Solok (ANTARA) - Bupati Solok yang diwakilkan Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Solok medison membuka secara resmi kegiatan rembuk stunting dengan tema cegah stunting melalui pemanfaatan pangan lokal untuk meningkatkan ketahanan keluarga di gedung Solok Nna Indah.   

Sekda Kabupaten Solok Medison di Arosuka, Rabu memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara Rembuk Stunting Kabupaten Solok.

"Semoga melalui acara ini lahir komitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama-sama, serta program yang telah di rancang dapat di realisasikan dengan baik," ujarnya.

Persoalan stunting termasuk dalam agenda pembangunan nasional, dan kabupaten solok menjadi salah satu lokasi prioritas penanggulangan stunting sejak tahun 2019. 

Lanjutnya, stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan balita Secara fisik, tetapi juga menghambat perkembangan otak sehingga mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kesehatan dalam jangka panjang. Kondisi ini mengancam Window Opportunity dari bonus Demografi dan pencapaian target Indonesia Emas 2045

Medison menyampaikan, bahwa menurut WHO, batasan Prevalensi stunting suatu wilayah sebesar 20%. Sementara pemerintah telah menetapkan di dalam RPJMN target penurunan stunting di tahun 2024 sebesar 14%. 

Hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) di tahun 2021, prevalensi stunting nasional 24,4% dan prevalensi stunting Sumatera Barat 23,3%. Sementara dari hasil SSGI 2021, prevalensi stunting Kabupaten Solok menjadi yang tertinggi di Sumatera Barat yaitu 40,1%.

Ia mengatakan, meskipun pada kenyataan berdasarkan data by name by address pada aplikasi e-PPGBM angka stunting Kabupaten Solok sebesar 16,2% yang di peroleh dari hasil penimbangan masal pada bulan Agustus 2021.

Meskipun terdapat perbedaan data yang cukup signifikan antara data survei dan data real prevalensi stunting di kabupaten Solok. Hal ini tidak bisa d jadikan hambatan dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Solok.

Untuk mencapai angka 14% di tahun 2024, intervensi di lakukan secara sinergis dan bersama - sama oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, nagari dengan masyarakat dan pihak swasta.

Medison berharap, semua pihak ikut andil dalam penurunan angka stunting, bekerjasama untuk membangun SDM yang berkualitas di masa yg akan datang.

Zulhendri dalam pembacaan laporan sangat bersyukur karena acara rembuk stunting dapat di laksanakan setelah sekian lama di rencanakan. 

Ia berharap kegiatan dan koordinasi di lapangan dapat semaksimal mungkin dapat dukungan untuk mencapai target penurunan stunting. 

“Bahwa interfensi spesifik pada penderita stunting dan cacing telah di laksanakan, Dinas Kesehatan meminta dukungan semua pihak terkait OPD yg telibat seperti dinas pertanian terkait pangan. Dimana pangan dari hasil tani lokal, di harapkan dapat membantu permasalahan gizi anak," katanya. 

Menurutnya lagi penderita stunting, kalau tidak punya jaminan kesehatan, akan dibantu pemerintah daerah bekerjasama dengan RS Arosuka dalam pembiayaan, dan BAZNAS juga akan ikut bekerjasama dalam hal pembiayaan kesehatan. Zulhendri juga meminta bantuan dinas pendidikan, tntang pola ajar anak terutama PAUD dan TK. 

Lanjutnya, ia Meminta bantuan jorong dan wali nagari untuk mensurvey smpai ke pelosok-pelosok, agar nanti tidak ada yang terlewatkan untuk pendataan stunting. Berharap, organisasi profesi kesehatan ikut membantu dalam hal sumbang fikiran serta ikut bersama-sama mencari jalan keluar untuk permasalahan stunting yang tinggi di Kabupaten Solok.

Pewarta : Laila Syafarud
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024