Padang (ANTARA) - Pakar Strategic Communication Mass Tuhu Nugraha menyarankan pemerintah untuk segera memitigasi penyebaran hoaks terkait Rempang guna mencegah perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat.
"Sebaiknya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan informasi tandingan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi," kata pakar Strategic Communication Mass Tuhu Nugraha melalui keterangan tertulisnya di Padang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya mengingat
upaya diseminasi pemerintah dalam mengomunikasikan permasalahan Rempang Eco City ke publik masih tergolong minim.
Imbasnya, penyebar berita bohong atau hoaks dengan membawa isu suku agama ras dan antar golongan (Sara) leluasa memprovokasi masyarakat untuk mendiskreditkan salah satu program strategis nasional tersebut.
Menurutnya, pernyataan yang disampaikan pemerintah harus lebih simpatik, mengedepankan sisi emosional. Sebab masalah Rempang bukan hanya soal perpindahan lokasi tapi ada ikatan adat, emosional dan sebagainya.
Melalui cara persuasif, lanjut Tuhu, diharapkan masyarakat mau berkompromi demi kepentingan yang lebih luas. Termasuk peluang pekerjaan yang lebih baik bagi masyarakat.
"Ini harus gencar dilakukan termasuk disebarkan di media sosial. Jadi, pendekatan yang dikedepankan sekarang ini kan lebih ke rasional, dan kepentingan dari sudut pandang pemerintah," ujarnya.
Tuhu mengatakan pemerintah harus menyadari bahwa persoalan Rempang tersebut merupakan masalah yang berhadapan langsung dengan masyarakat sebagai end user dari hasil proyek strategis nasional.
"Masih ada ketakutan 'dijajah' pihak asing dan sebagainya. Maka pesannya harus langsung dekat sama masyarakat lokal, dan masyarakat Indonesia pada umumnya," ujarnya.
Untuk itu, agar ke depannya tidak ada lagi persoalan seperti di Rempang, pemerintah harus memiliki mitigasi risiko sebelum melakukan eksekusi, saran dia.
Terkait penyebaran hoaks di media sosial soal Rempang, Tuhu mengajak masyarakat agar lebih jeli dan memastikan fakta yang diterima. Kemudian, informasi yang diperoleh diharapkan tidak asal meneruskan kepada orang lain.
"Masyarakat mesti belajar untuk cek dan ricek informasi. Nah, kalau tidak punya waktu buat cek, jangan langsung share," kata dia.
Menurutnya, hoaks terkait isu Sara dalam kasus Rempang dapat memecah belah bangsa. Oleh karena itu, harus segera ditangani dengan hati-hati, serius dan penuh empati.
"Sebaiknya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan informasi tandingan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi," kata pakar Strategic Communication Mass Tuhu Nugraha melalui keterangan tertulisnya di Padang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya mengingat
upaya diseminasi pemerintah dalam mengomunikasikan permasalahan Rempang Eco City ke publik masih tergolong minim.
Imbasnya, penyebar berita bohong atau hoaks dengan membawa isu suku agama ras dan antar golongan (Sara) leluasa memprovokasi masyarakat untuk mendiskreditkan salah satu program strategis nasional tersebut.
Menurutnya, pernyataan yang disampaikan pemerintah harus lebih simpatik, mengedepankan sisi emosional. Sebab masalah Rempang bukan hanya soal perpindahan lokasi tapi ada ikatan adat, emosional dan sebagainya.
Melalui cara persuasif, lanjut Tuhu, diharapkan masyarakat mau berkompromi demi kepentingan yang lebih luas. Termasuk peluang pekerjaan yang lebih baik bagi masyarakat.
"Ini harus gencar dilakukan termasuk disebarkan di media sosial. Jadi, pendekatan yang dikedepankan sekarang ini kan lebih ke rasional, dan kepentingan dari sudut pandang pemerintah," ujarnya.
Tuhu mengatakan pemerintah harus menyadari bahwa persoalan Rempang tersebut merupakan masalah yang berhadapan langsung dengan masyarakat sebagai end user dari hasil proyek strategis nasional.
"Masih ada ketakutan 'dijajah' pihak asing dan sebagainya. Maka pesannya harus langsung dekat sama masyarakat lokal, dan masyarakat Indonesia pada umumnya," ujarnya.
Untuk itu, agar ke depannya tidak ada lagi persoalan seperti di Rempang, pemerintah harus memiliki mitigasi risiko sebelum melakukan eksekusi, saran dia.
Terkait penyebaran hoaks di media sosial soal Rempang, Tuhu mengajak masyarakat agar lebih jeli dan memastikan fakta yang diterima. Kemudian, informasi yang diperoleh diharapkan tidak asal meneruskan kepada orang lain.
"Masyarakat mesti belajar untuk cek dan ricek informasi. Nah, kalau tidak punya waktu buat cek, jangan langsung share," kata dia.
Menurutnya, hoaks terkait isu Sara dalam kasus Rempang dapat memecah belah bangsa. Oleh karena itu, harus segera ditangani dengan hati-hati, serius dan penuh empati.