Bukittinggi (ANTARA) - Setelah sempat menurun dalam jumlah letusan sepekan terakhir, Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi dengan jumlah meningkat. Tercatat, gunung setinggi 2.891 mdpl ini mengalami letusan sebanyak tiga kali dalam satu hari pada Senin (22/01).
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi mendata erupsi Gunung Marapi mengalami kenaikan sejak periode pertengahan Januari 2024.
"Di Januari 2024 hingga hari ini, Gunung Marapi mengalami letusan terbanyak dalam satu hari pada Sabtu (13/01) dengan jumlah empat kali," kata Kepala PGA, Ahmad Rifandi, Selasa.
Sepekan setelahnya, hanya terjadi letusan yang cenderung menurun setiap harinya. Bahkan selama tiga hari tidak terjadi erupsi.
Erupsi tidak terjadi pada tanggal 15, 18 dan 20 Januari dengan di hari lainnya hanya terjadi letusan terbanyak sebanyak dua kali dalam satu hari.
Periode erupsi Marapi dengan intensitas menurun itu kembali berubah setelah gunung yang terletak di dua kabupaten, Tanah Datar dan Agam mengalami letusan sebanyak tiga kali dalam satu hari di Senin (22/01).
"Erupsi itu teramati masing-masing di jam 10.12 WIB dengan tinggi abu 600 meter, pada 10.29 WIB dengan amplitudo 31 milimeter dan pada 20.16 WIB durasi 45 detik," kata Ahmad Rifandi.
Erupsi kembali terjadi Selasa dini hari tadi dengan durasi 87 detik, amplitudo 31,6 milimeter pada jam 01.59 WIB.
"Terdengar bergemuruh disertai getaran kecil di wilayah Kecamatan Canduang dan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Semoga warga kami selamat tidak terjadi apa-apa," kata Kepala Nagari (desa) Bukit Batabuah, Firdaus.
Hingga saat ini, hembusan abu vulkanik masih terlihat muncul dari puncak Gunung Marapi. Total 138 letusan dan 789 hembusan terjadi sejak erupsi yang diawali pada Minggu (03/12) 2023.
Gunung Marapi saat ini berada pada Status Level III Siaga sesuai arahan PVMBG dan ditetapkan Siaga Darurat oleh Pemerintah Kabupaten Agam.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi mendata erupsi Gunung Marapi mengalami kenaikan sejak periode pertengahan Januari 2024.
"Di Januari 2024 hingga hari ini, Gunung Marapi mengalami letusan terbanyak dalam satu hari pada Sabtu (13/01) dengan jumlah empat kali," kata Kepala PGA, Ahmad Rifandi, Selasa.
Sepekan setelahnya, hanya terjadi letusan yang cenderung menurun setiap harinya. Bahkan selama tiga hari tidak terjadi erupsi.
Erupsi tidak terjadi pada tanggal 15, 18 dan 20 Januari dengan di hari lainnya hanya terjadi letusan terbanyak sebanyak dua kali dalam satu hari.
Periode erupsi Marapi dengan intensitas menurun itu kembali berubah setelah gunung yang terletak di dua kabupaten, Tanah Datar dan Agam mengalami letusan sebanyak tiga kali dalam satu hari di Senin (22/01).
"Erupsi itu teramati masing-masing di jam 10.12 WIB dengan tinggi abu 600 meter, pada 10.29 WIB dengan amplitudo 31 milimeter dan pada 20.16 WIB durasi 45 detik," kata Ahmad Rifandi.
Erupsi kembali terjadi Selasa dini hari tadi dengan durasi 87 detik, amplitudo 31,6 milimeter pada jam 01.59 WIB.
"Terdengar bergemuruh disertai getaran kecil di wilayah Kecamatan Canduang dan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Semoga warga kami selamat tidak terjadi apa-apa," kata Kepala Nagari (desa) Bukit Batabuah, Firdaus.
Hingga saat ini, hembusan abu vulkanik masih terlihat muncul dari puncak Gunung Marapi. Total 138 letusan dan 789 hembusan terjadi sejak erupsi yang diawali pada Minggu (03/12) 2023.
Gunung Marapi saat ini berada pada Status Level III Siaga sesuai arahan PVMBG dan ditetapkan Siaga Darurat oleh Pemerintah Kabupaten Agam.