Batusangkar (ANTARA) -
Sejumlah masyarakat di Kabupaten Tanah Datar yang lahan sawahnya terdampak bencana banjir bandang dan lahar hujan Gunung Marapi beberapa waktu lalu memilih menanami ubi dan jagung.
 
Tanaman jagung dan ubi dinilai lebih cocok dengan kondisi tanah yang gersang karena tingginya tumpukan material banjir bandang yang menimbun sawah.
 
"Untuk sementara akan ditanami jagung dan ubi karena tingginya material yang menimbun lahan sawah. Tanahnya gersang, juga tidak cocok untuk tanaman padi," kata salah seorang warga Nagari Limo Kaum, Doni Hendra di Batusangkar Jum'at.
 
Doni mengatakan, selain kondisi tanah yang gersang, alasan dia untuk menanam jagung adalah terputusnya aliran irigasi yang selama ini mengaliri lahan sawah.
 
Dia tidak tahu kapan irigasi tersebut diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat. Diperkirakan memakan waktu yang cukup lama karena belum adanya tanda-tanda pengerjaan dari dinas terkait.
 
"Irigasi juga rusak, perbaikan menunggu dari dinas PU, hingga saat ini belum ada tanda-tanda kapan dikerjakan," kata dia.
 
Sementara itu, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan terkait dengan kerusakan lahan pertanian akibat banjir bandang dan erupsi Gunung Marapi semenjak Desember 2023, pihaknya telah mengajukan reklamasi lahan ke Kementerian Pertanian.
 
Tercatat, kerusakan lahan pertanian khususnya lahan sawah akibat bencana alam tersebut, seluas 511,52 hektar sehingga berdampak cukup signifikan bagi ekonomi masyarakat.
 
"Terkait kerusakan lahan pertanian ini kami telah melaporkan langsung ke Kementerian Pertanian, diantaranya reklamasi lahan pertanian, perbaikan infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani, bantuan benih dan bantuan alsintan," ujarnya.

Pewarta : Etri Saputra
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024