Padang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kabupaten Agam merupakan wilayah yang terdampak paling parah dibandingkan daerah lainnya akibat banjir lahar dingin.

"Luapan air dari hulu Gunung Marapi membawa material dan posisi paling dekat ya di Nagari Bukik Batabuah sehingga langsung menghantam pemukiman warga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumbar Fajar Sukma di Kabupaten Agam, Minggu.

Selain Nagari Bukik Batabuah, empat nagari di Kabupaten Tanah Datar juga terdampak cukup parah. Namun, BPBD belum bisa melaporkan secara detail bentuk kerusakan hingga jumlah pasti korban meninggal dunia maupun hilang.

Sementara di Kota Padang Panjang BPBD melaporkan jalan lintas dari arah Kota Padang menuju Kota Bukittinggi tepatnya di Air Terjun Lembah Anai, merupakan lokasi paling parah dimana sebagian badan jalan terban sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.



Secara umum BPBD mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin di dua kabupaten dan satu kota mencapai 27 orang. Seluruh korban juga telah berhasil diidentifikasi.

Hingga saat ini Pemerintah Provinsi Sumbar belum menetapkan status tanggap darurat pascabanjir lahar dingin yang melanda tiga daerah. Namun, sewaktu-waktu kondisi dapat berubah tergantung keadaan di lapangan.

Terakhir, BPBD Provinsi Sumbar juga telah mendatangkan satu tangki air bersih untuk membantu memenuhi kebutuhan warga di Nagari Bukik Batabuah. Apabila pasokan air kurang BPBD akan meminta perusahaan daerah air minum setempat untuk menambah ketersediaan air bersih.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan bela sungkawa dan duka yang mendalam bagi keluarga dari korban bencana banjir di daerah itu.

"Kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak untuk penanganan pascabencana secepat mungkin," ujarnya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD: Nagari Bukik Batabuah wilayah terdampak banjir paling parah

Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024