Lubukbasung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengingatkan warga yang tinggal pantai, dataran rendah dan rawan longsor untuk selalu meningkatkan kewaspadaan bencana alam saat cuaca ekstrem melanda daerah itu.
"Waspada dan selalu berhati-hati agar tidak menjadi korban saat bencana itu melanda Agam," kata Kapal Pelaksana BPBD Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Senin.
Ia mengatakan, warga diminta untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar perairan dan daerah perbukitan.
Ini mengingat cuaca cukup ekstrem melanda daerah itu semenjak beberapa minggu terakhir.
Pada Senin (15/8), tambahnya, curah hujan cukup tinggi mengakibatkan rumah tertimpa pohon di Kecamatan Tanjung Mutiara.
"Kita telah menurunkan tim untuk membersihkan material pohon tumbang tersebut," katanya.
Ia menambahkan, sebelumnya bencana banjir bandang melanda beberapa nagari atau desa adat di Kecamatan Tanjung Raya, Kamis (13/7).
Tanah longsor menimbun badan jalan beberapa titik, sehingga akses terganggu selama satu minggu. Banjir bandang merusak 66 unit dengan rincian rusak berat 40 unit, rusak sedang 26 unit di Nagari Tanjung Sani dan Koto Malintang.
Banjir bandang mengakibatkan dua warga meninggal dunia atas nama Radi (54) dan Rina (52) keduanya suami istri
"Dua korban itu ditemukan tertimbun reruntuhan material rumahnya dan tanah," katanya.
Ia mengakui, seorang mahasiswa di Bukittinggi atas nama Harmes S Nator (23) ditemukan meninggal dunia di pinggir Danau Maninjau, Senin (31/7).
Pada Sabtu (5/8), seorang siswa SD atas nama Alfaro Gifarel (10) hanyut terbawa arus Sungai Landia Kecamatan Ampek Koto yang tiba-tiba membesar saat korban bermain di Sungai tersebut. Korban ditemukan di Panta, Kecamatan Matur, dalam kondisi meninggal dunia lima kilometer dari lokasi terseret arus sungai.
Kemudian Minggu (13/8), juga ditemukan jasad seorang bocah perempuan bernama Amanda (10) hanyut terbawa arus aliran Batang Tiku di Jorong Durian Kapeh Darussalam, Nagari Durian Kapeh Darussalam, Kecamatan Tanjung Mutiara.
"Orang tua harus menjaga anak mereka saat mandi di sungai, agar tidak tenggelam," katanya.
"Waspada dan selalu berhati-hati agar tidak menjadi korban saat bencana itu melanda Agam," kata Kapal Pelaksana BPBD Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Senin.
Ia mengatakan, warga diminta untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar perairan dan daerah perbukitan.
Ini mengingat cuaca cukup ekstrem melanda daerah itu semenjak beberapa minggu terakhir.
Pada Senin (15/8), tambahnya, curah hujan cukup tinggi mengakibatkan rumah tertimpa pohon di Kecamatan Tanjung Mutiara.
"Kita telah menurunkan tim untuk membersihkan material pohon tumbang tersebut," katanya.
Ia menambahkan, sebelumnya bencana banjir bandang melanda beberapa nagari atau desa adat di Kecamatan Tanjung Raya, Kamis (13/7).
Tanah longsor menimbun badan jalan beberapa titik, sehingga akses terganggu selama satu minggu. Banjir bandang merusak 66 unit dengan rincian rusak berat 40 unit, rusak sedang 26 unit di Nagari Tanjung Sani dan Koto Malintang.
Banjir bandang mengakibatkan dua warga meninggal dunia atas nama Radi (54) dan Rina (52) keduanya suami istri
"Dua korban itu ditemukan tertimbun reruntuhan material rumahnya dan tanah," katanya.
Ia mengakui, seorang mahasiswa di Bukittinggi atas nama Harmes S Nator (23) ditemukan meninggal dunia di pinggir Danau Maninjau, Senin (31/7).
Pada Sabtu (5/8), seorang siswa SD atas nama Alfaro Gifarel (10) hanyut terbawa arus Sungai Landia Kecamatan Ampek Koto yang tiba-tiba membesar saat korban bermain di Sungai tersebut. Korban ditemukan di Panta, Kecamatan Matur, dalam kondisi meninggal dunia lima kilometer dari lokasi terseret arus sungai.
Kemudian Minggu (13/8), juga ditemukan jasad seorang bocah perempuan bernama Amanda (10) hanyut terbawa arus aliran Batang Tiku di Jorong Durian Kapeh Darussalam, Nagari Durian Kapeh Darussalam, Kecamatan Tanjung Mutiara.
"Orang tua harus menjaga anak mereka saat mandi di sungai, agar tidak tenggelam," katanya.