Pariaman (ANTARA) - Balai Benih Ikan (BBI), Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) memproduksi dan memasarkan sekitar 1,6 ton calon indukan lele jenis mutiara kepada sejumlah daerah di Sumatra pada periode Januari-Oktober 2023.
"Pada tahun ini kami telah mendistribusikan calon indukan lele mutiara kepada 15 kabupaten dan kota di Sumbar dan sejumlah provinsi di Sumatra yaitu Jambi dan Kepulauan Riau," kata Kepala BBI Kota Pariaman Bahagia Fitri di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Balai Riset Pembudidayaan Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk memudahkan pembudidaya lele mengakses benih lele berkualitas dan bersertifikat dengan harga terjangkau yaitu Rp60 ribu per kilogram.
Ia menyampaikan dengan adanya indukan lele berkualitas maka dapat membantu pembudidaya lele yang ada di Pariaman serta daerah lainnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang nantinya berdampak pada peningkatan perekonomian mereka.
Hal tersebut, lanjutnya karena BBI Pariaman tidak saja berperan sebagai pusat produksi indukan lele dan pusat informasi budidaya namun juga fasilitator pasar serta permodalan usaha perikanan.
"Nah bagi BBI, tidak saja sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) namun juga transfer teknologi dan akses informasi bagi masyarakat khususnya di Kota Pariaman," katanya.
Gia menyebutkan hingga Oktober 2023 PAD yang diperoleh dari penjualan calon indukan lele mutiara tersebut telah mencapai Rp110 juta.
Meskipun PAD yang diperoleh berkisar Rp100 juta namun keberadaan BBI Pariaman yang memproduksi calon indukan telah membantu masyarakat daerah itu mendapatkan benih berkualitas.
Ia mengatakan di Sumatra hanya ada dua BBI yang dapat memproduksi calon indukan lele yaitu Pariaman untuk lele jenis mutiara dan Balai Budidaya Ikan Air Tawar Jambi memproduksi calon indukan lele sangkuriang.
Ia menyampaikan pada 2024 pihaknya akan kembali mengusulkan kerjasama dengan KKP dalam memproduksi indukan lele karena kontrak kerja sama akan berakhir tahun depan.
Ia menjelaskan perpanjangan kontrak tersebut diperlukan karena lele merupakan komoditas yang saat ini disukai pasar sehingga memiliki potensi yang besar untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Selain itu lanjutnya Pariaman dan daerah sekitarnya memiliki sumber daya alam yang mendukung untuk budidaya lele.
"Pada tahun ini kami telah mendistribusikan calon indukan lele mutiara kepada 15 kabupaten dan kota di Sumbar dan sejumlah provinsi di Sumatra yaitu Jambi dan Kepulauan Riau," kata Kepala BBI Kota Pariaman Bahagia Fitri di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Balai Riset Pembudidayaan Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk memudahkan pembudidaya lele mengakses benih lele berkualitas dan bersertifikat dengan harga terjangkau yaitu Rp60 ribu per kilogram.
Ia menyampaikan dengan adanya indukan lele berkualitas maka dapat membantu pembudidaya lele yang ada di Pariaman serta daerah lainnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang nantinya berdampak pada peningkatan perekonomian mereka.
Hal tersebut, lanjutnya karena BBI Pariaman tidak saja berperan sebagai pusat produksi indukan lele dan pusat informasi budidaya namun juga fasilitator pasar serta permodalan usaha perikanan.
"Nah bagi BBI, tidak saja sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) namun juga transfer teknologi dan akses informasi bagi masyarakat khususnya di Kota Pariaman," katanya.
Gia menyebutkan hingga Oktober 2023 PAD yang diperoleh dari penjualan calon indukan lele mutiara tersebut telah mencapai Rp110 juta.
Meskipun PAD yang diperoleh berkisar Rp100 juta namun keberadaan BBI Pariaman yang memproduksi calon indukan telah membantu masyarakat daerah itu mendapatkan benih berkualitas.
Ia mengatakan di Sumatra hanya ada dua BBI yang dapat memproduksi calon indukan lele yaitu Pariaman untuk lele jenis mutiara dan Balai Budidaya Ikan Air Tawar Jambi memproduksi calon indukan lele sangkuriang.
Ia menyampaikan pada 2024 pihaknya akan kembali mengusulkan kerjasama dengan KKP dalam memproduksi indukan lele karena kontrak kerja sama akan berakhir tahun depan.
Ia menjelaskan perpanjangan kontrak tersebut diperlukan karena lele merupakan komoditas yang saat ini disukai pasar sehingga memiliki potensi yang besar untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Selain itu lanjutnya Pariaman dan daerah sekitarnya memiliki sumber daya alam yang mendukung untuk budidaya lele.