Padang (ANTARA) - PT KAI Divre II Sumatera Barat menyiapkan strategi sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan di perlintasan sebidang dengan melibatkan sekolah-sekolah yang berada di pinggiran rel kereta api.
"Sekolah yang berada di sekitar kawasan rel kereta api di Sumbar cukup banyak mulai dari SD hingga SMA. Kami siapkan program sosialisasi ke sekolah ini untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan," kata Vice President PT KAI (Persero) Divre II Sumbar, Sofan Hidayah di Padang, Kamis.
Ia mengatakan program tersebut terinspirasi dari program nasional Millenials KAI goes to school yang mengunjungi sekolah-sekolah terpilih di Indonesia untuk mensosialisasikan perkeretaapian secara luas.
"Programnya kita tiru tetapi kontennya fokus pada keselamatan di perlintasan sebidang sehingga masyarakat semakin memiliki kesadaran terkait keselamatan di perlintasan," katanya.
Sofan mengatakan sebagian perlintasan sebidang di Sumbar sudah memiliki palang dan petugas penjaga palang pintu. Namun sebagian masih ada perlintasan tanpa plang.
Ia menyebut sekolah yang berada di kawasan perlintasan tanpa plang itu akan menjadi prioritas sambil berkoordinasi dengan pemerintah setempat dalam pengadaan plang pintu.
Hal itu sekaligus upaya PT KAI Divre Sumbar untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api yang hingga saat ini masih terjadi di Sumbar.
Terakhir pada 25 Oktober 2023, salah seorang mahasiswa berinisial FAS meninggal dunia usai tertabrak kereta api sekitar pukul 06.00 WIB di perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu, di Anak Air, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
Sementara itu Kepala SMAN 8 Padang, Zahroni yang lokasi sekolahnya berada di sekitar perlintasan kereta api mengapresiasi upaya PT KAI Divre II Sumbar untuk melakukan sosialisasi keselamatan di perlintasan pada siswa.
Ia menilai hal itu bisa meningkatkan kesadaran siswa untuk lebih berhati-hati di perlintasan kereta api. Apalagi perlintasan di dekat sekolah mereka belum memiliki plang pintu resmi.
"Kami juga berharap ke depan, perlintasan di dekat sekolah ini bisa memiliki plang pintu resmi," ujarnya.*
"Sekolah yang berada di sekitar kawasan rel kereta api di Sumbar cukup banyak mulai dari SD hingga SMA. Kami siapkan program sosialisasi ke sekolah ini untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan," kata Vice President PT KAI (Persero) Divre II Sumbar, Sofan Hidayah di Padang, Kamis.
Ia mengatakan program tersebut terinspirasi dari program nasional Millenials KAI goes to school yang mengunjungi sekolah-sekolah terpilih di Indonesia untuk mensosialisasikan perkeretaapian secara luas.
"Programnya kita tiru tetapi kontennya fokus pada keselamatan di perlintasan sebidang sehingga masyarakat semakin memiliki kesadaran terkait keselamatan di perlintasan," katanya.
Sofan mengatakan sebagian perlintasan sebidang di Sumbar sudah memiliki palang dan petugas penjaga palang pintu. Namun sebagian masih ada perlintasan tanpa plang.
Ia menyebut sekolah yang berada di kawasan perlintasan tanpa plang itu akan menjadi prioritas sambil berkoordinasi dengan pemerintah setempat dalam pengadaan plang pintu.
Hal itu sekaligus upaya PT KAI Divre Sumbar untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api yang hingga saat ini masih terjadi di Sumbar.
Terakhir pada 25 Oktober 2023, salah seorang mahasiswa berinisial FAS meninggal dunia usai tertabrak kereta api sekitar pukul 06.00 WIB di perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu, di Anak Air, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
Sementara itu Kepala SMAN 8 Padang, Zahroni yang lokasi sekolahnya berada di sekitar perlintasan kereta api mengapresiasi upaya PT KAI Divre II Sumbar untuk melakukan sosialisasi keselamatan di perlintasan pada siswa.
Ia menilai hal itu bisa meningkatkan kesadaran siswa untuk lebih berhati-hati di perlintasan kereta api. Apalagi perlintasan di dekat sekolah mereka belum memiliki plang pintu resmi.
"Kami juga berharap ke depan, perlintasan di dekat sekolah ini bisa memiliki plang pintu resmi," ujarnya.*