Solok (ANTARA) - Remaja terlibat berbuat maksiat di dalam bengkel berinisial GMC yang masih berusia 15 tahun dikirim oleh Satpol PP Kota Solok ke Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Andam Dewi Kota Solok, Sumatera Barat.
Kasi Kasi Operasi dan Pengendalian (Opsdal), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solok Sasmeldi di Solok Minggu mengatakan bahwa hal itu sudah kesepakatan bersama orang tua GMC yang menyetujui anaknya dibina di Andam Dewi Solok.
Sasmeldi mengatakan orang tua GMC mengaku sudah kewalahan menghadapi tingkah laku anak perempuannya.
"Orang tuanya mengakui sudah kewalahan menghadapi kelakuan anaknya yang sudah putus sekolah karena i Drop Out (DO) dikeluarkan pihak sekolah semenjak duduk di kelas dua SMP," ucap dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan orang tuanya mengaku bahwa sudah angkat tangan dengan perilaku anaknya.
Misal, jika dilarang keluar malam, ia akan mencari celah untuk bisa keluar rumah. Jika sudah keluar rumah berhari-hari tidak akan pulang dan tidak tau orang tuanya dia ke mana.
Terakhir, menurut pengakuan orang tuanya GMC sudah delapan bulan tidak pulang ke rumah orang tuanya.
“Saat di kantor, orang tua GMC mengaku bahwa anaknya sudah delapan bulan tidak pulang ke rumah," ucap dia.
Selain itu, selama berbulan-bulan GMC menumpang hidup bersama keluarga orang lain di Kampung Jawa.
Orang tuanya sudah sangat bosan dengan tingkah laku anaknya. Makanya langsung setuju jika anaknya dikirim ke Andam dewi.
Di Panti Sosial Andam Dewi, nantinya GMC akan diberikan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, dan keterampilan yang diperuntukkan bagi eks wanita tuna susila agar mampu berperan aktif dan normatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebelumnya, GMC bersama seorang pria digrebek warga di sebuah bengkel di Kelurahan Tanjung Paku, Kota Solok pada Rabu (5/7) dini hari.
Saat digrebek warga, GMC mengaku hendak berbuat mesum bersama teman prianya yang merupakan anak pemilik bengkel.
Kasi Kasi Operasi dan Pengendalian (Opsdal), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solok Sasmeldi di Solok Minggu mengatakan bahwa hal itu sudah kesepakatan bersama orang tua GMC yang menyetujui anaknya dibina di Andam Dewi Solok.
Sasmeldi mengatakan orang tua GMC mengaku sudah kewalahan menghadapi tingkah laku anak perempuannya.
"Orang tuanya mengakui sudah kewalahan menghadapi kelakuan anaknya yang sudah putus sekolah karena i Drop Out (DO) dikeluarkan pihak sekolah semenjak duduk di kelas dua SMP," ucap dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan orang tuanya mengaku bahwa sudah angkat tangan dengan perilaku anaknya.
Misal, jika dilarang keluar malam, ia akan mencari celah untuk bisa keluar rumah. Jika sudah keluar rumah berhari-hari tidak akan pulang dan tidak tau orang tuanya dia ke mana.
Terakhir, menurut pengakuan orang tuanya GMC sudah delapan bulan tidak pulang ke rumah orang tuanya.
“Saat di kantor, orang tua GMC mengaku bahwa anaknya sudah delapan bulan tidak pulang ke rumah," ucap dia.
Selain itu, selama berbulan-bulan GMC menumpang hidup bersama keluarga orang lain di Kampung Jawa.
Orang tuanya sudah sangat bosan dengan tingkah laku anaknya. Makanya langsung setuju jika anaknya dikirim ke Andam dewi.
Di Panti Sosial Andam Dewi, nantinya GMC akan diberikan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, dan keterampilan yang diperuntukkan bagi eks wanita tuna susila agar mampu berperan aktif dan normatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebelumnya, GMC bersama seorang pria digrebek warga di sebuah bengkel di Kelurahan Tanjung Paku, Kota Solok pada Rabu (5/7) dini hari.
Saat digrebek warga, GMC mengaku hendak berbuat mesum bersama teman prianya yang merupakan anak pemilik bengkel.