Padang (ANTARA) - Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bank Sampah Unit Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang punya solusi bagi kaum perempuan untuk membayar token listrik rumahnya cukup dengan "sampah".

"Bayar token listrik dengan sampah dimaksud, dimana ibu-ibu atau warga di Pasie Nan Tigo menjual sampah rumah tangganya ke KUB Bank Sampah Unit Pasie Nan Tigo. Uang hasil penjualannya ditabung bisa untuk bayar token listrik rumahnya," kata Ketua KUB 
Unit Pasie Nan Tigo Maivita saat kunjungan tim PLN UID Sumbar dengan para jurnalis di Padang, Rabu.

Ia mengatakan, sudah mulai banyak kaum ibu-ibu yang membayar token listrik dengan cara menabung di Unit Bank Sampah Pasie Nan Tigo. 

"Kami terus mendorong dan menyosialisasikan supaya jumlah warga semakin banyak yang mau memilah dan mengumpulkan sampah rumah tangga supaya bisa dijadikan rupiah," sebutnya.
 
KUB Bank Sampah Unit Pasie Nan Tigo, merupakan salah satu binaan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar sejak 2022. Di antara dukungan perusahaan listrik itu, membantu becak motor listrik PLN Peduli.

Cara bayar token listrik dengan sampah itu, Maivita menuturkan, kaum ibu bawa sampah rumah tangganya ke unit Bank Sampah, lalu ditimbang dan telah diperoleh nominalnya, dijadikan tabungan di KUB bank sampah.

Ketika kaum ibu ingin mengambil tabungannya untuk bayar token listrik rumahnya dapat diminta ke pengurus kelompok, dan selanjutnya pembelian token melalui PLN Mobile pada android sekretaris atau anggota kelompok bank sampah.

"Apabila nominal dari hasil penjualan sampahnya dianggap belum cukup, warga bisa ditabung dulu di pengurus. Tapi kalau sudah cukup dan butuh bayar token saat itu dapat dilakukan,"ujarnya.

Melihat tingkat kesadaran warga, kata dia, khususnya kaum ibu sudah mulai menunjukkan peningkatan jumlahnya, mesti tidak mudah untuk mengajak menabung sampah mulai dari rumah tangga hingga bisa bernilai rupiah.

Salah satu penolakan di saat awal, beratnya bagi warga untuk mengumpulkan sampah. Apalagi, kalau baru satu hari, tentu bisa ditimbang karena sampahnya masih sedikit.

Namun demikian, tantangan itu tetap dihadapi oleh pengurus KUB dengan cara menjadi contoh bagaimana mengolah dan daur ulang sampah dalam bentuk kerajinan tangan dan lainnya.

Sejalan dengan itu, upaya dilakukan rutin sosialisasi kepada ke perkumpulan ibu-ibu di lingkungan Rukun Tetangga (RT) seperti arisan atau pengajian majelis taklim.

"Secara berlahan ada satu dua orang yang persepsinya berubah, lalu mau menabung sampah karena ternyata memang bisa jadi uang. Juga menerapkan pola bayar token listrik dengan sampah tersebut,"katanya.

Bank Sampah Pasie Nan Tigo yang beralamat di RT 02, RW 01 Pasie Sabalah Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, dibentuk sejak Januari 2020 sebagai upaya untuk tumbuh bersama masyarakat dalam mengendalikan limbah sampah di Kota Padang dengan mengelola menjadi produk-produk bernilai.

KUB Bank Sampah Unit Pasie Nan Tigo, selain sebagai binaan dari PLN UID Sumbar sejak 2022 melalui program bantuan Tanggung Jawab  Sosial dan Lingkungan (TJSL), juga mendapatkan pendampingan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Program Manager Gugah Nurani Indonesia (GNI) Rina Wati pada kesempatan yang sama menyampaikan program pendampingan telah dilakukan sejak 2009, guna memberi penguatan ekonomi masyarakat kawasan pesisir Pasie Nan Tigo.

Bentuk penguatan, kata dia, di antaranya adalah memberi pelatihan merajut sampah untuk bisa menjadi produk bernilai ekonomis, seperti membuat tas dan jenis ekonomi kreatif lainnya.

Lembaga nasional yang mendapatkan lembaga donor atau funding dari Korea itu, tanpa batas waktu dalam pendampingan dan kemitraan terhadap kelompok perempuan di kawasan itu.

"Kami sebagai support untuk penguatan kelompok perempuan agar terus ada peningkatan. Kami yakin perempuan bisa berdaya,"ujar Rina.

Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumbar Yenti Elfina menyebutkan bahwa membayar token listrik dengan sampah, satu-satu di Kota Padang, bahkan di Provinsi Sumatera Barat.

"Kami akan menjadikan percontohan KUB Bank Sampah Unit Pasie Nan Tigo, agar kelompok atau komunitas lain bisa melakukan hal serupa, karena bisa membantu meringankan beban konsumen,"ujarnya.

Bentuk dukungan dari PLN UID Sumbar, selain becak motor energi listrik, juga pemasaran produk ekraf yang diproduksi kelompok itu melalui marketplace dan Rumah Kreatif BUMN yang dibina PLN.

"Tahun ini sudah direncanakan program terintegrasi oleh PLN di kawasan Pasie Nan Tigo. Ada pembangunan rumah tahfizd, kelompok peduli lingkungan dan kelompok sadar wisata,"ujarnya.

Pewarta : Ant-Fandi
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2025