Padang (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyerahkan alokasi dana tugas pembantuan sebesar Rp3 miliar untuk revitalisasi Pasar Ulak Karang, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat di tengah merosotnya anggaran kementerian terkait.
"Tahun 2023 Kota Padang memperoleh alokasi dana tugas pembantuan Rp3 miliar di tengah merosotnya anggaran Kementerian Perdagangan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI Isy Karim di Padang, Selasa.
Ia menyebutkan pada tahun 2022 Kemendag memperoleh dana tugas pembantuan mencapai Rp400 miliar. Namun, anggaran tersebut turun drastis menjadi Rp200 miliar pada tahun 2023. Imbasnya, anggaran bagi revitalisasi terhadap pasar-pasar di Indonesia termasuk Kota Padang juga berkurang.
Seharusnya, jika merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2021 yang mengatur tentang purwarupa (protipe) pasar, alokasi untuk pasar paling kecil atau luasan 2.000 meter persegi mendapatkan bantuan senilai Rp4 miliar.
Sementara, luasan Pasar Ulak Karang lebih dari 5.000 meter persegi dan masuk kategori prototipe tipe A. Untuk pasar kategori A seharusnya anggaran yang diterima sebesar Rp12 miliar.
Kendati anggaran atau bantuan dari Kemendag tersebut jauh dari ketentuan Permendag Nomor 21 Tahun 2021, Isy Karim berharap pemerintah daerah bisa memaksimalkan anggaran yang disalurkan.
"Kami sadar sekali ini tidak sesuai dengan peruntukan luas lahan yang ada, Kemendag berharap ini diselesaikan dalam bentuk satu bangunan penuh," harap dia.
Sementara itu, Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan berdasarkan arahan Kemendag, revitalisasi Pasar Ulak Karang diminta untuk diselesaikan menjelang akhir 2023.
"Kita akan selesaikan sesuai arahan Kemendag dan sesuai anggaran yang disiapkan," ujar dia.
Hendri Septa menyebutkan luasan Pasar Ulak Karang tersebut yakni 5.700 meter persegi. Pentingnya revitalisasi pasar tradisional itu dikarenakan kondisinya saat ini sudah tidak layak dan rusak akibat gempa bumi beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada pasar yang dikelola langsung oleh unit pelaksana teknis dinas (UPTD) tersebut memiliki 20 kios, 16 meja batu dan 32 hamparan.
"Tahun 2023 Kota Padang memperoleh alokasi dana tugas pembantuan Rp3 miliar di tengah merosotnya anggaran Kementerian Perdagangan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI Isy Karim di Padang, Selasa.
Ia menyebutkan pada tahun 2022 Kemendag memperoleh dana tugas pembantuan mencapai Rp400 miliar. Namun, anggaran tersebut turun drastis menjadi Rp200 miliar pada tahun 2023. Imbasnya, anggaran bagi revitalisasi terhadap pasar-pasar di Indonesia termasuk Kota Padang juga berkurang.
Seharusnya, jika merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2021 yang mengatur tentang purwarupa (protipe) pasar, alokasi untuk pasar paling kecil atau luasan 2.000 meter persegi mendapatkan bantuan senilai Rp4 miliar.
Sementara, luasan Pasar Ulak Karang lebih dari 5.000 meter persegi dan masuk kategori prototipe tipe A. Untuk pasar kategori A seharusnya anggaran yang diterima sebesar Rp12 miliar.
Kendati anggaran atau bantuan dari Kemendag tersebut jauh dari ketentuan Permendag Nomor 21 Tahun 2021, Isy Karim berharap pemerintah daerah bisa memaksimalkan anggaran yang disalurkan.
"Kami sadar sekali ini tidak sesuai dengan peruntukan luas lahan yang ada, Kemendag berharap ini diselesaikan dalam bentuk satu bangunan penuh," harap dia.
Sementara itu, Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan berdasarkan arahan Kemendag, revitalisasi Pasar Ulak Karang diminta untuk diselesaikan menjelang akhir 2023.
"Kita akan selesaikan sesuai arahan Kemendag dan sesuai anggaran yang disiapkan," ujar dia.
Hendri Septa menyebutkan luasan Pasar Ulak Karang tersebut yakni 5.700 meter persegi. Pentingnya revitalisasi pasar tradisional itu dikarenakan kondisinya saat ini sudah tidak layak dan rusak akibat gempa bumi beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada pasar yang dikelola langsung oleh unit pelaksana teknis dinas (UPTD) tersebut memiliki 20 kios, 16 meja batu dan 32 hamparan.