untuk mengganggu manuver, dribel dan kemampuan lawan dalam mengumpan. Hungaria menjadi korban gaya bermain mereka.

Sementara, penekanan team-work yang dilakukan Skotlandia, terletak pada umpan-umpan langsung yang menihilkan gerakan-gerakan yang dianggap tidak perlu, seperti mendribel bola terlalu lama.

Mereka bergerak dari belakang ke depan secepat mereka bisa. Tapi saat menghadapi Jerman, rencana permainan seperti ini berantakan karena Jerman memutus sirkulasi permainan Skotlandia di lapangan tengah.

Transisi umpan Skotlandia pun terganggu, apalagi Billy Gilmour dan Lawrence Shankland dimainkan sebagai pemain pengganti yang bahkan ketika Skotlandia sudah kehilangan bek tengah Ryan Porteous sejak separuh masa pertandingan karena terkena kartu merah.

Skotlandia juga tim yang adaptif dengan situasi lapangan. Mereka cenderung mengadopsi gaya bermain berbeda yang tak menggantungkan diri kepada kemampuan individual pemain. Ini mungkin alasan Steve Clarke membangku cadangkan Gilmour karena lebih membutuhkan pemain yang berorientasi team-work.

Sistem baru

Steve Clarke kali ini terpaksa menurunkan Billy Gilmour sejak awal pertandingan, dalam sistem bermain yang juga baru.

Dia akan tetap memasang tiga bek tengah, tapi dengan mensejajarkan kedua bek sayap dengan dua gelandang tengah dalam formasi 3-4-2-1.

Walaupun kebobolan lima gol, Clarke tetap mempercayakan Kieran Tierney dan Jack Hendry, sebagai dua dari trio bek tengah yang melindungi kiper Angus Gunn. Sedangkan posisi Ryan Porteous akan diisi oleh Grant Hanley.

Callum McGregor akan diminta bermain dari bangku cadangan untuk memberi jalan kepada Billy Gilmour guna berpasangan dengan Scott McTominay di poros permainan Skotlandia.

Duet bek sayap, Andy Robertson dan Anthony Ralston, akan lebih maju untuk sejajar dengan dua gelandang tengah Skotlandia itu.

Sementara itu, Che Adams tetap menjadi ujung tombak yang diapit duo sayap serangan, Ryan Chritie dan John McGinn.

Di lain pihak, Murat Yakin kesulitan mendapatkan alasan merombak tim yang sudah mempersembahkan kemenangan kepada Swiss. Tapi mungkin dia akan menukar Kwadwo Duah dengan Breel Embolo, sebagai ujung tombak serangan.

Selebihnya, Yakin tak akan mengutak atik sepuluh starter lainnya.

Trio pertahanan Ricardo Rodriguez, Manuel Akanji, dan Fabian Schar tetap menjadi palang pintu yang mengawal penjaga gawang Yann Sommer dalam formasi 3-4-2-1.

Michel Aebicher dan Silvan Widmer juga tetap starter di kedua sayap pertahanan yang ditempatkan paralel dengan dua dirigen permainan Swiss; Granit Xhaka dan Remo Freuler.

Swiss tetap diunggulkan, walau kemungkinan imbang juga besar.

Jika Swiss menang dan saat bersamaan Jerman mengatasi Hungaria, maka Skotlandia dan Hungaria bakal berebut salah satu dari empat tiket peringkat tiga terbaik agar lolos ke fase grup.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Skotlandia vs Swiss: Beban berat Tartan Army, kans Swiss untuk lolos

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024