Padang, Sumbar (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat akan menggelar dua festival ekonomi sebagai upaya menggerakkan perekonomian masyarakat di provinsi tersebut.

Kepala BI Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra di Padang, Sumbar, Sabtu, mengatakan kedua festival ekonomi itu adalah Festival Ekonomi Syariah dan Festival Ekonomi Digital Sumatera Barat yang akan digelar dalam waktu dekat ini.

"Kita mulai rangkaian festival ini mulai dari tahapan pra event dari 25 Juni hingga 16 Juli 2023. Sementara, untuk main event akan digelar di Kota Bukittinggi yang akan digelar selama empat hari mulai 13-16 Juli 2023," kata dia.

Menurut dia, festival tersebut merupakan upaya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik pertumbuhan ekonomi syariah maupun transaksi digital di Sumatera Barat.

"Kedua festival ini menggunakan anggaran sepenuhnya berasal dari Bank Indonesia yang bertujuan memberikan ruang bagi pelaku usaha meningkatkan usaha mereka," kata dia.

Dalam kegiatan utama yang akan digelar di Kota Bukittinggi, pihaknya akan merangkul perbankan yang ada di Sumatera Barat dan menggandeng 50 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Pihak perbankan akan kita rangkul untuk memberikan bantuan kredit usaha baik dalam bentuk kredit usaha rakyat maupun kredit ekspor," kata dia.

Pihaknya menargetkan perbankan ini nantinya dapat mengucurkan bantuan kredit usaha kepada pelaku UMKM ini minimal Rp2 miliar.

"Ini target kita, namun semua tergantung dengan pihak perbankan dan pelaku UMKM yang ada nantinya menentukan besaran kredit yang dicairkan," kata dia.

Terkait Festival Ekonomi Syariah, menurut dia, Sumatera Barat memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan ekonomi syariah ini.

"Sumbar baru saja menerima sembilan penghargaan di bidang ekonomi syariah dan ini tentu menjadi kekuatan yang perlu dikembangkan dengan baik," kata dia.

Pihaknya mencatat minat warga Sumbar terhadap instrumen keuangan syariah masih tinggi yang dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan pembiayaan bank syariah maupun dana pihak ketiga (DPK) syariah cenderung di atas bank konvensional.

"Ini mengindikasikan masih tingginya minat masyarakat Sumatera Barat terhadap instrumen keuangan syariah," katanya.

Ia mengatakan pertumbuhan pembiayaan bank syariah pada triwulan IV 2022 mengalami akselerasi.

Pembiayaan bank syariah tumbuh meningkat dari Rp6,71 triliun dengan laju pertumbuhan 17,81 persen year on year (yoy) pada triwulan III 2022 menjadi Rp7,04 triliun dengan laju pertumbuhan 22,37 persen (yoy) pada triwulan IV 2022.

Menurut dia, peningkatan tersebut juga diiringi dengan kenaikan pangsa pembiayaan bank syariah yaitu dari 10,08 persen pada triwulan III 2022 menjadi sebesar 10,37 persen pada triwulan IV 2022.

Kemudian, dari sisi risiko, rasio non performing financing (NPF) bank syariah mengalami penurunan serta masih terjaga dalam batas aman kecil dari 5 persen.

"Rasio NPF pembiayaan syariah pada triwulan IV 2022 berada pada level 1,90 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2022 sebesar 1,98 persen," kata dia.


Pewarta : Mario Sofia Nasution
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024