Solok (ANTARA) - Para kader di Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Solok, Sumatera Barat, berperan penting dalam percepatan penurunan angka stunting di daerah itu.
Ketua Bidang IV Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, TP-PKK Kota Solok Ely Umar Rivai di Solok, Selasa, mengatakan dalam penanggulangan stunting, maka kader PKK berperan sebagai agen perubahan untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat agar tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai.
Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu stunting, meningkatkan pola hidup sehat, mampu secara bersama-sama menangani kasus stunting dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
Percepatan penurunan stunting tentunya memerlukan komitmen yang kuat dan kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat kelurahan untuk menurunkan stunting.
Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya.
Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Untuk itu, salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil," katanya.
Upaya ini sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.
Sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun, otak dan tubuh bayi sedang berkembang pesat, sehingga jika terjadi masalah gizi akan berpengaruh juga pada perkembangan otak dan tubuh bayi.
“Dalam melakukan hal tersebut dibutuhkan pendampingan keluarga di tingkat kelurahan di mana kegiatan pendampingan terhadap keluarga tersebut dilakukan oleh para kader PKK,” kata Ely.
Ia juga berharap para Kader PKK untuk selalu mengajak keluarga, ibu hamil dan ibu Balita untuk dapat memperhatikan asupan gizi dan pola pengasuhan, agar tercapainya generasi Kota Solok yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia yang akan melanjutkan estafet perjuangan bangsa.
"Sebelumnya, Pokja IV TP-PKK Kota Solok telah melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas kader PKK tentang percepatan penurunan stunting dengan narasumber Kepala Dinas PPKB Kota Solok, Ardinal dan Irma Ratna Armaida dari Dinas Kesehatan Kota Solok," katanya.
Ia menyebut acara tersebut diikuti oleh kader PKK se-Kota Solok.*
Ketua Bidang IV Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, TP-PKK Kota Solok Ely Umar Rivai di Solok, Selasa, mengatakan dalam penanggulangan stunting, maka kader PKK berperan sebagai agen perubahan untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat agar tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai.
Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu stunting, meningkatkan pola hidup sehat, mampu secara bersama-sama menangani kasus stunting dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
Percepatan penurunan stunting tentunya memerlukan komitmen yang kuat dan kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat kelurahan untuk menurunkan stunting.
Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya.
Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Untuk itu, salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil," katanya.
Upaya ini sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.
Sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun, otak dan tubuh bayi sedang berkembang pesat, sehingga jika terjadi masalah gizi akan berpengaruh juga pada perkembangan otak dan tubuh bayi.
“Dalam melakukan hal tersebut dibutuhkan pendampingan keluarga di tingkat kelurahan di mana kegiatan pendampingan terhadap keluarga tersebut dilakukan oleh para kader PKK,” kata Ely.
Ia juga berharap para Kader PKK untuk selalu mengajak keluarga, ibu hamil dan ibu Balita untuk dapat memperhatikan asupan gizi dan pola pengasuhan, agar tercapainya generasi Kota Solok yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia yang akan melanjutkan estafet perjuangan bangsa.
"Sebelumnya, Pokja IV TP-PKK Kota Solok telah melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas kader PKK tentang percepatan penurunan stunting dengan narasumber Kepala Dinas PPKB Kota Solok, Ardinal dan Irma Ratna Armaida dari Dinas Kesehatan Kota Solok," katanya.
Ia menyebut acara tersebut diikuti oleh kader PKK se-Kota Solok.*