Padang (ANTARA) - Wali Kota Padang, Sumatera Barat Hendri Septa menggunduli rambutnya sebagai bentuk dukungan terhadap anak-anak yang berjuang menghadapi penyakit kanker saat memperingati Hari Kanker Anak Internasional.

"Aksi spontan ini saya lakukan untuk memberikan rasa nyaman kepada anak penderita kanker dan meyakinkan mereka tidak sendiri di dunia ini," kata dia usai menggunduli rambut di Gedung Youth Center Padang, Minggu.

Ia mengatakan aksi ini spontan dilakukan dan dirinya siap bersama pimpinan komunitas untuk memikirkan lebih jauh lagi kira-kira apa yang dapat membuat anak penderita penyakit ini bangkit dan hidupnya kembali bersemangat.

Pemkot Padang sendiri menjalin kerja sama dengan Komunitas Peduli Kanker Anak untuk membangkitkan semangat hidup anak penderita kanker.

"Kita berupaya memberikan dukungan moril untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak," kata dia.

Aksi menggunduli rambut ini juga dilakukan sejumlah orang tua dan anak penderita kanker di Kota Padang yang digelar di Gedung Youth Center, pada Minggu, (19/02) sebagai bentuk dukungan terhadap anak-anak yang sedang berjuang melawan penyakit kanker,

Sementara Ketua Yayasan Komunitas Cahaya, Dedi Kurnia Putra mengatakan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap 392 anak penderita kanker sejak 2018.

Saat ini jumlah anak yang masih berjuang melawan kanker yang mereka derita  mencapai 192 anak, anak yang didampingi ini tidak hanya berasal dari Sumbar namun juga provinsi tetangga yakni Riau, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Utara.

Ia mengatakan setiap tahun pihaknya merayakan Hari Kanker Anak Internasional dan agendanya adalah bagaimana orang tua mendapatkan ilmu dan berbagi dengan para dokter, dan yang lebih utama mereka bersilaturahmi dengan sesama mereka.

"Hal ini membuat mereka bahagia karena bagi kami bahagia anak-anak kanker adalah bahagia kami, gembira anak-anak kanker adalah kebahagiaan kami di yayasan komunitas cahaya ini," kata dia.

Komunitas Cahaya memiliki beberapa program pendampingan anak-anak kanker seperti rumah singgah untuk anak dan orang tua yang menjalani pengobatan, ambulan gratis untuk yang meninggal dunia diantarkan ke kampung halaman.

"Selain itu ada biaya hidup  gratis bagi orang tua tidak mampu agar anak penderita kanker menjalani kemoterapi tepat waktu," kata dia.

 


Pewarta : Mario Sofia Nasution
Editor : Miko Elfisha
Copyright © ANTARA 2024