Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar mengungkapkan pembangunan sektor pertanian tidak lepas dari penerapan teknologi dan peningkatan sumber daya manusia petani. 

Keduanya harus sejalan guna terwujudnya pengelolaan pertanian lokal yang modern dan berdaya saing global dalam rangka menuju kemandirian ekonomi daerah serta peningkatan taraf kesejahteraan keluarga petani. 

"Ini mutlak dilakukan, mengingat pertanian merupakan tumpuan ekonomi daerah," ujar bupati saat berkunjung ke BPTP-BSIP Jawa Timur. 

Kunjungan rangka implementasi teknologi inovasi di bidang pertanian yang maju, mandiri dan modern dan berdaya saing diperlukan sumber daya manusia petani yang mumpuni sebagai cerminan pertanian modern dan berwawasan lingkungan.

Sebab sektor pertanian merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah, dengan rata-rata kontribusi terhadap PDRB 37-40 persen tiap tahunnya, jauh di atas sektor perdagangan yang hanya 12 persen. 

Lapangan usaha pertanian terkonfirmasi sebagai penyerap tenaga kerja paling banyak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 38,22 persen dari total angkatan kerja ada di pertanian. 

Bupati melanjutkan hingga kini pengelolaan sektor pertanian di Pesisir Selatan masih secara tradisional. Pemanfaatan teknologi, baik saat penanaman hingga pasca panen masih sangat rendah. 

Kondisi itu berdampak pada daya saing sektor pertanian itu sendiri dan kurang optimalnya upaya peningkatan taraf hidup petani, sehingga mayoritas masyarakat miskin berasal dari keluarga petani. 

"Jadi, penerapan teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia petani itu mutlak dilakukan,' tutur bupati. 

Petani tidak lagi sekedar sebagai subjek secara sektoral, namun harus sekaligus menjadi objek pembangunan pertanian, seiring arus utama pembangunan yang fokus pada kualitas sumber daya manusia. 

Dengan daya saing yang kuat produksi pertanian yang dihasilkan petani lokal pun akan semakin kompetitif, sehingga mampu bersaing di pasar atau setidaknya menjadi tuan di rumahnya sendiri. 

Bahkan pemerintah kabupaten dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 menjadikan industri pengolahan komoditi unggulan sebagai basis menuju kemandirian daerah. 

Menurut bupati pihaknya telah membuat pemetaan sesuai potensi masing-masing kecamatan, sehingga melahirkan satu desa satu produk unggulan dengan sentuhan industrialisasi. 

"Industri pengolahan gambir misalnya di Kecamatan Sutera atau industri olahan kelapa sawit di Kecamatan Silaut," terang bupati. 

Karena itu bupati menegaskan bakal melakukan penerapan teknologi pasca panen menjadi prioritas dalam jangka pendek, setidaknya pengolahan komoditi kelapa sawit hasil perkebunan swadaya. 

Dalam kunjungan kerjanya itu bupati turut didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Titi Rusma Yul Anwar, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Madrianto beserta jajarannya. 

Pada kesempatan itu Kepala BPTP Jawa Timur Atekan menyampaikan tentang tugas pokok dan fungsi lembaganya dalam rangka menunjang daya saing sektor pertanian dan peternakan di wilayah kerjanya. 

Ia menyampaikan pentingnya penerapan teknologi pertanian, khususnya pasca panen, sehingga tingkat kesia-siaan menjadi relatif lebih kecil. Artinya tidak banyak yang terbuang. 

Saat ini BPTP Jawa Timur telah memiliki laboratorium kultur jaringan, agronomi, hama penyakit, pascapanen, tanah, benih dan UPBS, bahkan instalasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB).

"Awalnya di sini dulu hanya sebatas Balai Penelitian dan Pengembangan, tapi kini bertransformasi menjadi Balai Standarisasi Instrumen Pertanian," terangnya.

Pewarta : Teddy Setiawan
Editor : Maswandi
Copyright © ANTARA 2024