Padang (ANTARA) - PT Semen Padang menargetkan penanaman sebanyak empat juta batang kaliandra merah di wilayah Sumatera Barat pada 2024, berkolaborasi dengan kelompok masyarakat di provonsi itu.
"Kini jumlah bibit kaliandra merah sudah tersedia sebanyak 200 ribu batang di nurseri yang dikembangkan PT Semen Padang sendiri, 150 ribu batang oleh Dishut Sumbar dan 500 ribu batang kerja sama dengan Politani Payakumbuh," kata Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan Iskandar Z Lubis di Padang, Jumat.
Menurut dia, gerakan secara masif penanaman kaliandra di Sumbar,
bagian upaya untuk percepatan penggunaan energi baru terbarukan di PT Semen Padang.
Kini penggunaan EBT dari kaliandra satu-satunya industri yang menggunakan baru PT Semen Padang karena sudah dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir.
"Untuk pencapaian target penanaman 4 juta batang kaliandra merah tahun depan tersebut, kami sudah berkerja sama dengan sejumlah kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang diikat melalui Perjanjian Kerja Sama,"ujarnya.
Dengan adanya PKS antara PT. Semen Padang dengan kelompok HKm tentu akan ada kepastian yang saling menguntung. Masyarakat setelah panen jelas pasar untuk menampungnya.
Tujuan PT Semen Padang menggandeng kelompok HKm adalah bentuk pola pemberdayaan yang diterapkan melalui dana Coorporate Sosial Responsibility (CSR).
"Bibit kaliandra diberi secara gratis kepada kelompok HKm yang sudah punya lahan, kalau lahan sampai 20 hektare, melalui CSR diberi bantuan tambahan yakni stup madu galo-galo,"ungkapnya.
Jadi kelompok tani sambil menunggu masa panen kaliandra tiba, bisa budidaya madu galo-galo untuk tambah pendapatan mereka.
Ia menjelaskan, pola tanam kaliandra dengan jarak 1x1 meter sehingga dalam satu hektare bisa mencapai 10 ribu batang. Dalam satu batang pokok kaliandra bisa sampai 5-6 kilo beratnya.
Masa panen setelah satu tahun usia tanam, cukup dipotong ukuran 50cm, maka enam ke depannya bisa dipanen lagi. Artinya dalam kurun waktu setahun bisa dua kali panen. Sedangkan jangka produksinya bisa sampai 25 tahun, hampir sama dengan kelapa sawit.
Pengembangan kaliandra multiguna karena pokok batangnya bisa pengganti batu bara, sedangkan daunnya merupakan nutrisi sangat baik untuk pakan ternak dan unggas. Daunnya juga bisa jadi sumber makan bagi madu galo-galo.
Menurut dia, tanaman kaliandra cocok semua kondisi lahan, bahkan PT Semen Padang sudah menanam di lokasi lahan bekas tambang. Sebab, kalau di Sumbar dilihat secara habitat tumbuhnya di kawasan pinggir sungai, dan juga bisa mencegah tumbuh gulma-gulma seperti hilalang dan rumput lainnya.
Oleh karena itu, tambah dia, gerakan masif penanama kaliandra di Sumbar, agar target 270 hektare lahan atau sekitar 27 juta batang pada 2030 dapat tercapai sehingga bisa mengurangi 10-20 persen penggunaan batu bara bagi PT Semen Padang nantinya.*
"Kini jumlah bibit kaliandra merah sudah tersedia sebanyak 200 ribu batang di nurseri yang dikembangkan PT Semen Padang sendiri, 150 ribu batang oleh Dishut Sumbar dan 500 ribu batang kerja sama dengan Politani Payakumbuh," kata Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan Iskandar Z Lubis di Padang, Jumat.
Menurut dia, gerakan secara masif penanaman kaliandra di Sumbar,
bagian upaya untuk percepatan penggunaan energi baru terbarukan di PT Semen Padang.
Kini penggunaan EBT dari kaliandra satu-satunya industri yang menggunakan baru PT Semen Padang karena sudah dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir.
"Untuk pencapaian target penanaman 4 juta batang kaliandra merah tahun depan tersebut, kami sudah berkerja sama dengan sejumlah kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang diikat melalui Perjanjian Kerja Sama,"ujarnya.
Dengan adanya PKS antara PT. Semen Padang dengan kelompok HKm tentu akan ada kepastian yang saling menguntung. Masyarakat setelah panen jelas pasar untuk menampungnya.
Tujuan PT Semen Padang menggandeng kelompok HKm adalah bentuk pola pemberdayaan yang diterapkan melalui dana Coorporate Sosial Responsibility (CSR).
"Bibit kaliandra diberi secara gratis kepada kelompok HKm yang sudah punya lahan, kalau lahan sampai 20 hektare, melalui CSR diberi bantuan tambahan yakni stup madu galo-galo,"ungkapnya.
Jadi kelompok tani sambil menunggu masa panen kaliandra tiba, bisa budidaya madu galo-galo untuk tambah pendapatan mereka.
Ia menjelaskan, pola tanam kaliandra dengan jarak 1x1 meter sehingga dalam satu hektare bisa mencapai 10 ribu batang. Dalam satu batang pokok kaliandra bisa sampai 5-6 kilo beratnya.
Masa panen setelah satu tahun usia tanam, cukup dipotong ukuran 50cm, maka enam ke depannya bisa dipanen lagi. Artinya dalam kurun waktu setahun bisa dua kali panen. Sedangkan jangka produksinya bisa sampai 25 tahun, hampir sama dengan kelapa sawit.
Pengembangan kaliandra multiguna karena pokok batangnya bisa pengganti batu bara, sedangkan daunnya merupakan nutrisi sangat baik untuk pakan ternak dan unggas. Daunnya juga bisa jadi sumber makan bagi madu galo-galo.
Menurut dia, tanaman kaliandra cocok semua kondisi lahan, bahkan PT Semen Padang sudah menanam di lokasi lahan bekas tambang. Sebab, kalau di Sumbar dilihat secara habitat tumbuhnya di kawasan pinggir sungai, dan juga bisa mencegah tumbuh gulma-gulma seperti hilalang dan rumput lainnya.
Oleh karena itu, tambah dia, gerakan masif penanama kaliandra di Sumbar, agar target 270 hektare lahan atau sekitar 27 juta batang pada 2030 dapat tercapai sehingga bisa mengurangi 10-20 persen penggunaan batu bara bagi PT Semen Padang nantinya.*