Padang (ANTARA) - Akademisi sekaligus dosen pendamping Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Universitas Andalas, Sumatera Barat Yulizawati menjelaskan kegiatan PKM-PM stop Eksploitasi Seksual Komersial Anak (Eska) kepada tim juri.
"Berdasarkan telaah jurnal cara mengukur tingkat keberhasilan program edukasi seksual yaitu peningkatan nilai dari pretest dan postest, observasi dan wawancara," kata Akademisi sekaligus dosen pendamping Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Universitas Andalas Yulizawati melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Sabtu.
Yulizawati menjelaskan sasaran kegiatan ini ialah anak-anak yang berumur 3 hingga 12 tahun. Dalam menjalankan kegiatan itu, pihaknya menggunakan metode Edutainment-AR yang digabungkan dengan flashcard.
Metode tersebut menggabungkan benda maya dua atau tiga dimensi sehingga memunculkan hal yang nyata atau real time. Penggabungan dengan menggunakan flashcard, didasari perkembangan zaman atau era 5.0 dengan segala aspek kehidupan berbasis teknologi.
"Sehingga anak-anak tidak ketinggalan dengan era sekarang ini, dan untuk meningkatkan pemahaman anak-anak," ujarnya.
Selain anak-anak bisa melihat dengan kartu yang disiapkan, anak-anak juga dapat langsung mengaplikasikannya dengan filter Instagram yang seolah-olah hal itu bagian dari tubuhnya tubuhnya sendiri.
PKP2 dilaksanakan pada 18 Oktober 2023. Kegiatan itu diselenggarakan di gedung PKM Universitas andalas tepatnya di ruang konselor secara luring. Kegiatan presentasi berjalan lancar dengan penggunaan waktu yang efektif, dan tim mampu menjawab pertanyaan dari dewan juri dengan baik.
Pemaparan materi oleh tim tersebut dikarenakan kegiatan PKM-PM Stop Eska sudah berjalan sekitar empat bulan. Para dewan juri menanyakan terkait keefektifan program yang dijalankan.