Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menilai daerah itu berpotensi menjadi pusat industri halal di Indonesia dan dunia karena sejumlah faktor pendukung.
"Jumlah penduduk Sumbar mencapai 5,4 juta jiwa, mayoritas muslim. Sumbar juga memiliki Undang Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumbar yang menyatakan falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sebagai bagian dari nilai masyarakat Sumbar," katanya di Padang, Selasa, dalam Seminar Internasional Global Halal Industry Opportunity and Challenges.
Apalagi, katanya, dalam beberapa kali kesempatan, Wakil Presiden (Wapres) juga menyatakan dukungan kepada Sumbar untuk jadi pusat industri halal Indonesia.
Mahyeldi mengatakan untuk mewujudkan pusat industri halal di Indonesia itu Sumbar akan melakukan penataan dari hulu ke hilir.
"Kita juga memiliki Pelabuhan Teluk Bayur untuk dijadikan sebagai pelabuhan halal di Indonesia. Sehingga seluruh barang dan produk yang masuk keluar di Sumbar terjamin halalnya," katanya.
Dukungan sebagai pusat industri halal juga didukung dengan keberhasilan daerah ini meraih prestasi sebagai The World Halal Tourism Award 2016. Ada dua kategori yang diraih, yakni World Best Halal Destination dan World Best Halal Culinary Destination.
Termasuk juga dengan ditetapkannya Masjid Raya Sumbar sebagai salah satu masjid dengan arsitektur terbaik di dunia.
Selain itu, berdasarkan Keputusan Gubernur Sumbar tanggal 7 April Tahun 2022, Provinsi Sumbar mendukung penuh upaya Indonesia menjadi pusat industri halal dunia dengan membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).
Pemprov Sumbar bersama KDEKS gencar melakukan sosialisasi dan fasilitasi kepemilikan sertifikat halal bagi UMKM Sumbar. Sudah 1.423 sertifikat halal diterbitkan sejak 2022.
Pemprov Sumbar juga tengah mendorong konversi Bank Nagari menjadi bank syariah. Pengembangan kawasan Nagari Elok Sejahtera Syariah, mendorong koperasi untuk menjadi koperasi syariah, mendorong koperasi untuk menjadi koperasi syariah. Kemudian, menciptakan enterpreneur syariah, mendorong pengelolaan wakaf oleh nazir daerah.
Untuk memperluas pemasaran produk dari Sumbar, Pemprov Sumbar juga bekerja sama dengan Minang Diaspora.
“Sementara tantangan Halal di Sumbar saat ini, rumah potong unggas dan hewan yang bersertifikasi halal terbatas jumlahnya. Juga masih banyak konsumen dan pelaku usaha yang belum memahami pentingnya halal,” katanya.
Mahyeldi juga mengatakan, untuk mewujudkan Sumbar sebagai pusat halal dunia juga menyiapkan Padang Industrial Park (PIP) yang luas lahannya mencapai 140 hektare, untuk dijadikan kawasan industri halal, untuk memperkuat ekosistem industri halal di Sumbar
Koordinator Riset Halal Internasional Institute for Halal Research and Training (INHART) International Islamic University Malaysia (IIUM), Prof DR Irwandi Jaswir menilai Pemprov Sumbar sudah memiliki niat dan tekad yang besar untuk industri halal.
"Kita perlu bersama-sama membangun langkah-langkah ke depan untuk dirumuskan oleh stakeholder yang ada terutama kepada dinas terkait, karena halal ini tidak bisa jalan sendiri," katanya.
Ia mengatakan pada hakikatnya produk halal tidak hanya diminati oleh kalangan muslim semata. Ke depan produk halal yang sudah direncanakan harus jalan, tidak bisa sporadis tanpa perencanaan yang matang.
"Salah satunya daging halal, banyak di ekspor ke negara-negara non muslim, karena mereka menganggap daging halal itu lebih sehat," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: Sumbar berpotensi jadi pusat industri halal Indonesia
"Jumlah penduduk Sumbar mencapai 5,4 juta jiwa, mayoritas muslim. Sumbar juga memiliki Undang Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumbar yang menyatakan falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sebagai bagian dari nilai masyarakat Sumbar," katanya di Padang, Selasa, dalam Seminar Internasional Global Halal Industry Opportunity and Challenges.
Apalagi, katanya, dalam beberapa kali kesempatan, Wakil Presiden (Wapres) juga menyatakan dukungan kepada Sumbar untuk jadi pusat industri halal Indonesia.
Mahyeldi mengatakan untuk mewujudkan pusat industri halal di Indonesia itu Sumbar akan melakukan penataan dari hulu ke hilir.
"Kita juga memiliki Pelabuhan Teluk Bayur untuk dijadikan sebagai pelabuhan halal di Indonesia. Sehingga seluruh barang dan produk yang masuk keluar di Sumbar terjamin halalnya," katanya.
Dukungan sebagai pusat industri halal juga didukung dengan keberhasilan daerah ini meraih prestasi sebagai The World Halal Tourism Award 2016. Ada dua kategori yang diraih, yakni World Best Halal Destination dan World Best Halal Culinary Destination.
Termasuk juga dengan ditetapkannya Masjid Raya Sumbar sebagai salah satu masjid dengan arsitektur terbaik di dunia.
Selain itu, berdasarkan Keputusan Gubernur Sumbar tanggal 7 April Tahun 2022, Provinsi Sumbar mendukung penuh upaya Indonesia menjadi pusat industri halal dunia dengan membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).
Pemprov Sumbar bersama KDEKS gencar melakukan sosialisasi dan fasilitasi kepemilikan sertifikat halal bagi UMKM Sumbar. Sudah 1.423 sertifikat halal diterbitkan sejak 2022.
Pemprov Sumbar juga tengah mendorong konversi Bank Nagari menjadi bank syariah. Pengembangan kawasan Nagari Elok Sejahtera Syariah, mendorong koperasi untuk menjadi koperasi syariah, mendorong koperasi untuk menjadi koperasi syariah. Kemudian, menciptakan enterpreneur syariah, mendorong pengelolaan wakaf oleh nazir daerah.
Untuk memperluas pemasaran produk dari Sumbar, Pemprov Sumbar juga bekerja sama dengan Minang Diaspora.
“Sementara tantangan Halal di Sumbar saat ini, rumah potong unggas dan hewan yang bersertifikasi halal terbatas jumlahnya. Juga masih banyak konsumen dan pelaku usaha yang belum memahami pentingnya halal,” katanya.
Mahyeldi juga mengatakan, untuk mewujudkan Sumbar sebagai pusat halal dunia juga menyiapkan Padang Industrial Park (PIP) yang luas lahannya mencapai 140 hektare, untuk dijadikan kawasan industri halal, untuk memperkuat ekosistem industri halal di Sumbar
Koordinator Riset Halal Internasional Institute for Halal Research and Training (INHART) International Islamic University Malaysia (IIUM), Prof DR Irwandi Jaswir menilai Pemprov Sumbar sudah memiliki niat dan tekad yang besar untuk industri halal.
"Kita perlu bersama-sama membangun langkah-langkah ke depan untuk dirumuskan oleh stakeholder yang ada terutama kepada dinas terkait, karena halal ini tidak bisa jalan sendiri," katanya.
Ia mengatakan pada hakikatnya produk halal tidak hanya diminati oleh kalangan muslim semata. Ke depan produk halal yang sudah direncanakan harus jalan, tidak bisa sporadis tanpa perencanaan yang matang.
"Salah satunya daging halal, banyak di ekspor ke negara-negara non muslim, karena mereka menganggap daging halal itu lebih sehat," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: Sumbar berpotensi jadi pusat industri halal Indonesia