Bukittinggi (ANTARA) -
Hujan abu dan material bebatuan akibat dari peristiwa erupsi Gunung Marapi yang terjadi Minggu (03/12) siang memenuhi permukaan wilayah Kota Bukittinggi khususnya di jalanan. Wali Kota daerah setempat meminta warga mengambil sikap aman dengan tidak keluar rumah.
"Kami imbau sementara tidak keluar rumah, petugas BPBD dan lainnya telah melakukan pembersihan material hujan abu karena erupsi Gunung Marapi, termasuk di lokasi Jam Gadang," kata Wako Bukittinggi, Erman Safar.
Ia menegaskan agar warga untuk mematuhi segala imbauan dari pemerintah dan pihak berwenang terkait musibah erupsi yang terjadi.
"Sudah beberapa kali hari ini erupsi terjadi, warga kami minta tidak panik, tetaplah tenang dan tetap di dalam ruangan. Jika berada di luar ruangan, carilah tempat perlindungan, gunakanlah masker, sapu tangan, atau pakaian untuk menutup mulut dan hidung dari abu erupsi," kata Erman.
Ia mengatakan dampak atau bahaya abu vulkanik utamanya akan mengganggu pernapasan khususnya pada anak, orang tua, dan orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Erupsi Gunung Marapi hingga saat ini tidak memunculkan adanya korban jiwa, namun partikel kecil berupa batu-batuan menyebar seperti hujan di seluruh Kota Bukittinggi.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Ahmad Rifandi mengungkap telah lebih dari tiga kali erupsi yang terjadi hingga kini.
"Beberapa dampak yang kami amati hujan abu hingga ke Lubuk Basung, hujan abu disertai materil kecil batu di Kota Bukittinggi serta kerikil di wilayah terdekat dari puncak Gunung Marapi," kata dia.
Diketahui, Gunung Marapi mengalami erupsi terakhir kalinya pada 20 Februari 2023 dengan tinggi abu vulkanik 3 kilometer dari puncak gunung.