Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Desa Talawi Hilie didukung Pemkot Sawahlunto, Sumatera Barat melaksanakan program pemajuan kebudayaan yang dikemas dalam Pekan Budaya Desa.
Kepala Desa Talawi Hilie Pausil Misbah, di Sawahlunto, Jum'at menyampaikan Pekan Budaya Desa itu menjadi wadah dan jembatan melestarikan dan memberdayakan potensi budaya lokal terutama kepada generasi muda.
"Kami mengusung tema yakni manjago sado nan ado. Maknanya yaitu mempelajari kembali, mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai kebudayaan yang selama ini tersimpan di Desa Talawi Hilie," kata dia.
Ia menjelaskan Pekan Budaya Desa itu diselenggarakan dengan konsep penampilan (festival) dan perlombaan.
"Untuk penampilan itu ada penampilan tari, nasyid, kasidah dan randai, sementara untuk perlombaan ada lomba pidato adat alua pasambahan, lomba lagu Minang, lomba baju muslim kreasi, lomba baju kuruang basiba," ujar dia merinci.
Selain itu juga digelar Festival Lomang Tungkek, yakni merupakan makanan tradisional khas dari Desa Talawi Hilie tersebut.
Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan mengapresiasi dan mendukung Pekan Budaya Desa yang dinilai memberi kekuatan pada sosialisasi dan edukasi budaya kepada generasi muda itu.
"Dalam mengiringi perkembangan global yang dimotori oleh teknologi informasi, kita harus peka dan bersedia bersama-sama mempertahankan nilai-nilai budaya lokal supaya jangan kalah saing dengan masuknya budaya asing. Pekan Budaya Desa menjadi salah satu upaya mempertahankan budaya lokal," katanya.
Ia menyebut Sawahlunto sebagai kota yang mempunyai kekayaan budaya (multikultural) sekarang tercatat memiliki sebanyak 225 objek pemajuan kebudayaan dan 163 cagar budaya.
"Saat ini pemerintah juga sedang mengajukan salah satu kekayaan budaya dari Talawi yakni makanan Lamang Tungkek untuk menjadi Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WTbI)," kata dia.
Sebelumnya, sudah ada dua kekayaan budaya dari Sawahlunto yang lolos diakui menjadi Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WTbI) yakni Bahasa Tansi dan Talempong Batuang.
Kepala Desa Talawi Hilie Pausil Misbah, di Sawahlunto, Jum'at menyampaikan Pekan Budaya Desa itu menjadi wadah dan jembatan melestarikan dan memberdayakan potensi budaya lokal terutama kepada generasi muda.
"Kami mengusung tema yakni manjago sado nan ado. Maknanya yaitu mempelajari kembali, mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai kebudayaan yang selama ini tersimpan di Desa Talawi Hilie," kata dia.
Ia menjelaskan Pekan Budaya Desa itu diselenggarakan dengan konsep penampilan (festival) dan perlombaan.
"Untuk penampilan itu ada penampilan tari, nasyid, kasidah dan randai, sementara untuk perlombaan ada lomba pidato adat alua pasambahan, lomba lagu Minang, lomba baju muslim kreasi, lomba baju kuruang basiba," ujar dia merinci.
Selain itu juga digelar Festival Lomang Tungkek, yakni merupakan makanan tradisional khas dari Desa Talawi Hilie tersebut.
Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan mengapresiasi dan mendukung Pekan Budaya Desa yang dinilai memberi kekuatan pada sosialisasi dan edukasi budaya kepada generasi muda itu.
"Dalam mengiringi perkembangan global yang dimotori oleh teknologi informasi, kita harus peka dan bersedia bersama-sama mempertahankan nilai-nilai budaya lokal supaya jangan kalah saing dengan masuknya budaya asing. Pekan Budaya Desa menjadi salah satu upaya mempertahankan budaya lokal," katanya.
Ia menyebut Sawahlunto sebagai kota yang mempunyai kekayaan budaya (multikultural) sekarang tercatat memiliki sebanyak 225 objek pemajuan kebudayaan dan 163 cagar budaya.
"Saat ini pemerintah juga sedang mengajukan salah satu kekayaan budaya dari Talawi yakni makanan Lamang Tungkek untuk menjadi Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WTbI)," kata dia.
Sebelumnya, sudah ada dua kekayaan budaya dari Sawahlunto yang lolos diakui menjadi Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WTbI) yakni Bahasa Tansi dan Talempong Batuang.