Lubukbasung, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengalokasikan dana sebesar Rp4 miliar untuk melanjutkan pembangunan saluran irigasi di bendungan Batang Bawan, Kecamatan Ampeknagari, agar air bendungan bisa dimanfaatkan untuk pertanian di daerah itu.
Wakil Bupati Agam Irwan Fikri di Lubukbasung, Rabu, mengatakan anggaran tersebut akan dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada 2024.
"Insya Allah pada 2023, saya akan mendorong Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk memploting dana dalam melanjutkan pembangunan saluran air, sehingga bendungan bisa dimanfaatkan," katanya.
Ia mengatakan, dana Rp4 miliar itu bakal digunakan untuk memperbaiki jaringan irigasi dalam mengairi lahan pertanian warga.
Dengan diperbaiki jaringan tersebut, maka irigasi di bendungan itu bisa berfungsi seperti biasa.
"Saat ini irigasi belum berfungsi, karena perbaikan pada 2022 hanya fokus untuk bendungan," katanya.
Ia menyebutkan, sebelumnya anggaran yang disediakan dan dikontrakkan penuh untuk pembangunan bendungan saja, karena ketika bendungan direncanakan dengan dana sekitar Rp13 miliar, ternyata ada pemotongan anggaran oleh BNPB Pusat dan dana hanya tersedia Rp9 miliar.
Dana Rp9 miliar juga terjadi pemotongan anggaran, sehingga yang tersisa untuk bendungan hanya Rp7,64 miliar yang sesuai kontrak kerja.
"Pembangunan pertama fokus untuk bendungan dan selanjutnya untuk pembangunan irigasi," ujarnya.
Salah seorang warga Bawan, Muhammad Alwis menambahkan bendungan itu rusak semenjak 2015.
Selama 2015 sampai Agustus 2022, air di irigasi tidak ada, sehingga lokasi lahan beralih fungsi dari padi menjadi lahan jagung.
"Dengan kondisi itu, kami berharap perbaikan bendungan itu, sehingga ratusan lahan sawah bisa mendapatkan air," katanya. (*)
Wakil Bupati Agam Irwan Fikri di Lubukbasung, Rabu, mengatakan anggaran tersebut akan dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada 2024.
"Insya Allah pada 2023, saya akan mendorong Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk memploting dana dalam melanjutkan pembangunan saluran air, sehingga bendungan bisa dimanfaatkan," katanya.
Ia mengatakan, dana Rp4 miliar itu bakal digunakan untuk memperbaiki jaringan irigasi dalam mengairi lahan pertanian warga.
Dengan diperbaiki jaringan tersebut, maka irigasi di bendungan itu bisa berfungsi seperti biasa.
"Saat ini irigasi belum berfungsi, karena perbaikan pada 2022 hanya fokus untuk bendungan," katanya.
Ia menyebutkan, sebelumnya anggaran yang disediakan dan dikontrakkan penuh untuk pembangunan bendungan saja, karena ketika bendungan direncanakan dengan dana sekitar Rp13 miliar, ternyata ada pemotongan anggaran oleh BNPB Pusat dan dana hanya tersedia Rp9 miliar.
Dana Rp9 miliar juga terjadi pemotongan anggaran, sehingga yang tersisa untuk bendungan hanya Rp7,64 miliar yang sesuai kontrak kerja.
"Pembangunan pertama fokus untuk bendungan dan selanjutnya untuk pembangunan irigasi," ujarnya.
Salah seorang warga Bawan, Muhammad Alwis menambahkan bendungan itu rusak semenjak 2015.
Selama 2015 sampai Agustus 2022, air di irigasi tidak ada, sehingga lokasi lahan beralih fungsi dari padi menjadi lahan jagung.
"Dengan kondisi itu, kami berharap perbaikan bendungan itu, sehingga ratusan lahan sawah bisa mendapatkan air," katanya. (*)