Solok (ANTARA) - Jumlah pengunjung objek wisata Alahan Panjang Resort atau Vila Danau Diatas, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat mulai sepi usai libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.
Salah seorang pedagang di Objek Wisata Alahan Panjang Resort Yanti (40) di Alahan Panjang, Sabtu mengatakan objek wisata itu mulai sepi dikunjungi sejak dua Minggu setelah Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.
"Kalau pun ada, palingan hanya masyarakat sekitar yang datang berkunjung saat sore atau saat hari libur," ujar dia.
Yanti mengaku saat libur lebaran kemarin penjualan di kedainya hampir mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari.
"Jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, alhamdulillah tahun ini sangat ramai pembeli. Kalau tahun lalu memang tidak dibuka objek wisata," kata dia.
Tahun lalu pemerintah memang meminta seluruh objek wisata ditutup selama libur lebaran dikhawatirkan penyebaran virus COVID-19.
Lebih lanjut, Yanti menyebutkan usai libur lebaran ini jumlah pembeli kembali berkurang dan penjualan pun menipis, bahkan per hari hanya Rp100 ribu hingga 200 ribu atau bahkan tidak aja jual beli sama sekali.
Yanti mengaku sudah delapan tahun berjualan di objek wisata itu. Biasanya dagangan Yanti berupa mie rebus, mie goreng, kopi, dan nasi goreng.
"Kalau saat libur Lebaran kami juga jualan nasi bungkus. Sesuai permintaan pengunjung dan melihat kondisi pengunjung ramai atau tidaknya," ucap dia.
Selain itu, salah seorang pengunjung objek wisata Alahan Panjang Resort Hasan (29) yang merupakan warga setempat mengaku mengunjungi objek wisata itu sekadar menikmati waktu senja ke pinggir danau bersama istrinya.
Hasan mengaku sangat mengagumi keindahan alam yang disuguhkan objek wisata itu, apa lagi saat sore.
Menurutnya objek wisata Alahan Panjang Resort tidak kalah menariknya dengan objek wisata lain, bahkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar apabila dikelola dengan baik.
"Sayangnya objek wisata ini tampak kurang tertata dengan rapi, bahkan kalau dilihat banyak sampah bertebaran. Sehingga membuat pengunjung tidak nyaman," kata dia.
Salah seorang pedagang di Objek Wisata Alahan Panjang Resort Yanti (40) di Alahan Panjang, Sabtu mengatakan objek wisata itu mulai sepi dikunjungi sejak dua Minggu setelah Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.
"Kalau pun ada, palingan hanya masyarakat sekitar yang datang berkunjung saat sore atau saat hari libur," ujar dia.
Yanti mengaku saat libur lebaran kemarin penjualan di kedainya hampir mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari.
"Jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, alhamdulillah tahun ini sangat ramai pembeli. Kalau tahun lalu memang tidak dibuka objek wisata," kata dia.
Tahun lalu pemerintah memang meminta seluruh objek wisata ditutup selama libur lebaran dikhawatirkan penyebaran virus COVID-19.
Lebih lanjut, Yanti menyebutkan usai libur lebaran ini jumlah pembeli kembali berkurang dan penjualan pun menipis, bahkan per hari hanya Rp100 ribu hingga 200 ribu atau bahkan tidak aja jual beli sama sekali.
Yanti mengaku sudah delapan tahun berjualan di objek wisata itu. Biasanya dagangan Yanti berupa mie rebus, mie goreng, kopi, dan nasi goreng.
"Kalau saat libur Lebaran kami juga jualan nasi bungkus. Sesuai permintaan pengunjung dan melihat kondisi pengunjung ramai atau tidaknya," ucap dia.
Selain itu, salah seorang pengunjung objek wisata Alahan Panjang Resort Hasan (29) yang merupakan warga setempat mengaku mengunjungi objek wisata itu sekadar menikmati waktu senja ke pinggir danau bersama istrinya.
Hasan mengaku sangat mengagumi keindahan alam yang disuguhkan objek wisata itu, apa lagi saat sore.
Menurutnya objek wisata Alahan Panjang Resort tidak kalah menariknya dengan objek wisata lain, bahkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar apabila dikelola dengan baik.
"Sayangnya objek wisata ini tampak kurang tertata dengan rapi, bahkan kalau dilihat banyak sampah bertebaran. Sehingga membuat pengunjung tidak nyaman," kata dia.