Padang (ANTARA) - Tahun 2022 akan segera berganti, banyak kejadian fenomena iklim di tahun ini, bagaimana prakiraan iklim untuk tahun depan banyak menjadi harapan bagi seluruh masyarakat. Petani misalnya ingin melihat bagaimana gambaran prospek iklim di tahun 2023 dalam memulai produksi pangan. Tinjauan outlook iklim global telah disiarkan dari berbagai institusi yang berwenang. BMKG juga sudah menyiapkannya.
Jika dibandingkan pola curah hujan rata-rata bulanan 2021 di Sumatera Barat puncak hujan terjadi dua kali sesuai dengan tipe equatorial, di bulan Maret dan Desember sedangkan di tahun 2022 puncak hujan terjadi di bulan Juni dan November.
Terjadi anomali puncak hujan pertama yang biasanya Maret, April di 2022 puncaknya bergeser di bulan Juni. Untuk kejadian hujan ekstrem atau hujan diatas 100 milimeter dalam satu hari atau kategori hujan sangat lebat disertai bencana hidro meteorologis cukup banyak terjadi di tahun 2021 dibanding tahun 2022.
Dalam catatan 10 Tahun terakhir stasiun Klimatologi BMKG Sumatera barat curah hujan ekstrem terbanyak terjadi pada tahun 2020 dengan 300 kali kejadian, pada tahun 2022 hingga tulisan ini tercatat hujan ekstrem baru 57 kali kejadian.
Trend kejadian ekstrim meningkat 60 persen dalam sepuluh tahun terakhir menurun di tahun 2022. Kejadian bencana hidrometeorologis tahunan yang dikumpulkan dari media online terjadi sedikit penurunan sekitar tujuh kali di tahun 2022. Biasanya setiap bulan terjadi hujan sangat lebat tetapi di tahun 2022 terdapat 3 bulan dengan kejadian ekstrem nol (0) yaitu April, Mei dan Juli.
Ikuti Survei Kesadaran Merek ANTARA: Klik Disini
Perbedaan total curah hujan tahunan diistilahkan variabiltas terus terjadi. Pada 2021 total rata-rata hujan tahunan 3.128 milimeter di seluruh Sumatera Barat. Dengan lokasi PT Semen Padang di Indarung daerah terbasah 5.621 milimeter/tahun dan Singkarak daerah terendah 1400 milimeter/tahun.
Pada tahun 2022 total rata-rata hujan tahunan 2.978 milimeter di seluruh Sumatera Barat. Daerah terbasah di Sasak Pasaman barat 5.684 milimeter/tahun dan Singkarak tetap daerah terendah 1056 milimeter/tahun.
Sekitar 150 milimeter curah hujan rata-rata tahunan berkurang di tahun 2022. Berkurangnya curah hujan ekstrem tentu kejadian bencana akan berkurang. Tetapi untuk total curah hujan tahunan berkurang banyak akibat yang mungkin ditimbulkannya. Untuk pengairan dan kebutuhan air tanaman pangan khususnya padi tanaman sawah tadah hujan akan sulit untuk membudidayakannya. Daerah kategori rendah/kurang hujan seperti Simawang, Sumani dan X Koto Diatas sekeliling Danau Singkarak perlu penyesuaian waktu dan komoditas musim tanam. Tanaman palawija atau sayuran yang memungkinkan untuk diusahakan.
Outlook iklim 2023
Terdapat tiga tinjauan kondisi suhu muka laut global, angin regional dan lokal yang akan mempengaruhi iklim dan curah hujan di Sumatera Barat.
Tahun 2022 diprakirakan akan terjadi kondisi lanina moderat hingga lemah di semester pertama. Pengaruh langsung lanina cukup bervariasi untuk Sumatera Barat dan dampak juga belum signifikan. Nilai Indian Ocean Dipole mode (IOD) cendrung normal di perairan samudera Hindia ini cukup berpengaruh pada curah hujan di Sumatera Barat. Kondisi IOD normal diprediksi sampai bulan juni 2023.
Pola gangguan tekanan rendah untuk angin atau muncul pola siklonik serta gangguan 10 harian (intraseasonal) ini yang perlu diwaspadai nantinya. Angin baratan masih dalam kondisi aktiv, suhu muka laut kondisi hangat yang cukup mendorong pembentukan awan-awan hujan dan bersifat netral.
Setiap bulannya Stasiun Klimatologi Sumatera Barat menyebarkan informasi iklim untuk masyarakat yang dapat diakses dengan elektronik buletin. diprakirakan iklim khususnya curah hujan di sumatera barat dalam tiga bulan kedepan yaitu pada kondisi menengah hingga tinggi dengan sifat bawah normal hingga atas normal.
Pada bulan Januari 2023 di Sumatera barat diprakirakan hujan kategori menengah hingga tinggi , Curah Hujan tinggi diprediksi di Kota Padang. Bulan Februari diprakirakan masih kategroi menengah hingga tinggi dengan sedikit penurunan.
Bulan Maret 2023 diprakirakan curah hujan kembali meningkat dengan kategori menengah hingga tinggi. Curah hujan tinggi diprediksi di sekitar di pesisir barat Sumatera Barat seperti Kabupaten Pasaman Barat, Agam, Pariaman, Padang Pariaman, kota Padang, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai.
Penulis merupakan JFT-PMG Madya Stasiun Klimatologi Padang Pariaman dan Pengurus Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia Sumbar
Jika dibandingkan pola curah hujan rata-rata bulanan 2021 di Sumatera Barat puncak hujan terjadi dua kali sesuai dengan tipe equatorial, di bulan Maret dan Desember sedangkan di tahun 2022 puncak hujan terjadi di bulan Juni dan November.
Terjadi anomali puncak hujan pertama yang biasanya Maret, April di 2022 puncaknya bergeser di bulan Juni. Untuk kejadian hujan ekstrem atau hujan diatas 100 milimeter dalam satu hari atau kategori hujan sangat lebat disertai bencana hidro meteorologis cukup banyak terjadi di tahun 2021 dibanding tahun 2022.
Dalam catatan 10 Tahun terakhir stasiun Klimatologi BMKG Sumatera barat curah hujan ekstrem terbanyak terjadi pada tahun 2020 dengan 300 kali kejadian, pada tahun 2022 hingga tulisan ini tercatat hujan ekstrem baru 57 kali kejadian.
Trend kejadian ekstrim meningkat 60 persen dalam sepuluh tahun terakhir menurun di tahun 2022. Kejadian bencana hidrometeorologis tahunan yang dikumpulkan dari media online terjadi sedikit penurunan sekitar tujuh kali di tahun 2022. Biasanya setiap bulan terjadi hujan sangat lebat tetapi di tahun 2022 terdapat 3 bulan dengan kejadian ekstrem nol (0) yaitu April, Mei dan Juli.
Ikuti Survei Kesadaran Merek ANTARA: Klik Disini
Perbedaan total curah hujan tahunan diistilahkan variabiltas terus terjadi. Pada 2021 total rata-rata hujan tahunan 3.128 milimeter di seluruh Sumatera Barat. Dengan lokasi PT Semen Padang di Indarung daerah terbasah 5.621 milimeter/tahun dan Singkarak daerah terendah 1400 milimeter/tahun.
Pada tahun 2022 total rata-rata hujan tahunan 2.978 milimeter di seluruh Sumatera Barat. Daerah terbasah di Sasak Pasaman barat 5.684 milimeter/tahun dan Singkarak tetap daerah terendah 1056 milimeter/tahun.
Sekitar 150 milimeter curah hujan rata-rata tahunan berkurang di tahun 2022. Berkurangnya curah hujan ekstrem tentu kejadian bencana akan berkurang. Tetapi untuk total curah hujan tahunan berkurang banyak akibat yang mungkin ditimbulkannya. Untuk pengairan dan kebutuhan air tanaman pangan khususnya padi tanaman sawah tadah hujan akan sulit untuk membudidayakannya. Daerah kategori rendah/kurang hujan seperti Simawang, Sumani dan X Koto Diatas sekeliling Danau Singkarak perlu penyesuaian waktu dan komoditas musim tanam. Tanaman palawija atau sayuran yang memungkinkan untuk diusahakan.
Outlook iklim 2023
Terdapat tiga tinjauan kondisi suhu muka laut global, angin regional dan lokal yang akan mempengaruhi iklim dan curah hujan di Sumatera Barat.
Tahun 2022 diprakirakan akan terjadi kondisi lanina moderat hingga lemah di semester pertama. Pengaruh langsung lanina cukup bervariasi untuk Sumatera Barat dan dampak juga belum signifikan. Nilai Indian Ocean Dipole mode (IOD) cendrung normal di perairan samudera Hindia ini cukup berpengaruh pada curah hujan di Sumatera Barat. Kondisi IOD normal diprediksi sampai bulan juni 2023.
Pola gangguan tekanan rendah untuk angin atau muncul pola siklonik serta gangguan 10 harian (intraseasonal) ini yang perlu diwaspadai nantinya. Angin baratan masih dalam kondisi aktiv, suhu muka laut kondisi hangat yang cukup mendorong pembentukan awan-awan hujan dan bersifat netral.
Setiap bulannya Stasiun Klimatologi Sumatera Barat menyebarkan informasi iklim untuk masyarakat yang dapat diakses dengan elektronik buletin. diprakirakan iklim khususnya curah hujan di sumatera barat dalam tiga bulan kedepan yaitu pada kondisi menengah hingga tinggi dengan sifat bawah normal hingga atas normal.
Pada bulan Januari 2023 di Sumatera barat diprakirakan hujan kategori menengah hingga tinggi , Curah Hujan tinggi diprediksi di Kota Padang. Bulan Februari diprakirakan masih kategroi menengah hingga tinggi dengan sedikit penurunan.
Bulan Maret 2023 diprakirakan curah hujan kembali meningkat dengan kategori menengah hingga tinggi. Curah hujan tinggi diprediksi di sekitar di pesisir barat Sumatera Barat seperti Kabupaten Pasaman Barat, Agam, Pariaman, Padang Pariaman, kota Padang, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai.
Penulis merupakan JFT-PMG Madya Stasiun Klimatologi Padang Pariaman dan Pengurus Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia Sumbar