Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi berharap inovasi Lilaku 4 GH (Limbah Layakku Menuju Green Hospital) yang digagas oleh RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi bisa menjadi inovasi pelayanan publik terbaik tingkat nasional.

“Penanganan limbah infeksius menggunakan Inovasi Lilaku 4 GH, bisa menjadi solusi untuk lingkungan dan keuangan rumah sakit. Kita berharap ini bisa menjadi inovasi pelayanan publik yang terbaik secara nasional,” katanya di Padang, Senin.

Ia menjelaskan inovasi telah diikutkan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB).

Kompetisi itu bertujuan untuk menilai inovasi pelayanan publik yang digagas oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD se-Indonesia.

Tahun ini berdasarkan surat pengumuman Deputi Bidang Pelayanan Publik KemenPANRB No. B/308/PP.00.05/2023 tertanggal 16 Juni 2023, telah terpilih sebanyak 99 inovasi pelayanan publik terbaik sebagai finalis secara nasional.

Dari 99 inovasi yang terpilih tersebut, salah satu di antaranya adalah inovasi Lilaku 4 GH yang digagas oleh RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

Saat ini proses penilaiannya masuk ke tahap presentasi dan wawancara bersama Tim Panel Independen (TPI).

Dalam tahapan ini, Gubernur Mahyeldi bersama Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Busril, Kepala Biro Organisasi Fitriati M dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asben Hendri memaparkan tentang sejarah lahirnya inovasi Lilaku 4 GH dan mekanisme teknis pengoperasiannya kepada para panelis secara daring atau melalui zoom meeting.

"Kita telah paparkan kepada para panelis melalui zoom meeting dengan sebaik mungkin, semoga hasilnya sesuai dengan harapan kita bersama," kata Mahyeldi.

Dalam pemaparan yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Eko Prasojo, Gubernur Mahyeldi menegaskan inovasi Lilaku 4 GH, tidak hanya ramah terhadap lingkungan tetapi juga dapat menekan biaya penanganan limbah di internal rumah sakit.

"Inovasi Lilaku 4 GH ini selain dapat meminimalkan polusi dan cemaran lingkungan juga bisa menghemat pengeluaran rumah sakit dalam penanganan limbah infeksius," katanya.

Ia menyebutkan, menurut informasi dari tenaga ahli pengelolaan limbah dengan menerapkan inovasi Lilaku 4 GH tersebut, limbahnya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Bahkan, dapat digunakan untuk memelihara ikan.

Ia menyebut ke depan teknologi yang sama akan diterapkan secara masif pada seluruh rumah sakit dan puskesmas lainnya di Sumbar.*

Pewarta : Miko Elfisha
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024