Simpang Empat,- (ANTARA) - Dinas Perikanan Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat menyiapkan "cold storage" atau gudang khusus untuk menyimpan es balok guna memenuhi kebutuhan nelayan dalam mendinginkan ikan hasil tangkapan.
Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus di Simpang Empat, Senin, mengatakan, untuk mengawetkan ikan yang ditangkap, nelayan selama ini selalu membutuhkan es balok dalam jumlah tertentu.
Dari catatan dari kegiatan selama ini, produksi es balok di Pasaman Barat diperkirakan mencapai 4.500 ton per bulannya untuk memenuhi kebutuhan sebagai pendingin ikan tangkapan nelayan di daerah itu.
Produksi 4.500 ton es balok itu berasal dari empat pabrik es yakni tiga unit berada di Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas dan satu lagi di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
Kebutuhan es balok bagi hasil tangkapan dan kapal nelayan di Pasaman Barat rata-rata 4.000 sampai 5.000 ton per bulannya.
"Berdasarkan jumlah produksi es dengan kebutuhan es maka ketersediaan es mencukupi bagi hasil tangkapan dan kapal nelayan," ujarnya.
Menurut dia, secara normalnya kondisi es di Pasaman Barat tidak mengalami kendala, tetapi pada bulan-bulan tertentu akan terjadi kekurangan es balok karena banyaknya hasil tangkapan nelayan.
Di lain kesempatan, pabrik es yang ada kewalahan menjual es pada saat hasil tangkapan sedikit dan juga pada saat bulan terang pemakaian es akan jauh menurun.
Menyikapi hal itu, pihaknya telah menyediakan cold storage di pelabuhan yang bisa digunakan untuk penyimpanan ikan pada saat hasil tangkapan banyak.
"Kedepannya kita berharap pelaku usaha dapat memanfaatkan cold storage yang ada dan juga mungkin penambahan cold storage untuk penyimpanan ikan," harapnya.
Ia menyebutkan, untuk target produksi ikan di Pasaman Barat sebesar 122.709 ton selama 2024.
Total target itu terdiri dari target produksi ikan tangkap sebesar 111.610 ton, untuk perikanan budidaya 6.213 ton dan produksi olahan ikan sebanyak 4.883 ton.
"Dengan dukungan dan kerja sama semua pihak diharapkan target produksi ikan dapat tercapai," katanya.
Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus di Simpang Empat, Senin, mengatakan, untuk mengawetkan ikan yang ditangkap, nelayan selama ini selalu membutuhkan es balok dalam jumlah tertentu.
Dari catatan dari kegiatan selama ini, produksi es balok di Pasaman Barat diperkirakan mencapai 4.500 ton per bulannya untuk memenuhi kebutuhan sebagai pendingin ikan tangkapan nelayan di daerah itu.
Produksi 4.500 ton es balok itu berasal dari empat pabrik es yakni tiga unit berada di Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas dan satu lagi di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
Kebutuhan es balok bagi hasil tangkapan dan kapal nelayan di Pasaman Barat rata-rata 4.000 sampai 5.000 ton per bulannya.
"Berdasarkan jumlah produksi es dengan kebutuhan es maka ketersediaan es mencukupi bagi hasil tangkapan dan kapal nelayan," ujarnya.
Menurut dia, secara normalnya kondisi es di Pasaman Barat tidak mengalami kendala, tetapi pada bulan-bulan tertentu akan terjadi kekurangan es balok karena banyaknya hasil tangkapan nelayan.
Di lain kesempatan, pabrik es yang ada kewalahan menjual es pada saat hasil tangkapan sedikit dan juga pada saat bulan terang pemakaian es akan jauh menurun.
Menyikapi hal itu, pihaknya telah menyediakan cold storage di pelabuhan yang bisa digunakan untuk penyimpanan ikan pada saat hasil tangkapan banyak.
"Kedepannya kita berharap pelaku usaha dapat memanfaatkan cold storage yang ada dan juga mungkin penambahan cold storage untuk penyimpanan ikan," harapnya.
Ia menyebutkan, untuk target produksi ikan di Pasaman Barat sebesar 122.709 ton selama 2024.
Total target itu terdiri dari target produksi ikan tangkap sebesar 111.610 ton, untuk perikanan budidaya 6.213 ton dan produksi olahan ikan sebanyak 4.883 ton.
"Dengan dukungan dan kerja sama semua pihak diharapkan target produksi ikan dapat tercapai," katanya.